BAB 15 :
PERJANJIAN LAMA DAN PERUBAHANNYA
The
History of The Qur'anic Text hal 286 - 294
8. Beberapa Contoh Utama
Perubahan Teks yang Disengaja
Mari kita teliti suatu bagian dalam PL
yang saya yakin menggambarkan sebuah perubahan awal yang disengaja,
khususnya, pasal Tujuh Belas dari Kejadian. Istri Abraham, Sarah,
memberi hambanya yang bernama Hagar "untuk menjadi istrinya", dan
darinya lahirlah anak laki-laki pertamanya Ismail. Kami mengambil
kisah ini tiga belas tahun kemudian.
Kejadian 17 (Versi King James)
1. Dan Ketika Abram berusia sembilan puluh
sembilan tahun, Tuhan menampakkan diri kepadanya dan berkata, Akulah
Tuhan Yang Maha Kuasa; berjalanlah mengikuti Aku, dan jadilah orang
yang sempurna.
2. Dan Aku akan membuat perjanjian-Ku
antara Aku dan engkau, dan memberikan kepadamu keturunan yang
banyak.
3. Kemudian sujudlah Abram: dan Tuhan
berkata,
4. Inilah perjanjian yang Ku-buat dengan
engkau: dan engkau akan menjadi bapak banyak bangsa.
5. OIeh karena itu namamu bukan lagi Abram,
melainkan Abraham,
6. Dan Aku akan memberikanmu banyak
anak-cucu, dan di antara mereka akan ada yang menjadi raja-raja.
Keturunanmu akan begitu banyak, sehingga mereka akan menjadi banyak
bangsa.
7. Aku akan memenuhi janji-Ku kepadamu
dan kepada keturunanmu, turun-temurun, dan perjanjian itu kekal,
Aku akan menjadi Tuhanmu dan Tuhan keturunanmu.
8. Aku akan memberikan kepadamu dan kepada
keturunanmu, tanah ini, yang engkau diami sebagai orang asing, seluruh
tanah Kanaan akan menjadi milik anak cucumu untuk selama-lamanya; dan
Aku akan menjadi Tuhan mereka.
9. Tuhan berkata kepada Abraham, Engkau pun
harus setia kepada perjanjian-Ku, baik engkau maupun keturunanmu
turun-temurun.
10. Ini adalah perjanjian-Ku,
yang harus kau taati, antara Aku dan engkau dan keturunanmu; Setiap
anak laki-laki dari keturunanmu harus disunat.
11. Dan engkau akan menyunat daging kulupmu;
dan sunat ini akan menjadi sebuah tanda perjanjian antara Aku dan
engkau.
14. Setiap laki-laki yang tidak disunat,
ruhnya akan diputus dari masyarakatnya; karena dia telah melanggar
perjanjian-Ku.
15. Dan Tuhan berkata kepada Abraham,
Mengenai Sarai istrimu, engkau jangan lagi memanggilnya Sarai, mulai
sekarang namanya Sarah.
16. Aku akan memberkatinya dan la akan
melahirkan seorang anak laki-aki yang akan Kuberikan kepadamu. Ya,
aku akan memberkatinya, dan ia akan menjadi ibu leluhur bangsa-bangsa.
Di antara keturunannya akan ada raja-raja.
17. Lalu sujudlah Abraham, tetapi tertawa,
dan berkata dalam hati, Mana mungkin seorang laki-laki yang sudah
berumur seratus tahun mendapat anak? Mana mungkin Sarah melahirkan
pada usia sembilan puluh tahun?
18. Dan berkatalah Abraham kepada Tuhan,
Sebaiknya Ismael saja yang menjadi ahli warisku.
19. Tetapi Tuhan berkata, Tidak, Sarah
istrimu akan melahirkan anak laki-laki; dan engkau akan
memanggilnya Ishak: dan Aku akan setia kepada perjanjian-Ku dengan
anak itu dan dengan keturunannya untuk selamanya.
20. Tetapi Aku mengabulkan juga
permohonanmu mengenai Ismael: Karena itu dia akan Kuberkati dan Kuberi
keturunan yang banyak. la akan menjadi leluhur dua belas kepala suku,
dan keturunannya akan Kujadikan suatu bangsa yang besar.
21. Tetapi perjanjianku akan Kuikat
dengan Ishak, anakmu yang akan dilahirkan oleh Sarah, tahun depan
kira-kira pada waktu seperti ini.
22. Setelah selesai berkata begitu, Tuhan
meninggalkan Abraham.
23. Pada hari itu juga, Abraham
rnenyunatkan Ismael anaknya, dan semua orang laki-laki dalam rumahnya,
termasuk para hamba yang lahir di dalam rumahnya, maupun yang
dibelinya, sebagaimana telah diperintahkan Tuhan.
25. Dan Ismael anaknya, berumur tiga belas
tahun ketika disunatkannya.
26. Abraham dan Ismael anaknya, disunat
pada hari yang sama.125
Pembaca yang objektif akan menangkap
sebuah problem dari narasi ini. Tuhan berjanji, menegaskan, dan
meyakinkan Abraham berulang-ulang mengenai perjanjian-Nya, yang
simbolnya adalah sunat. Sekarang, anak laki-laki satu-satunya yang
dimiliki Abraham pada waktu itu adalah Ismael, seorang anak laki-laki
berumur tiga belas tahun, dan ayah maupun anak disunat pada hari yang
sama. Terlepas dari apakah Isrnael disunatkan atau tidak, bagaimanapun juga dia sepenuhnya disingkirkan dari perjanjian itu - dan tanpa
alasan yang bisa dimengerti. Tuhan menyingkirkan seorang anak
laki-laki dari perjanjian-Nya dengan melawan perintah-Nya sendiri.
Kembali kepada Kejadian, dalam 17:16-21
Abraham diberi kabar gembira bahwa Sarah akan mempunyai seorang anak
bernama Ishak "tahun depan kira-kira pada waktu seperti ini". Tapi
pada pasal 18 kita baca:
10. Dan [Tuhan] berkata, Aku tentu akan
kembali kepadamu pada suatu masa nanti; dan pada waktu itu, Sara
istrimu akan mendapat anak laki-laki. Pada saat itu Sarah sedang
mendengarkan di pintu kemah, di belakang tamu itu.
11. Adapun Abraham dan Sarah sudah sangat
tua, dan Sarah sudah mati haid.
12. Sebab itu Sarah tertawa dalam hatinya
dan berkata, Aku yang sudah tua dan layu begini, mana mungkin masih
ingin campur dengan suamiku, lagi suamiku pun sudah tua juga?
13. Lalu Tuhan bercakap kepada Abraham,
Mengapa Sarah tertawa dan meragukan apakah ia masih bisa melahirkan
anak pada masa tuanya?
14. Adakah sesuatu yang mustahil bagi
Tuhan? Pada waktu yang telah ditentukan Aku akan kembali kepadamu, dan
Sarah akan mendapat anak laki-laki.
Berita itu membuat Sarah terkejut luar
biasa yang sehingga mendadak tertawa Akan tetapi diskusi yang sama ini
pernah terjadi dalam pasal sebelumnya: Tetapi Tuhan herkata, tidak,
Sarah istrimu akan melahirkan anak laki-laki; dan engkau akan
memanggilnya Ishak: dan Aku akan setia kepada perjanjian-Ku dengan
anak itu dan dengan keturunannya untuk selamanya. Jika narasi itu
telah menegaskan, maka Sarah tak ada alasan untuk terkejut di dalam
pasal yang berikutnya. Bahwa dia ternyata benar-benar tidak punya
pengetahuan sebelumnya tentang peristiwa ini menunjukkan bukti kuat
bahwa telah terjadi interpolasi (tahrif) yang disengaja terhadap
ayat-ayat dalam Kejadian 17 ini, yang tujuannya untuk menyingkirkan
Ismael dari perjanjian Tuhan terlepas dia disunatkan atau tidak.
Mari kita alihkan perhatian kita kepada
Josephus. Awalnya dia menjelaskan Ismael sebagai anak laki-laki
pertama Abraham, kemudian tiba-tiba mengklaim Ishak sebagai anak
laki-laki Abraham yang sah, dan keturunan satu-satunya.126
Atas dasar apakah Ishak menjadi anak laki-laki yang sah dengan
mengesampingkan Ismael? Apakah hal itu berimplikasi bahwa Ismael
menjadi anak yang tak sah, dan (kemudian) Abraham berzina? Tujuan
Josephus tidak jelas, yang jelas hanyalah bahwa dia merefleksikan
ketidaksukaan PL terhadap Ismael-suatu ketidaksukaan yang juga terbaca
secara telanjang di beberapa ayat yang lain. Dalam Kejadian 22:2 kita
dapatkan:
Dan Tuhan berkata, Pergilah ke tanah Moria
dengan Ishak, anakmu yang tunggal, yang sangat kaukasihi; di situ, di
sebuah gunung yang akan Kutunjukkan kepadamu, persembahkan anakmu
sebagai kurban bakaran kepada-Ku.
Bagaimana mungkin Ishak menjadi
satu-satunya anak laki-laki, padahal Ismael waktu itu paling tidak
berusia tiga belas tahun? `Paling terkasih' mungkin bisa dipahami,
karena dua anak jelas tak mungkin sama. Dan jika ayat ini
mengisyaratkan bahwa Ishak adalah anak satu-satunya yang sah, karena
ibu Ismael adalah seorang hamba, maka bagaimana dengan dua belas anak
laki-laki Yakub, yang semua mempunyai status yang sama sebagai
nenek-moyang dua belas suku bangsa Israel, terlepas apakah mereka
lahir dari istri atau gundik? Menurut hemat saya ini adalah kasus lain
perubahan teks dalam PL yang sangat jelas, yang barangkali
termotivasikan oleh kebencian bangsa Israel yang luar biasa terhadap
anak cucu Ismael. Animositi ini kelihatan begitu lebih mencolok dalam
Mazmur 83, yang beberapa ayatnya di sini disuguhkan menurut Versi
Revisi Standar (Revised Standard Version):
1. Ya Tuhan, janganlah rnembisu, jangan
berpangku tangan dan tinggal diam.
2. Lihatlah, musuh-Mu bergolak, orang-orang
yang membenci Engkau berontak.
4. Kata mereka, Mari kita hancurkan bangsa
Israel, supaya nama mereka tak diingat lagi.
5. Ya, mereka membuat rencana licik dan
bermufakat melawan Engkau -
6. bangsa Edom dan Ismael, orang-orang Moab
dan Hagar,
7. bangsa Gebal, Amon dan Amalek....
13. Ya Tuhanku, hamburkanlah mereka seperti
debu, seperti jerami yang ditiup angin.
17. Biarlah mereka selamanya dipermalukan
dan ketakutan, biarlah mereka mati dalam kehinaan.127
Bisakah para juru tulis Yahudi, dengan
memendam kebencian yang demikian historis terhadap anak cucu Ismael,
menunjukkan kemurahan (atau bahkan keadilan atau kejujuran) terhadap
Ismael sendiri dalam mentransmisikan teks PL? Ataukah mereka
menganggap Ismael sebagai `tak diperanakkan' (unbegotten),
inferior, dan dalam proses ini menaikkan derajat dan citra
nenek-moyang mereka sendiri, Ishak, selama memang ada kesempatan untuk
berbuat seperti itu?128
Kemungkinan-kemungkinan seperti ini layak mendapat perhatian yang
serius.
Dikucilkan dari perjanjian, bagaimana pun
juga, bukanlah hanya nasib Ismael, melainkan juga masih yang harus
diterima separuh kerabat Ishak, sebagaimana bisa dilihat dari
dimasukkannya `Edom' kedalam ayat 6 di atas. Berdasarkan pada PL,
Ishak mempunyai dua anak laki-laki:129
(a) Esau (atau Edom), yang dilahirkan pertama kali dari rahim, dan (b)
Yakub, yang merupakan nenek-moyang dua belas suku Israel.
Cukup mengundang tanda tanya, Yakob
berhasil menipu saudara laki-lakinya dua kali: pertama ketika menolak
memberikan sup kacang merah kepada Esau kecuali jika ia rnelepaskan
haknya sebagai anak yang lahir pertama, padahal dia sedang dalam
keadaan terancam kolaps akibat kelaparan;130
kedua, ketika Yakob dan ibunya mencuri pemberkatan yang sebetulnya
dimaksudkan untuk Esau dengan menipu Ishak secara licik, melibatkan
rambut palsu karena tangan Esau berambut lebih tebal daripada
tangannya.131Meskipun
dengan cara penipuan seperti ini, keturunan Yakob dianggap sebagai
nenek-moyang suku-suku Israel sementara anak-cucu Esau tidak mempunyai
bagian apa pun.
Orang-orang Israel sadar bahwa orang-orang
Edom adalah kerabat dekat mereka dan lebih tua... [Perseteruan antara
Esau dan Yakob] adalah retleksi aktual hubungan bermusuhan orang-orang
Edom dan Israel, yang sebagian besarnya disulut oleh yang kedua.132
Dengan perseteruan historis yang terus
berkecamuk ini, barangkali tidak mengherankan bahwa kata-kata final
Tuhan kepada Musa melompati nama-narna Isrnael dan Esau:
Musa, Inilah negeri yang Kujanjikan kepada
Abraham, Ishak, dan Yakob untuk diserahkan kepada keturunan mereka.
Aku memperlihatkannya kepadamu, tetapi tidak mengizinkan engkau
menyeberang Yordania dan masuk ke sana.133
Pada tahap pertama Ismael diusir dari
perjanjian, dengan alasan Tuhan telah merencanakan demikian agar
memasukkan keturunan Abraham hanya melalui Ishak saja. Selanjutnya,
bahkan ini pun tak sepenuhnya benar, karena separoh keturunan Ishak
dicampakkan dari perjanjian melalui upaya licik Yakob, yang dengan
begitu memperoleh perjajian untuk dirinya sendiri dan kedua belas
anaknya - baik lahir dari istri maupun gundik.134
Pengucilan lsmael
beserta keturunannya, dan Esau beserta keturunannya, tampaknya
merupakan sebuah pemalsuan sistematis yang berasal dari sumber-sumber
yang sangat memihak pada Yakob dan keturunannya saja.
Jika seseorang berdalih bahwa oleh karena
perjanjian adalah kasih sayang dan hadiah Tuhan, maka Tuhan mempunyai
hak penuh untuk memberikannya kepada siapa saja dan mengecualikan
siapa saja yang la inginkan. Akan tetapi pengecualian yang menimpa
Ismael dan Esau tidak sesuai dengan proklamasi Tuhan sendiri: "Dan Aku
akan memberikan kepadamu dan kepada keturunanmu, tanah ini, yang
sekarang engkau diami sebagai orang asing, seluruh tanah Kanaan, untuk
selama-lamanya."135
Fakta historis adalah
bahwa `seluruh tanah Kanaan' tidak dikuasai orang Israel lebih dari
250 tahun, bermula dari masa Daud (+/- 1000-962 S.M. ) dan herakhir
dengan penyeuhan Samara dan jauhnya kerajaan Israel utara (721 S.M.).
Janji Tuhan mengenai kepemilikan abadi, dalam hal ini, jelas jelas
bertentangan dengan realitas sejarah. Seseorang harus menafikan salah
satunya, proklamasi Tuhan atau ayat-ayat palsu yang mengusir Ismael
dan keturunannya. Dan jika kita pilih menafikan yang kedua maka janji
Tuhan benar-benar telah terpenuhi, karena Kanaan senantiasa dalam
kepemilikan Anak cucu Abraham.
Sebuah bagian singkat dari Kejadian 13
menjelaskan lebih lanjut ide ini:
14. Setelah Lot pergi, Tuhan berkata kepada
Abraham, Dari tempat engkau berdiri itu, pandanglah baik-balk ke
segala arah, utara, selatan, timur, dan barat:
15. Aku akan memberikan kepadamu dan kepada
keturunanmu seluruh tanah yang engkau lihat itu supaya menjadi milikmu
selama-lamanya.
16. Aku akan membuat keturunanmu sangat banyak laksana debu tanah:
sehingga orang sanggup menghitung mereka. Sebagaimana orang tak dapat
menghitung debu di tanah, demikian juga keturunanmu tidak akan dapat
dihitung.136
.
Bagian ini, dan yang serupa di dalam
Kejadian 15, memberikan bobot tambahan mengalahkan ayat-ayat bikinan
dalam Kejadian 17. Sepanjang sejarah, bangsa Israel jauh lebih sedikit
dibanding bangsa Arab, anak cucu Ismael, sehingga sebutan `debu tanah'
tidak bisa digunakan untuk mendeskripsikan hanya mereka saja. Sejarah
memaksa kita untuk memandang pengucilan Ismael dari Perjanjian Tuhan
sebagai sebuah distorsi yang disengaja yang disulut oleh sikap
prejudis.
9. Kesimpulan
Dalam masa berabad-abad yang berselang
antara naiknya Musa ke Gunung Sinai dan standardisasi akhir sebuah
teks Ibrani, teks itu tidak bisa terelakkan dart kesalahan-kesalahan,
perubahan-perubahan, dan pemalsuan-pemalsuan dengan tidak adanya
mukjizat. Dan memang, setiap wajah sejarah Israel agaknya menegaskan
bahwa tidak pernah ada mukjizat seperti itu. Kita dapat dengan mudah
mengamati bahwa situasi politik di Palestina, bahkan dalam masa
hadirnya sebuah negara Yahudi yang bersatu pun, tidaklah
menguntungkan bagi perkembangbiakan PL yang dapat dianggap patut dan
sakral; jarang sekali seorang raja memberikan kecintaan dan ketulusan
kepadanya, malahan mayoritas raja-raja itu mendirikan patung-patung
dan sebagian bahkan melakukan ritual-ritual pagan korhan anak dsb..Di
atas itu semua, teks itu sendiri menghilang berulang-ulang, dan selama
berabad-abad pada suatu waktu.
Dasar-dasar budaya kesusastraan dan
keagamaan Yahudi itu sendiri berasal dari masyarakat-masyarakat lain,
yang menyebabkan infiltrasi lebih jauh ke dalam PL mulai dari
permulaan sejarah bangsa Israel yang paling awal. Misalnya: (a) bahasa
lbrani dipinjam dari bangsa Funisia; (b) orang-orang Yahudi tidak
mengembangkan tulisan mereka sendiri, tapi sekadar menyesuaikannya
dengan Aram dan Asyur; (c) sistem diakritik Taurat Ibrani dipinjam
dari bahasa Arab; (d) Kitab Perjanjian (secara umum Keluaran
20:22-23:19) kemungkinan diadaptasi dari Kode Hammurabi, dan
seterusnya.
Teks itu sendiri masih senantiasa cair
(fluid) sampai abad ke-10 M., hampir 2300 tahun setelah wafatnya Musa:
cair dalam arti bahwa teks itu masih terbuka untuk perubahan-perubahan
sesuai dengan justifikasi doktrinal yang cukup. Dan sekali perubahan
itu sempurna, yang asli jadi `cacat' dan dirusak, yang sehingga
menghapus semua jejak yang mungkin mengantarkan kembali kepada sesuatu
yang lebih tua dan utuh.
Memperhatikan Al-Qur'an, kita mencatat
ayat:
137
"Mereka
yang mengikuti seorang Rasul, Nabi yang buta huruf, yang mereka
temukan tertulis dalam [kitab-kitab suci]mereka, dalam Taurat dan
Injil... "
yang secara eksplisit menyatakan bahwa
bahkan teks-teks PL dan PB yang telah diubah pun mengandung
referensi-referensi tentang nabi yang akan datang. Referensi-referensi
semacam itu telah dilihat oleh beberapa Sahabat Nabi dan para
khalifah,138
tetapi sejak itu kemudian dibersihkan
secara besar-besaran.139
Saya akan mengakhiri pasal ini dengan dua
kutipan yang menarik:
Mitos sentral Yudaisme klasik adalah
kepercayaan bahwa Kitab-kitab Suci kuno merupakan wahyu ketuhanan,
tapi hanya sebagian darinya. Di Sinai Tuhan telah menyampaikan wahyu
dobel: bagian tertulis yang diketahui semua, dan bagian yang hanya
dipelihara oleh para pahlawan besar skriptural, dan disampaikan oleh
para nabi kepada para Leluhur pada masa lalu yang tidak jelas, dan
akhirnya secara terbuka disampaikan kepada para rabi yang menulis
Talmud Palestina dan Babilonia.140
Dengan material [Qumran] berada di tangan
mereka, para ahli yang concern dengan kajian teks... bertugas
membuktikan bahwa sebenarnya teks itu masih senantiasa tidak berubah
selama dua ribu tahun yang lalu.141
Berdasarkan sejarah PL, sebagaimana yang
telah kita lihat, pernyataan-pernyataan di atas tidak lebih daripada
sekadar angan-angan (wishful of thoughts) belaka.
Dalam paragraf-paragraf dan
halaman-halaman ini, terdapat banyak hal yang bisa dikontraskan dengan
penghormatan orang Islam terhadap Al-Qur'an, meskipun pembaca yang
tanggap tentu telah melakukannya, dan sebetulnya masih ada santapan
bagi pemikiran yang lebih banyak lagi ketika kita mencermati PB
berikut ini.
125.
Penegasan ditambahkan.
126.
Josephus, Antiq., Buku I, Fasal 12, No. 3 (215), dan Kitab l, Fasal 13, No. 1
(222)
127.
Penekanan ditambahkan.
128.
Sekali lagi saya mengutip buku Wurthwein The Text of the Old Testament: "Terdapat
bukti yang jelas bahwa tak ada rasa bersalah sedikit pun dalam mengubah teks
ketika agaknya di sana terdapat alasan doktrinal yang cukup," hlm. 17.
129.
Kejadian 25:23-26.
130.
Kejadian 25:29-34.
131.
Kejadian 27.
132.
Dictionary of the Bible, hlm. 229.
133.
CEV, Ulangan 34:4.
134.
Delapan dari dua belas orang anak ini dilahirkan dari dua orang istrinya, dan
empat orang lainnya dari dua orang gundiknya. Untuk detailnya lihat buku ini hlm.
236-7.
135.
Kejadian 17:8. Cetakan miring dari penulis.
136.
Kejadian 13:14-16; penegasan ditambahkan. Lihat juga Kejadian 15:3-5.
137. Qur'an 7:157.
138.
Untuk Iebih detail, lihat Ibn Kathir, Tafsir, iii:229-234.
139.
Meskipun begitu masih terdapat beberapa jejak yang tertinggal. Lihat Yusuf,
Translation of Holy Qur'an, catatan kaki 48:29.
140.
J.Neusner, The Way of Torah, hlm. 81
141.
Geza Vermes, The Dead Sea Scrolls in English, Pelikan Book, edisi ke-2,
1965,hlm. 12
|
|