BAB 16 :
SEJARAH
AWAL KRISTEN: SELAYANG PANDANG
The
History of The Qur'anic Text hal 265 - 304
Penganut Trinitas meyakini bahwa seorang
perawan menjadi ibu seorang anak yang merupakan penciptanya.1
Membuktikan eksistensi seorang Yesus
historis (historical Jesus) hampir tidak mungkin; ada beberapa
teolog Kristen sekarang yang percaya kepada seorang Yesus berdasarkan
iman kepada seorang tokoh yang hidup secara aktual dalam sejarah.2
Jadi, saya akan mulai pasal ini dengan pertanyaan, apakah Yesus pernah
ada? Dan jika ya, bukti apakah yang kita miliki dari sumber-sumber
non-Kristen (kriteria "revisionis" yang sama dibuat oleh
sarjana-sarjana Yudeo-Kristen melawan Islam)? Apa kata sebagian orang
Kristen mengenai Yesus? Hal ini akan banyak memberikan penerangan
tentang betapa sedikitnya yang diketahui tentangnya dan tentang
ketidak jelasan yang menyelimuti kalangan-kalangan Kristen awal. Juga,
apakah risalah dia yang sebenarnya? Apakah risalah ini telah hilang
pada tahap-tahap awalnya dan tak bisa dikembalikan lagi ataukah masih
terpelihara utuh di dalam sebuah buku yang terinspirasikan? Ini adalah
sebagian dari pertanyaan-pertanyaan dan topik-topik yang ingin saya
garap dalam pasal ini.
1. Apakah Yesus Pemah
Ada?
Isu mendasar pertama yang mesti
dimunculkan adalah apakah Yesus benar-benar merupakan sebuah figur
hidup yang nyata. Orang-orang Islam tanpa ragu-ragu beriman kepada
eksistensi Yesus, kelahirannya dari Perawan Suci Maryam dan perannya
sebagai salah seorang dari nabi-nabi mulia yang diutus kepada
orang-orang Yahudi. Beberapa sarjana Kristen justru lebih banyak ragu
tentang historisitas Yesus.
Selama tiga puluh tahun yang lalu para
teolog semakin kuat mengakui bahwa tidak mungkin lagi menulis sebuah
biografi Yesus, sebab dokumen-dokumen yang lebih awal dari kitab-kitab
Injil hampir tidak menerangkan sama sekali tentang kehidupannya,
sementara itu kitab-kitab Injil hanya menyuguhkan 'Kerygma' atau
proklamasi keimanan, dan tidak sejarah Yesus.3
i. Referensi-Referensi tentang Yesus dalam
Buku-Buku Non-Kristen dari Abad Pertama
Tulisan-tulisan sejarawan Yahudi Josephus
(+/- 100 M.), yang meliputi masa sampai dengan tahun 70 M., memang
benar-benar memuat dua bagian mengenai Yesus Kristus. Bagian yang
lebih panjang dari keduanya sangat jelas merupakan interpolasi atau
penambahan Kristen, karena merupakan "sebuah deskripsi yang
menyala-nyala yang tak mungkin ditulis oleh seorang Yahudi ortodoks."4
Sedangkan bagian yang kedua telah diteliti oleh Schuror, Zahn, von
Dobschutz, Juster, dan beberapa sarjana yang lain, dan mereka
menganggap kata-kata "saudara laki-laki Yesus, yang disebut Kristus"
sebagai sebuah interpolasi lebih lanjut.5
Satu-satunya referensi pagan yang masih disebut secara umum adalah
statemen Tacitus,
bahwa orang-orang Kristen `mengambil nama
dan asal mereka dari Kristus (Christ), yang, pada masa pemerintahan
Tiberius, telah meninggal dunia karena hukuman yang dijatuhkan oleh
prokurator Pontius Pilate.' Tacitus menulis ini sekitar tahun 120 M.,
dan sejak itu orang-orang Kristen sendiri menjadi percaya bahwa Yesus
telah mati dengan cara seperti ini. Saya berusaha menunjukkan... bahwa
di sana terdapat alasan-alasan yang bagus untuk menduga bahwa Tacitus
hanyalah mengulang apa yang waktu itu merupakan pandangan Kristen, dan
bahwa dia oleh karena itu bukanlah seorang saksi yang netral.6
ii. Kristus Historis di Lingkungan Kristen
Jadi, kita saksikan bahwa membuktikan
Yesus sebagai seorang figur historis menggunakan sumber-sumber utama
adalah mustahil. Berasumsi bahwa dia benar-benar telah berjalan di
bumi, dan merupakan sebuah figur sentral dalam Ketuhanan, maka agaknya
natural belaka bahwa komunitas Kristen harus memelihara segala
informasi berkenaan dengannya. Seperti layaknya srornng tigur sport
masa kini atau bintang film internasional, segala tetek-bengek Yang
berhubungan dengannya mesti dikoleksi, dipelihara, dicermati, dan
disimpan Akan tetapi, realitasnya sangat berlawanan.
Kehidupan Yesus: Sumber-Sumber Sekunder
Pengaruh Yesus Kristus pada peradaban
Barat tidak dapat dikalkulasi, dan dengan begitu mengumpulkan
material-material tentang kehidupannya dan ajaran-ajarannya bukanlah
permasalahan yang esensial sekali bagi sarjana modern. Akan tetapi
pekerjaan ini diliputi dengan banyak kesulitan. Material sumbernya
hanya terbatas pada Perjanjian Baru (PB), dan lebih spesifik lagi pada
empat Injil. Karena utamanya ditulis untuk mengonversi orang-orang
kafir (menjadi Kristen) dan memperteguh orang beriman, Injil-injil ini
gagal memberikan banyak hal tentang informasi historis yang krusial
yang dibutuhkan para penulis biografi. Dengan demikian, karya-karya
itu terbuka untuk berbagai interpretasi, dan para interpreter (penafsir)
sering melakukan kesalahan melihat teks melalui filter keyakinan
masing-masing mengenai Yesus, menemukan di dalam teks persis seperti
apa yang semula ingin mereka temukan.7
Sumber-sumber kanonikal ini, empat Injil
dan kitab-kitab PB yang lain, sangat tidak lengkap dan tidak
memungkinkan kompilasi objektif tentang sebuah biografi yang utuh.
Pada kenyataannya, kehidupan Yesus hanya dianggap relevan sepanjang
mendukung dogma Kristen; dengan hanya segenggam dari beberapa bagian
Injil yang ditekankan dalam konggregasi (sebagaimana yang diamati
Maurice Bucaille),8
tertarik tentang historis Yesus paling sekadar tambahan.
Herman Reimarus, Profesor Bahasa-bahasa
Timur di Hamburg pada masa 1700-an, merupakan orang pertama yang
berusaha merekonstruksi kehidupan historis Yesus.9
Sebelum Reimarus, "Satu-satunya biografi Yesus... yang penting bagi
kita disusun oleh seorang Yesuit dalam bahasa Persi."10
Biografi ini ditulis pada paruh kedua tahun 1500 dan didesain secara
spesifik untuk kebutuhan Akbar, Emperor Moghul. Biografi ini adalah,
sebuah pemalsuan cerdik mengenai kehidupan
Yesus di mana penghapusan-penghapusan dan penambahan-penambahan yang
diambil dari Apocrypha, diilhami oleh tujuan satu-satunya, yaitu
menyuguhkan kebesaran Yesus kepada seorang penguasa yang open-minded,
yang mana tidak boleh ada sesuatu apa pun yang melukai perasaannya.
11
Kondisi karya yang meragukan ini tidak
menghalanginya untuk diterjemahkan ke dalam bahasa Latin satu abad
berikutnya oleh seorang teolog Gereja Pembaruan yang ingin
mendiskreditkan Katolik.12
Oleh karena itu, usaha pertama pada biografi, ditulis enam belas abad
penuh setelah kehidupan aktual Yesus yang menapaki lorong-lorong
berliku-liku Yerusalem, adalah tidak lebih dari sebuah teks misionaris
yang secara historis invalid yang telah menjadi bidak lain dalam
perang doktrinal antara Katolik dan Protestan. Bahkan sarjana-sarjana
berikutnya telah gagal menyusun sebuah biografi yang viable. Tampaknya
setelah hilangnya lnjil yang asli,13
dalam masa dua ribu tahun ini tidak ada satu pun usaha yang berhasil
mengompilasi sebuah gambaran ringkas historis tentang Yesus. Robert
Funk menjelaskan masalah ini sebagai berikut:
Sejauh yang bisa saya temukan, tak seorang
pun yang pernah menyusun [sebuah] daftar tentang semua kata-kata yang
dihubungkan atau dinisbatkan kepada Yesus dalam masa tiga ratus tahun
pertama menyusul kematiannya.... Di antara buku-buku ilmiah yang
ditulis tentang Yesus pada sekitar abad yang lalu... saya tidak dapat
menemukan satu pun daftar yang kritis tentang ucapan-ucapan dan
perbuatan-perbuatan (Yesus)... Tidak ada satu pun [diantara kolega
saya] yang menyusun sebuah daftar kasar (mengenai Yesus)... [padahal]
kebanyakan dari mereka memberi kuliah atau menulis tentang Yesus
hampir setiap harinya.14
Setelah dua puluh abad material historis
itu masih senantiasa sangat kurang yang untuk membuat sketsa sebuah
kerangka dasar saja menjadi problematika, kecuali jika seseorang
memilih mengabaikan historisitas dan sebagai gantinya hanya bersandar
pada "Yesus keimanan" (Jesus of taith) seperti yang tergambar dalam
PB.15
iii. Kristus dan bahasa-Ibunya
Kekurangan informasi ini begitu meluas
sampai-sampai kita tidak tahu hanyak tentang sifat-sifat Yesus yang
paling fundamental. .jika daftar lengkap mengenai ucapan-ucapannya
saja tidak pernah diketahui para pengikutnya, apakah para sarjana
bersepakai tentang bahasa tertentu yang mungkin dahulu digunakan Yesus
dalam ucapan-ucapannya? Kitab-kitab Injil, begitu juga penulis-penulis
Kristen dahulu maupun kini, telah gagal memberi jawaban yang pasti. Di
antara dugaan-dugaan para sarjana awal dalam hal ini, kita mempunyai:
dialek Galil bangsa Kaldan (J.J. Scalinger); Suriah (Claude Saumaise);
dialek Onkelos dan Jonathan (Brian Walton); Yunani Kuno (Vossius);
Ibrani (Delitzsch dan Resch); Aram (Meyer); dan bahkan Latin. (Inchofer,
sebab "Tuhan tidak boleh menggunakan bahasa lain apa pun di bumi,
karena ini adalah bahasa orang-orang suci di langit").16
iv. Kristus: Sifat-sifat Moral Tuhan?
Kristus dikatakan sebagai salah saw dari
tiga unsur Ketuhanan (Godhead). Siapa pun yang masuk ke sebuah gereja,
gereja mana pun yang diakui secara tradisional, bagaimana pun juga
akan segera melihat absennya dua per tiga dari Ketuhanan ini secara
telanjang, dengan hanya figur satu-satunya yang terpampang, Yesus.
Bapak dan Roh Tuhan telah dilupakan hampir sepenuhnya, dan sebagai
gantinya Yesus Kristus mendapatkan kedudukan terkemuka. Meskipun peran
yang besar ini, perlakuan terhadapnya oleh sebagian penulis Kristen
meninggalkan noda-noda hitam dalam warisannya, yang sehingga menjadi
sulit untuk menerimanya sebagai seorang figur yang secara universal
dicintai orang-orang Kristen-atau setidaknya sebagai seseorang yang
moralitasnya mereka anggap pantas diikuti.
a) Canon Montefiore: Yesus Seorang Gay?
Berbicara tentang Yesus pada konferensi
the Modern Churchmen di Oxford, 1967, Canon Hugh Montefiore, Pendeta
Great St. Mary, Cambridge, menyatakan:
Kawan-kawannya adalah perempuan, tapi dia
mencintai laki-laki. Satu fakta yang mencolok adalah bahwa dia tidak
kawin, dan kaum lelaki yang tidak kawin biasanya memiliki satu dari
tiga sebab: mereka tidak mampu menempuhnya; tidak terdapat gadis; atau
mereka secara natural Homoseksual.17
b) Martin Luther: Yesus Berzina Tiga Kali
Martin Luther juga menegasikan image Yesus
yang suci. Ini bisa ditemukan dalam Table-Talk-nya Luther,18
yang autentisitasnya tidak pernah diragukan meskipun bagian-bagian
tertentu mempermalukan. Arnold Lunn menulis:
Weimer menyitir satu nukilan dari
Table-Talk di mana Luther menyatakan bahwa Kristus berzina tiga
kali, pertama dengan perempuan di sumur, kedua dengan Mary Magdalena,
dan ketiga dengan perempuan yang diambil dalam perzinaan, "Yang dia
lepaskan begitu saja. Dengan demikian, Kristus yang begitu suci telah
berzina sebelum meninggal.19
2. Murid-Murid Yesus
Mari kita buang tuduhan-tuduhan ini
sekarang dan mencermati PB. Barangkali sangat baik memulai diskusi
ini dengan mengulas beberapa peristiwa utama menjelang hari-hari
akhir hayat Yesus (sebagaimana dijelaskan dalam empat Injil). Sebagai
hasil karya keimanan, Injil-injil itu berusaha menggambarkan kedamaian
batin Yesus secerah mungkin, sebagaimana yang seharusnya dilakukan.
Mari kita teliti gambar-gambar ini untuk mengetahui dengan pasti bukan
sifat-sifat Yesus, tapi sifat-sifat para muridnya yang memikul beban
menyebarluaskan pesan Yesus. Berdasarkan gambar-gambar mereka di dalam
Injil kita akan dapatkan satu ide yang konkret bagaimana PB memandang
dirinya sendiri, karena orang-orang ini merupakan cikal-bakal
(nucleus) yang melaluinya agama Kristen bersemi.
Matius 26 (Contemporary English
Version)
20-21 Sementara Yesus makan [hidangan
Paskah] bersama dengan dua belas muridnya petang itu, dia berkata, "Seorang
dari antara kalian akan menyerahkan aku kepada musuh-musuhku."
22 Murid-rnurid menjadi sangat sedih, dan
seorang demi seorang berkata kepada Yesus, "Tentu hukan saya yang
Bapak maksudkan."
23 Dia menjawab, "Orang yang makan bersama
saya dari tempat makan yang sama akan Mengkhianatiku.".....
25 Yudas berkata, "Bapak Guru, tentu bukan
saya yang Bapak maksudkan!" Yesus menjawab, "Begitulah katamu!" Tapi
kemudian, Yudas benar-benar mengkhianatinya.
31 Yesus berkata kepada murid-muridnya, "Pada
malam ini juga kamu semua akan lari meninggalkan aku, karena dalam
Alkitab tertulis,
'Aku akan membunuh gembala itu, dan
kawanan dombanya akan tercerai-berai.'
32 Tetapi setelah aku dibangkitkan kembali,
aku akan mendahului kalian ke Galilea."
33 Petrus berkata, "Biar semua
meninggalkan Bapak, saya sekali-kali tidak!"
34 Yesus menjawab, "Saya ingatkan bahwa
sebelum ayam berkokok malam ini juga, engkau tiga kali mengingkari aku."
35 Tetapi Petrus berkata, "Sekalipun saya
harus mati bersama Bapak, saya tidak akan berkata bahwa saya tidak
mengenal Bapak." Dan semua murid yang lain berkata begitu juga.
36 Sesudah itu Yesus pergi dengan
murid-muridnya ke suatu tempat yang bernama Getsemani. Ketika sampai
di sana ia berkata kepada mereka, "Duduklah di sini sementara aku
pergi berdoa."
37 Lalu ia mengajak Petrus dan kedua
saudara laki-laki (anak Zabedeus), James dan Yohanes, pergi
bersama-sama dengan dia. la merasa sedih sekali dan gelisah,
38 dan ia berkata kepada mereka, "Aku
sangat sedih serasa akan mati saja. Tinggallah di sini dan turutlah
berjaga-jaga dengan aku."
39 Kemudian Yesus pergi lebih jauh sedikit.
Lalu ia tersungkur ke tanah dan berdoa, "Bapa, kalau boleh, janganlah
membuatku menderita dengan membuatku minum dari gelas ini. Tetapi
lakukan apa yang Engkau inginkan, dan bukan yang aku inginkan."
40 Yesus kembali dan mendapati
murid-muridnya sedang tidur. Kemudian ia berkata kepada Petrus, "Hanya
satu jam saja kalian bertiga tidak dapat berjaga dengan aku?
41 Berjaga jagalah dan berdoalah supaya
kalian jangan mengalami cobaan. Memang kalian mau melakukan yang benar,
tapi kalian lemah."
42 Sekali lagi Yesus pergi berdoa, katanya, "Bapa, kalau penderitaan
ini harus aku alami, dan tidak dapat dielakkan, biarlah kemauan Bapa
yang jadi."
43 Yesus kernbali lagi dan mendapati
rnereka masih juga tidur, karena mereka terlalu mengantuk.
44 Sekali lagi Yesus meninggalkan mereka
untuk berdoa dengan mengucapkan kata-kata yang sama.
45 Akhirnya, Yesus kembali kepada
murid-muridnya dan berkata, "Masihkah kalian tidur dan istirahat?
Lihat, sudah tiba waktunya Anak Manusia diserahkan kepada kuasa
orang-orang berdosa."...
47 Sementara Yesus masih berbicara, Yudas
sang pengkhianat itu datang. Dia adalah seorang dari kedua belas murid,
dan bersama-sama dengannya datang juga banyak orang yang membawa
pedang dan pentungan. Mereka disuruh oleh imam-imam kepala dan
pemimpin-pemimpin Yahudi.
48 Yudas sudah memberitahukan kepada
mereka sebelumnya, "Orang yang saya cium, itulah orangnya, tangkaplah
dia."
49 Yudas langsung pergi kepada Yesus dan
berkata, "Salam, Guru." Kemudian Yudas menciumnya.
50 Yesus menjawab, "Temanku, kenapa anda
kemari? Kemudian orang banyak itu maju dan menangkap Yesus.
51 Salah seorang pengikut Yesus menghunus
pedangnya. Dia memarang hamba imam agung sampai putus telinganya.
52 Yesus berkata kepadanya, Masukkan
kembali pedangmu ke dalam sarungnya, sebab semua orang yang
menggunakan pedangnya akan mati oleh pedang....
55 Lalu Yesus berkata kepada orang banyak
itu, "Apakah aku ini penjahat, sampai kalian datang dengan membawa
pedang dan pentungan untuk menangkap aku? Setiap hari aku duduk dan
mengajar di Rumah Tuhan, dan kalian tidak menangkap aku.
56 Tetapi memang sudah seharusnya begitu
supaya terjadilah apa yang ditulis oleh nabi-nabi di dalam Alkitab."
Semua murid-muridnya lari meninggalkan Yesus.
57 Setelah Yesus ditangkap, dia dibawa ke
rumah imam agung Kayafas...
58 Petrus mengikuti Yesus dari jauh sampai ke halaman rumah agung.
Lalu Petrus masuk ke dalam halaman itu, dan duduk bersama-sama
pengawal untuk mengetahui apa yang akan terjadi.
69 Sementara Petrus sedang duduk di luar,
di halaman, salah seorang pelayan wanita datang dan berkata kepada
Petrus, "Bukankah engkau juga bersama-sama Yesus orang Galilea itu?
70 Tetapi Petrus berkata di depan setiap
orang, "Tidak begitu! Saya tidak tahu apa maksudmu!"
71 Ketika Petrus pergi ke pintu halaman,
seorang pelayan wanita yang
lain melihat Petrus, dan berkata kepada
orang-orang di situ, "Orang ini tadi juga bersama-sama dengan Yesus
dari Nazaret itu."
72 Lalu Petrus menyangkal lagi, dan
bersumpah, "Sungguh-sungguh saya tidak kenal orang itu!"
73 Tidak lama sesudah itu, orang-orang
yang berdiri di situ datang kepada Petrus dan berkata, "Pasti engkau
salah seorang dari mereka. Itu kentara sekali dari logatmu yang
seperti seseorang dari Galilea."
74 Lalu Petrus mulai menyumpah-nyumpah dan
berkata, "Saya tidak kenal orang itu!" Saat itu juga ayam berkokok,
75 dan Petrus teringat bahwa Yesus sudah
berkata kepadanya, "Sebelum ayam berkokok, engkau berkata tiga kali
bahwa tidak tahu Aku." Lalu Petrus keluar dan menangis dengan sedih.
i. Beberapa Catatan Tentang Dua Belas
Orang Murid
Ada dua hal yang patut dicatat di sini:
-
Kedua belas orang murid itu benar-benar
telah menerima ajaran dan training khusus, sebab agaknya Yesus
memang mempersiapkan pemimpin-pemimpin yang akan menggantikannya.
Bagaimana pun juga, di dalam Markus, kedua belas orang tersebut
tidak paham apa pun yang diajarkan kepada mereka.20
-
Gambar yang disuguhkan oleh keernpat
Injilnya para murid Yesus menunjukkan beberapa contoh sikap penakut
dan kurang ulet atau tidak tabah, yang meragukan sejauh mana mereka,
sebagai pengikut pertama, berhasil meneladani kehidupan Yesus.
Jika kita ambil keempat Injil ini sebagai
sebuah gambaran yang jujur tentang kehidupan Yesus dan
peristiwa-peristiwa seputar wafatnya, maka apa yang kita baca mengenai
murid-muridnya hanya akan menghancurkan kepercayaan pembaca terhadap
teks, yang notabene merupakan gambaran para guru agama Kristen
generasi pertama. Harus saya katakan bahwa terdapat banyak bukti yang
menyangkal paparan-paparan yang diberikan Injil;21
hal ini mernpunyai pengaruh langsung terhadap apakah penggambaran
rnengenai para murid itu akurat atau sebaliknya. Jika dianggap akurat,
yakni para murid itu benar-benar tidak kompeten, maka berarti
ajaran-ajaran Yesus memang lembek dan kompromistis; dan jika dianggap
bahwa mereka itu berkompeten, tetapi telah digambarkan secara tidak
jujur oleh para penulis setelah mereka, maka berarti akurasi semua
Injil itu benar-henar meragukan, dan begitu juga kredo-kredonya.
1. B.
Montagu (ed.), The Works of Francis Bacon, Willian Pickering, London,
1831, vii:410.
2.
Bultmann seperti dinukil oleh G.A. Wells, Did Jesus Exist?, edisi ke-2,
Pemberton, London, 1986, hlm. 9
3. G.A.
Wells, Did Jesus Exist?, hlm. 1.
4.
Ibid, hlm. 10.
5.
Ibid, hlm. 11.
6
Ibid, hlm. 13.
7.
Dictionary of the Bible, hlm. 477.
8.
Maurice Bucaille, The Bible, the Qur'an and Science, American Trust
Publications, Indiana Polis, Indiana, 1978.
9.
Albert Schweitzer, The Quest of the Historical Jesus, Collier Books,
1968, hlm. 13. Selanjutnya disebut Schweitzer.
10.
Ibid, hlm. 13.
11.
Ibid, hlm. 14.
12.
Ibid, hlm. 14.
13.
Yakni tulisan-tulisan para murid sendiri mengenai ajaran-ajaran Yesus. Lihat
buku ini hlm. 311-312.
14.
R.W. Funk, B.B. Scott dan J.R. Butts, The Parables of Jesus: Red Letter
Edition, Polebridge Press, Sonoma, California, 1988, hlm. xi.
15.
Bultmann, sebagaimana dirujuk oleh G.A. Wells, Did Jesus Exist?, hlm. 9.
16.
Schweitrer, hlm. 271, 275.
17.
The Times, July 28, 1967.
18.
Edisi Weimar, ii: 107.
19.
Arnold Lunn, The Revolt Against Reason, Eyes & Spottiswoode (Publishers),
London, 1950, hlm. 233. Inilah aslinya: "Christus adultery. Christus ist am
ersten ein ebrecher worden Joh. 4, be idem brunn cum muliere, quia illi dicebant:
Nemo significant, quid tacit cum ea? Item cum Magdalena, item cum adultera Joan.
8, die er so Ieicht dauon lies. Also mus der from Christus auch am ersten ein
ebrecher warden ehe er starb."
20.
B.M. Metzger dan M.D. Coogan (ed.), The Oxford Companion to the Bible,
Oxford Univ. Press, 1993, hlm. 783. Selanjutnya disebut The Oxford Companion
to the Bible.
21.
Lihat Bab 17.
|
|