BAB 15 :
PERJANJIAN LAMA DAN PERUBAHANNYA
The
History of The Qur'anic Text hal 276 - 286
6. Kebangkitan Yahudi:
Sebuah Warisan dari Kemajuan Sastra Islam
i. Pembubuhan Titik dan Pemberian Suara
Dipengaruhi oleh Kesuksesan Islam
Dalam hal pemberian suara (vokalisasi)...tidak
terdapat tradisi tertulis apa pun tentang simbol-simbol (yakni,
tanda-tanda pengenal, diakritik, atau pembubuhan titik, `pointing;) untuk menunjukkan pelafalan atau intonasi dari sebuah teks. Kapan
pembubuhan titik bermula atau berasal dari mana, tidaklah diketahui.90
Klaim-klaim awal bahwa hal (pointing dan
vokalisasi) ini telah ditemukan pada abad ke-5 M. kini telah
terbantahkan. Mencermati bahwa Talmud Babilonia tidak mengandung
referensi apa pun mengenai pointing, Bruno Chiesa menempatkan tarikh
penemuan itu terjadi antara 650-750 M. Namun dalam hal ini dia
berasumsi bahwa Talmud Babilonia disempurnakan pada sekitar tahun 600,
yang berarti menjadi sedikit Iebih daripada perkiraan pribadi, dan apa
yang henar-benar bisa dia simpulkun hunyalah bahwa pointing
bermula setelah itu, dan tidak rentang waktu yang pasti. Memang,
Dictionary of the Bible mengusulkan tahun 500, namun Neusner
menegaskan bahwa pengeditan final (Talmud Babilonia) yang hanya empat
bagiannya saja (dari enam) diselesaikan +/- 700. Oleh karena itu,
mendasarkan permulaan pointing pada penyelesaian Talmud
Babilonia tidak bisa diharapkan. Moshe Goshen-Gottstein,
mengasumsikan suatu waktu di sekitar tahun
700 M. sebagai satu-satunya yang memungkinkan bisa diterima akal. Dia
yakin bahwa penciptaan tanda-tanda vowel dan aksen pada dasarnya telah
dipengaruhi oleh penaklukan-penaklukan Islam yang dikhawatirkan akan
mengancam lenyapnya tradisi pembacaan liturgis yang tepat.91
Tampaknya lucu dan janggal, bahwa
vowel-vowel itu diciptakan sebagai sebuah reaksi terhadap ancaman
invasi Islam; yang jauh lebih memungkinkan adalah bahwa vowel-vowel
itu diciptakan berdasarkan pada sistem vowel bahasa Arab, yang
sedang mendapat pengakuan luas pada waktu itu sebagai akibat
penyebaran Islam itu sendiri.
Akhirnya mulai abad ketujuh Masehi sebuah
sistem tanda-tanda vowel yang ditulis di atas dan di bawah huruf-huruf
konsonan diadopsi, barangkali mencontoh penggunaan bahasa Suryani.
Sistem ini dalam istilah teknis Yahudi disebut "pointing "
92
Saya telah memerinci masalah ini secara
panjang lebar dalam Bab 10.93
Meski pun terdapat sebuah universitas yang aktif di Nisibis,
bersama-sama dengan kolej-kolej dan biara-biara yang didirikan sejak
450 M., bangsa Suria tidak berhasil menciptakan tanda-tanda diakritik
hingga tahun 700 M. Lebih dari itu, Hunain bin Ishaq (194-260
H./810-873 M.), bapak tata bahasa Suryani, adalah seorang siswa dari
salah satu murid-murid seorang tata bahasa Arab kondang al-Khalil bin
Ahmad al-Frahidi (100-170 H./718-786 M.). Silsilah yang demikian
telanjang ini menunjukkan bahwa pointing adalah merupakan ciptaan
orang Muslim yang diadopsi oleh bangsa Suria, dan dari mereka, bangsa
Yahudi.
Tanggal penyertaan vowel-vowel pada
huruf-huruf konsonan teks Ibrani itu hanya bisa ditcntukan dalam
batas-batas yang sangat longgar. liaik Talmud (+/- 500 M.) maupun Jerome
(420 M.) tidak mengenal apa pun tentang vokalisasi. C.D. Ginsburg
mengatakan bahwa pengenalan tanda-tanda penulisan terjadi pada
+/-
650-680 M. dan bahwa karya para tokoh Masorah selesai sekitar 700 M.94
Meskipun saya masih punya
keberatan-keberatan tertentu akan keakuratan tanggal-tanggal ini, saya
mesti catat dan tegaskan di sini bahwa tanggal tanggal tersebut (sebagaimana
diusulkan) adalah benar-benar bertepatan dengan kemunculan Islam.
Betapa pun demikian, sebagian besar perhatian kita masih tertumpu pada
akurasi sistem pointing ini sebab, rentang waktu lebih dari satu milenium
memisahkan tokoh-tokoh Masorah Tiberia dari masa-masa ketika Ibrani
merupakan sebuah bahasa nasional yang hidup dan sama-sama merupakan
suatu kemungkinan juga bahwa pelafalan Ibrani telah mengalami beberapa
perubahan dalam masa interval ini, terutama mengingat bahwa bahasa
Ibrani waktu itu ditulis tanpa vowel... Oleh karena itu, tampaknya
perlu mengandaikan adanya sejumlah bentuk-bentuk artifisial yang cukup
dalam sistem Tiberia itu, yang berkaitan dengan keinginan para tokoh
Masorah untuk membuat pelafalan yang benar yang membuat mereka
rentan terhadap pengaruhpengaruh luar, seperti filologi Suryani dan
Islam.95
ii. Aktivitas Masoretik Maju di Barat di
Bawah Pengaruh Islam
Aktivitas Masoretik maju lagi di Barat
dalam periode 780-930 M., karena dirangsang oleh pengaruh Karaite...
Sebuah sistem Tiberia baru diciptakan, berdasarkan pada pengalaman
sistem Palestina, yang menggabungkan sistem aksen dengan suatu cara
menunjukkan nuansa-nuansa yang lebih baik, dan dapat mewakili
pelafalan dan intonasi teks biblikal secara rinci dan detail.96
Jika gerakan Karaite,97
sebuah sekte yang timbul di bawah bayangan Peradaban Islam dan
pengaruhnya, merupakan stimulus bagi terciptanya sistem Tiberia ini,
kita dapat simpulkan bahwa seluruh ide itu berasal dari
praktik-praktik sastra Islam. Penggunaan tanda-tanda diakritikal yang
terperinci dalam AI-Qur'an (untuk mewakili intonasi yang benar dari
setiap kata) sesungguhnya mendahului timbulnya sistem Tiberia ini
lebih seratus tahun.98
iii. Talmud dan Pengaruh Islam
Tiga belas abad setelah Exodus (keluaran),
literatur rabbinikal berusaha keras ttntuk tnemenuhi kebutuhan akan
adanya sebuah penjelasan Kitab Suci dan sekaligus berupaya untuk
mengeliminasi kekacauan yang sangat yang timbul akibat banyaknya
Misynah yang beredar. Pada akhirnya redaksinya Rabbi Yehuda ha-Nasi,
+/-
200 M., (sebagaimana yang diubah lebih lanjut oleh para muridnya dan
beberapa orang yang tak dikenal) yang menggantikan seluruh koleksi
yang lain.99
Talmud pada intinya mengandung Misynah ini, ditambah dengan komentar
dan penjelasan lebih lanjut.
Dari sini Talmud dianggap, paling tidak
oleh orang-orang Yahudi ortodoks, sebagai otoritas yang tertinggi
dalam semua masalah keimanan :.. Komentar-komentar dan
penjelasan-penjelasan itu menerangkan apa-apa yang dimaksudkan Kitab
Suci, dan tanpa penjelasan resmi ini pesan-pesan Kitab Suci akan
kehilangan banyak nilai praktisnya bagi bangsa Yahudi ... Maka,
tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa Talmud mempunyai otoritas
yang sepadan dengan Kitab Suci dalam Judaisme ortodoks.100
Ada dua Talmud yang berhasil dihimpun,
Palestina dan Babilonia (yang mendapat kedudukan lebih besar), akan
tetapi tanggal penyelesaiannya yang pasti masih sangat diperdebatkan.101
Paling tidak terdapat empat tarikh yang berbeda, 400, 500, 600, dan
700 M., sebagai tanggal disempurnakannya Babylonian Talmud,
yang (jika menunjukkan sesuatu) berarti tidak adanya kepastian dan
bukti, meski pun jika tarikh yang diherikan Neusner benar maka
penyelesaian editing final ini terjadi pada masa Irak Islam dengan
bantuan fiqih. Pada kenyataannya komentar dan penjelasan tentang
Misynah ini terjadi terus-menerus dan berkelanjutan-sebuah proses yang
bahkan pada abad ke-13 M. pun belum berhenti-dengan kultur Islam yang
tampaknya memainkan peran yang sangat dominan dalam upaya Yahudi ini.
Dalam kata-kata Danby:
Untuk beberapa abad setelah penaklukan
Islam, Babilonia senantiasa menjadi pusat utama pendidikan rabbinikal...
Kontak dengan ulama-ulama Arab dalam batas tertentu berfungsi sebagai
sebuah penyegaran stimulus, dan abad kesembilan dan kesepuluh
menyaksikan permulaan studi filologi dan gramatikal tentang literatur
Ibrani; dan Hai Gaon merupakan orang yang paling awal membuat komentar
tentang Misynah yang masih ada sampai sekarang ... Dia hampir
secara keseluruhan mengupas, problem-problem bahasa, dan dalam
pencariannya untuk derivasi kata kata yang kabur dia lebih banyak
merujuk dan menggunakan bahasa Arab.
102
Maimonides (1135-1204), Salah satu tokoh
besar Abad Pertengahan, menulis pada awal masa dewasanya sebuah
pendahuluan dan komentar bagi seluruh Misynah. Hal ini ditulis dalam
bahasa Arab dengan judul Kitab es-Siraj, `The Book of the
Lamp'... Tidak puas dengan penjelasan mendetail dia berusaha untuk
menyuguhkan kepada para pembaca prinsip-prinsip umum yang menentukan
pokok bahasan, dengan begitu dia membuang salah satu
kesulitan-kesulitan utama dalam memahami Misynah.
103
Mengintisarikan prinsip-prinsip umum (general
principles) yang berhubungan dengan sebuah subjek adalah
menggunakan Usul al-Fiqh (Prinsip-prinsip Fiqih). Ini adalah merupakan
metodologi Islam yang sudah mapan untuk kajian-kajian keagamaan, yang
jelas jelas sekali Maimonides mencocok-cocokkannya. Dari beberapa
contoh ini kita jadi menyadari besarnya perbedaan antara apa yang
diduga-duga sarjana-sarjana Barat dan apa yang, dalam kenyataannya,
sebenarnya terjadi: orang-orang Islam sering dituduh meminjam tanpa
malu-malu dari orang-orang Kristen dan Yahudi, dan bahkan Nabi
Muhammad, ketika tidak dituduh 'mencuri' dari sumber-sumber Biblikal,
dikatakan sebagai seorang tokoh pengkhayal yang berpegangan pada
prototipe Rabbinikal. Pada kenyataannya, orang-orang Yahudi dan
Kristen kedua-dua-nya mengambil manfaat yang sangat besar dari
kemajuan-kemajuan metodologi dan budaya Islam, memanfaatkannya untuk
mengilhami pencapaian-pencapaian masa depan mereka.
7. Menentukan Tarikh
untuk sebuah Teks PL yang Tetap dan Otoritatif
i. Qumran dan skrol-skrol Laut Mati:
Pandangan Barat
Tentu saja peristiwa biblikal yang paling
signifikan akhir-akhir ini adalah penemuan manuskrip-manuskrip di
Qumran dan Wadi Murabba'at, dekat Laut Mati, yang bermula pada tahun
1947. Beberapa abad lebih tua daripada material yang sebelumnya
dimiliki para sarjana, dan berasal dari suatu era di mana tiada satu
pun bentuk teks yang dianggap otoritatif secara absolut,
manuskrip-manuskrip ini telah menimbulkan sebuah kegila-gilaan minat.104
Kemajuan pun telah dicapai, yang cukup memuaskan sebagian besar
sarjana biblikal, mengenai otentisitas dan usia dokumen-dokumen ini.
Gua Qumran dikaitkan erat dengan permukiman Khirbet Qumran yang
diratakan-tanah tahun 68 M. pada waktu pemberontakan Yahudi Pertama,
dan penelitian arkeologis tentang barang-barang peninggalan (relics)
yang didapatkan di dalam gua secara umum menunjukkan periode ini;
misalnya, sepotong linen yang dites menggunakan Carbon-14 menunjukkan
tarikh antara 167 S.M. dan 233 M. Penggalian-penggalian di tempat itu
menyimpulkan sebuah tarikh yang paling memungkinkan bahwa
manuskrip-manuskrip di Qumran ditempatkan pada masa pemberontakan
Yahudi Pertama ini, 66-70 M.105
Rangkaian gua yang kedua, di Wadi
Murabba'at, memiliki sejarahnya tersendiri. Kisah ini bermula pada
musim gugur 1951, ketika orang-orang Badui menemukan empat gua di
sebuah kawasan hampir dua puluh kilometer sebelah selatan Qumran.
Penggalian berikutnya mengungkapkan, "Gua-gua itu dihuni beberapa kali
dari tahun 4000 S.M. sampai periode Arab."
106
Beberapa dari dokumen-dokumen yang ditemukan di dalamnya
mengindikasikan bahwa gua-gua ini berfungsi sebagai tempat
perlindungan para pemberontak selama pemberontakan Yahudi Kedua.
Penggalan-penggalan skrol PL ditemukan di sini juga, walaupun
tulisannya lebih maju daripada yang ditemukan di Qumran; sebetulnya,
teks di dalam skrol-skrol ini sangat sama dengan teks Masora (yakni,
tipe teks yang pada akhirnya telah menggantikan seluruh teks yang lain
dan membentuk dasar bagi PL. seperti yang ada sekarang ini).107
Konsensus Barat menetapkan bahwa manuskrip-manuskrip ini "dapat
ditentukan tarikhnya dengan pasti pada masa [pemberontakan Yahudi
Kedua] (132-135 M.)".108
Di antara penemuan-penemuan itu terdapat juga skrol Nabi-Nabi Minor
yang bertarikh (menurut J.T. Milik) dart abad kedua M., walaupun
tulisannya begitu maju yang bahkan "mengandung kesamaan-kesamaan yang
mencolok dengan tulisan manuskrip-manuskrip abad pertengahan... Teks
itu hampir sepenuhnya sama dengan [tipe teks Masora], yang berarti
bahwa sebuah teks standar yang otoritatif telah ada pada paruh pertama
abad kedua Masehi."109
Setelah memaparkan keterangan-keterangan
Wurthwein sendiri yang kontradiktif, di mana dia selalu
berpindah-pindah dari menyatakan skrol-skrol Wadi Murabba'at sebagai
otoritatif sampai menegaskan bahwa tak ada satu pun teks otoritatif
sampai abad ke-10 M., dalam bagian berikut ini saya akan memfokuskan
argumen-argumen saya yang membantah termina datum110
Qumran dan Wadi Murabba'at, dengan menyuguhkan bukti yang perlu.
ii. Pendapat Tandingan: Termina Datum Qumran dan
Gua-gua Lainnya Salah
Sarjana-sarjana Barat mengklaim bahwa
ketika penggalan-penggalan yang ditemukan itu bertentangan
dengan teks Masora, maka penggalan-penggalan itu pasti telah
ditempatkan di Qumran sebelum pemberontakan Yahudi Pertama (66-70 M.),
karena masa tersebut adalah masa dihancurkannya kota dekat Khirbet
Qumran oleh serdadu Roma. Penggalan-penggalan yang sepakat dengan teks
Masora berasal dari gua di Wad! Murabba'at, yang telah disegel setelah
pemberontakan (Yahudi Kedua) Bar Kochba pada tahun 135 M. dengan
demikian implikasinya adalah bahwa teks PL distandardisasikan pada
waktu tertentu antara 70-135 M.
Tetapi masalahnya dasar kesimpulan ini
sendiri adalah salah, sebagaimana yang bisa kita cerna dari dua poin
berikut:
-
Gua-gua itu selalu terbuka dan gampang
dijamah (accessible), karena alasan yang cukup jelas bahwa
seorang anak muda Badui menemukan skrol-skrol itu tanpa penggalian
apa pun. Badui ini, Muhammad Dhi'b, waktu itu berusia lima belas
tahun dan boleh jadi seorang penggembala atau penyelundup yang
sedang mencari-cari dombanya yang hilang atau sedang berlindung dari
hujan. Setelah beberapa temannya bergabung, ekplorasi sambil lalu
ini menghasilkan sosok Skrul-skrol Laut Mati; mereka sama sekali tak
menggunakan sekop atau kapak (apalagi alat pcrlengkapan yang
sophisticated), akan tetapi cukup dengan tangan mereka saja dan
mereka mendatangi gua itu lebih dari sekali untuk mendapatkan
seluruh kertas-kertas (kulit) itu. Bahkan boleh jadi mereka masuk ke
gua itu telanjang kaki. Meski pun gua-gua itu menurut dugaan telah
disegel 135 M., hat ini sama sekali tidak mengimplikasikan bahwa
tempat ini sulit atau tidak dapat dijamah, mengingat betapa mudah
dan kebetulannya skrol-skrol itu ditemukan. Berdasarkan pertimbangan
ini dapat kita simpulkan bahwa skrol-skrol itu boleh jadi telah
ditempatkan kapan saja, dan bahwa terminum datum 135 M. yang
diasumsikan111
tidak punya legitimasi.
-
H. Shanks dalam review-nya terhadap buku
Discoveries in the Judaean Desert,
112
menulis bahwa dua orang dari para pengarangnya (Cross dan Davila)
berkeyakinan bahwa salah satu dari penggalan-penggalan Kitab
Kejadian yang mereka teliti berasal, bukan dari Qumran seperti yang
diinformasikan semula, tapi dari Wadi Murabba'at.
Cross dan Davila mendasarkan kecurigaan
mereka tidak hanya pada sebuah analisis paleografis tentang tulisannya,
melainkan pada fakta bahwa kulit itu kasar dan dipersiapkan dengan
jelek, tidak seperti manuskrip-manuskrip Qumran. Davila menuturkan
bahwa Badui itu boleh jadi secara kurang hati-hati telah
mencampur-adukkan manuskrip ini dengan penemuan-penemuan (Qumran)
mereka.
113
Kecurigaan ini semakin besar akibat sebuah
uji-coba Carbon-14 baru baru ini terhadap sebuah artefak (sepotong
linen) yang diduga berasal dari Qumran, tetapi yang ternyata tes itu
menunjukkan artefak ini berasal dari Wadi Murabba'at, satu hal yang
membuat Shanks terheran-heran, "Apa lagi yang dicampur-adukkan Badui
itu?"114
Untuk membuktikan secara konklusif skrol
mana milik gua mana menjadi sangat sulit. Arkeologi bukanlah ilmu
pasti, dalam arti bahwa banyak hal-hal yang bisa dengan mudah
ditaf'sirkan dengan tafsiran yang beragam.115.Dan
lagi, metode carbon dating (penentuan tanggal menggunakan karbon) yang
berbeda jelas-jelas menghasilkan kesimpulan yang berseberangan (kadang
sampai hitungan abad), jadi ketepercayaan tes-tes semacam ini tak bisa
dijamin.
Namun problem terbesar yang dihadapi
seseorang dalam memastikan tanggal gua-gua ini adalah adanya
penggalan-penggalan berbahasa Arab yang juga ditemukan dalam gua yang
sama di Wadi Murabba'at, atau yang terdekat dengannya (keraguan selalu
menyelimuti penggalan-penggalan mana yang berasal dari gua mana).
Lebih dari itu, salah satu dari penggalan-penggalan (fragmen) yang
berbahasa Arab ini memiliki tanggal Hijriah yang sangat jelas, 327 H.
(938 M.; lihat Gambar 15.2).116
Penggalan ini berbunyi:117
Gambar 15.2: Sebuah fragmen berbahasa Arab
ditemukan di dalam sebuah gua di Wadi Murabba `at dengan tanggal
Hijriah yang jelas, 327H./938 M. Sumber: Eisenman dan Robinson, A
Facsimile Edition of the Dead Sea Scrolls, Vol. l, plate No. 294.
|
Terjemahannya:
Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi
Penyayang. Saya telah mengumpulkan (penggalan ini) dari para pewaris
Abu Ghassan pajak-pajak yang harus dibayar dari harta milik Sanun,
berjumlah sepertiga atau seperdelapan dari satu dinar untuk tahun tiga
ratus dua puluh tujuh. Ditulis oleh Ibrahim bin Hammaz pada bulan
Rabi' al-Awwal dari tahun yang sama, dan saya bertawakal pada Allah.
Tujuh fragmen berbahasa Arab itu semuanya
telah direproduksi dalam Facsimile Edition of the Dead Sea Scrolls;
satu-satunya yang tersebut di atas adalah yang paling bisa dibaca dan
komplet. Paling tidak lima fragmen herbahasa Arab yang lain, salah
satunya termasuk panjang, ditemukan di dalam gua Wadi Murabba'at namun
oleh para pengarang (buku tersebut) dianggap tidak sesuai untuk
dimasukkan dalam edisi ini, meski pun kelimanya telah direproduksi di
tempat yang lain.118
Apa pun penjelasan yang ada tentang
fragmen-fragmen berbahasa Arab ini - bahwa gua-gua itu tak pernah
benar-benar disegel, atau disegel tapi ditemukan kembali lebih dari
sepuluh abad yang lalu, atau bahwa beberapa bagiannya disegel dan yang
lain tidak - kenyataannya adalah bahwa secara pasti tidak satu pun
dari fragmen-fragmen PL yang bisa dimasukkan secara definitif ke dalam
salah satu dari dua periode emas 66-70 M. dan 132-135 M.119
Hal ini menjelaskan pernyataan J.T. Milik mengenai Skrol Nabi-Nabi
Minor, "Bahkan di sana terdapat kesamaan-kesamaan yang mencolok dengan
tulisan manuskrip-manuskrip abad pertengahan."120
Jika fragmen berbahasa Arab dari abad ke-10 M. terletak di dalam
gua-gua ini, kiranya apakah yang menghalangi seseorang dari meletakkan
fragmen-fragmen PL pada abad mana pun yang mengiringi dan/atau pada
abad ke-10 M.? Penggalian-penggalian dari tahun 1950-an telah
menyimpulkan bahwa gua-gua ini telah "dihuni berkali-kali dari tahun
4000 S.M. sampai dengan periode Arab",121
jadi kecuali kalau implikasinya adalah bahwa orang-orang Yahudi
seluruhnya memang telah menjauhi gua-gua ini sejak 135 M. sampai abad
ke-20), padahal kenyataannya orang-orang Islam abad pertengahan bisa
memasukinya, maka premis penentuan tanggal adalah sepenuhnya tak
berlaku. Bukti apakah yang dapat menunjukkan bahwa tidak ada seorang
Yahudi pun yang masuk ke ,Wadi Murabba'at pada tahun 351, atau 513,
atau bahkan 700 M.?122
Assessment permulaan para sarjana,
seperti Prof Diver dari Oxford, pada awalnya menentukan tanggal
Skrol-Skrol Laut Mati pada abad ke-6/7 M.123
Dan hal ini bukanlah sama sekali suatu fenomena yang tak lazim berlaku:
sebuah fragmen Imamat yang diambil dari Qumran, dan ditulis dalam
tulisan Ibrani Kuno, telah menimbulkan ketakutan besar di kalangan
para sarjana mengenai tanggal asal-usulnya. Beberapa pendapat berkisar
antara abad ke-5 sampai pertama S.M., dengan kesepakatan akhir bahwa
kemungkinan bisa berasal dari abad pertama M., yang dengan begitu
telah memberikan fragmen ini sebuah kelonggaran enam ratus tahun.124
Berdasarkan pada bukti konkret di atas, keyakinan bahwa teks PL telah
distandardisasikan antara 70-135 M adalah sepenuhnya tak dapat
dipertahankan.
90.
Ibid, hlm. 21.
91.
Ibid, hlm. 21.
92.
Ibid, hlm. 22; cetakan miring ditambahkan.
93
Lihat buku ini hlm. 158-161.
94.
Dictionary of the Bible, hlm. 972.
95.
Wurthwein, hlm. 26-7. Cetakan miring ditambahkan.
96.
Ibid, hlm. 24.
97.
Menurut Y. Qojman [Qamus `Ibri-`Arabi, Beirut, 1970, hlm. 835] `ini
adalah sebuah sekte Yahudi yang hanya percaya pada Taurat dan menolak Talmud.'
98 Bagaimanapun juga, pengaruh
Islam pada masyarakat Yahudi tidak terbatas pada beberapa kemajuan seperti ini
saja, akan tetapi ia merupakan katalisator bagi suatu kebangkitan yang luar
biasa yang menyentuh seluruh aspek budaya Yahudi. Kemajuan peradaban Islam Abad
Pertengahan dalam segala hal memfasilitasi evolusinya Yudaisme menjadi budaya
religius yang ada dewasa ini. Tradisi-tradisi dan ritual-ritual sinagog, bersama
dengan framework hukum yang mengatur kehidupan Yahudi, semuanya
distandarisasikan; dasar-dasar pemikiran filosopis Yahudi, termasuk buku Sa'adya
yang berjudul Book of Beliefs and Opinions (+/-
936) dan buku Maimonides
yang berjudul Guide to the Perplexed (1190), juga ditulis pada masa ini.
Lihat Norman A. Stillman, The Jews of Arab Lands: A History and Source Book.
The Jewish Publication Society of America, 1979, hlm. 40-41, di mana pengarang
ini menukil sumber-sumber Yahudi yang banyak sekali.
99.
Dictionary of the Bible, hlm. 954.
100
Ibid, hlm. 956.
101.
Lihat buku ini halaman 276-7.
102.
H. Danby (pent.), The Mishnah, Pendahuluan, hlm. xxviii-xxix. Penegasan
ditambahkan
103.
Ibid, hlm. xxix.
104.
Wurthwein, hlm. 31-2.
105.
Ibid, hlm. 31.
106.
Ibid, hlm. 164.
107.
Ibid, him. 31, catatan kaki 56.
108.
Ibid, hlm. 31, catatan kaki 56. Saya masih belum mendapatkan alasan di
balik "kepastian" ini.
109.
Ibid, hlm. 164.
110.
Terminal dates' menandakan titik-titik penghentian yang mana setelahnya tak ada
lagi kertas-kertas (kulit) yang ditempatkan di dalam gua-gua ini.
111.
Lihat Wurthwein, hlm. 164.
112.
E. Ulrich, F.M. Cross, 1.R. Davila, N. Jastram, J.E. Sanderson, E. Tov dan J.
Strugnell, Discoveries in the Judacan Desert, Vol. Xll, Qumran
Cave 4 - VII: Genesis to Numbers, Clarendon Press, Oxford, 1994.
113.
H. Shanks, "Books in Brief", Biblical Archaeology Review, Sep./Okt. 1995,
vol. 21, no. 5, hlm. 6, 8.
114.
Ibid, hlm. 8.
115.
Sebuah analisis detail mengenai masalah ini, termasuk berlusin-lusin kasus
uji-coba, lihat buku saya yang akan terbit Islamic Studies: What Methodology.,
116.
R.H. Eisenman dan J.M. Robinson, A Facsimile Edition of the Dead Sea Scrolls,
Biblical Archaeology Society, Washington, DC, 1991, Vol. l, plate No. 294. Untuk
sampel-sampel lebih lanjut lihat plates Nos. 643-648.
117.
Mahmud al-' Abidi, Makhtutat al-Bahr al-Mayyit, 'Amman, Jordan, 1967, hlm.
343.
118.
Ibid, hlm. 342-346.
119.
Kertas-kertas kulit yang diambil dari Qumran, yang kadang-kadang berbeda secara
mencolok dengan teks Masora, ditulis oleh anggota-anggota komunitas ESSENE. Ini
adalah golongan biarawan/wati yang berusaha mempraktikkan Yudaisme yang sangat
ketat, misalnya meyakini bahwa "isi perut harus tidak melakukan fungsi-fungsi
kebiasaannya" pada hari Sabtu (Sabbath). [Dictionary of the Bible, hlm.
268.] Menghilangnya golongan ini pada akhirnya bermakna bahwa seluruh material
dari Qumran yang menyusul varian-varian teks yang lebih disukai golongan ESSENE,
mesti telah ditulis semasa golongan ini masih hidup. Di sisi lain, teks-teks
Wadi Murabba'at kurang lebih serupa dengan satu tipe teks yang masih senantiasa
beredar, dan dengan begitu boleh jadi berasal dari suatu masa yang mengiringi
abad-abad pertengahan.
120.
Lihat Wurthwein, hlm. 164.
121.
Ibid, hlm. 164.
122. Hal ini adalah sangat mungkin, karena "beberapa grup Yahudi
kemungkinan masih senantiasa tinggal di Palestina selama dalam kekuasaan orang
Islam". [Dictionari of the Bible, hlm 720.]
123. Lihat M. al-'Abidi, Makhtutat al-Bahr al-Mayyit, hlm.
96-101.
124. Wurthwein, hlm. 160.
|
|