PENGANTAR PENERBIT
Alhamdulillah,
segala puji dan syukur tidak terhingga penerbit sampaikan
kehadirat
Allah
dengan terbitnya
buku "Sejarah Teks Al-Qur'an Sejak Turunnya Wahyu Hingga
Kompilasi, Kajian Perbandingan dengan Perjanjian Lama dan
Perjanjian Baru" karya Prof. Dr. Muhammad Mustafa Al-A'zami.
Buku karya
cendekiawan kelahiran Mau,
India ini bisa
dikatakan sebagai sebuah karya yang monumental. Suatu kerja
ilmiah yang dibangun tanpa emosional, mengundang pihak mana pun
untuk mengkaji buku ini pada saat serangan terhadap Al-Qur'an
menjadi sesuatu yang umum.
Dalam kajian
yang komprehensif ini, Prof. A'zami, memaparkan penjelasan yang
mendalam dan unik mengenai pemeliharaan kesucian Al-Qur'an
sepanjang sejarah, seperti halnya mengkaji banyak tuduhan yang
d'ilontarkan kepadanya. Prof. A'zami juga berhasil mengukuhkan
Al-Qur'an sebagai satu-satunya pedoman tertinggi kaum Muslimin,
balk sebagai petunjuk dan sebagai bacaan paling suci. Dengan
menggunakan metode perbandingan, beliau melakukan investigasi
sejarah Perjanjian Lama dan Baru, seluruh kepercayaan Yahudi-Kristen
yang mencakup the Dead Sea Scroll (Naskah Laut Mati), dan
mengungkap suatu kejutan dari hampir setiap bagian Kitab Injil.
Seluruh hasil kerja keras ilmiah ini memberikan kepada kita
sebuah kesimpulan bahwa Al-Qur'an adalah sebuah anugerah,
gagasan agung untuk membangkitkan pikiran, sejarah mulia untuk
menggerakkan jiwa, kebenaran universal untuk menghidupkan suara
hati, dan perintah langsung yang tepat bagi manusia untuk
membebaskan dirinya.
Dengan buku ini
Prof. A
'zami menempatkan dirinya di garda depan sebagai ulama terkemuka
pembela kemurnian dan kautentikan Al-Qur'an di tengah-tengah
upaya serius kaum orientalis menggempur Al-Qur'an. Prof. A 'zami
membuktikan bahwa Al-Qur'an adalah Kalamullah, mukjizat abadi
hingga akhir zaman. Selama empat belas abad kaum Muslimin
berhasil menjaga Al-Qur'an terhadap perubahan, menghafal setiap
ayatnya dan merenungkan tiap-tiap bagiannya.
Akhirnya, selain syukur ke hadirat Ilahi, penerbit juga berharap
semoga bisa mendorong kaum Muslimin untuk selalu antusias dan
istiqamah berpedoman kepada Al-Qur'an.
PENGANTAR:
PROF. DR. MUHAMMAD KAMAL HASSAN
REKTOR
UNIVERSITAS ISLAM INTERNATIONAL MALAYSIA (UIIM)
Buku
yang ada
di tangan anda, penulisnya, Profesor Muhammad Mustafa al-'dalam
Azami,
sudah lama saya kenal. Kepeduliannya terhadap karya negatif
pihak Orientalis menjadi fokus perhatiannya sejak awal. Beliau
salah seorang ilmuan terkemuka yang memiliki latar belakang
pendidikan Timur dan Barat. Di dunia Islam beliau dikenal
sebagai seorang ilmuan kenamaan di bidang ilmu
hadith.
Tentunya tidak seperti
kebanyakan ilmuan lain, yang biasanya, setelah ditraining dalam
institusi pendidikan Barat, merasa silau dan bahkan muji-muji
ketinggian budaya dan sistem kajian Islam mereka tanpa daya
analisis dan kritis. Justru sebaliknya, risalah Ph.D-nya yang
diajukan pada Cambridge, secara lugas membahas kekeliruan pihak
Orientalis dalam memahami asal usul ilmu
hadith
yang begitu unik. Penguasaannya
terhadap sumber keislaman khususnya dalam bidang ilmu
hadith
ini telah mengantar beliau ke
pentas international dalam bidang studi Islam. Rasanya, sangat
tepat Yayasan Raja Faesal yang bermarkas di Riyadh, Saudi
Arabia, telah menganugrahkan kepadanya Hadiah Malik Faesal atas
karya-karya di bidang ilmu
hadith
yang beliau
geluti sejak dulu.
Penulis merasa
betapa pentingnya mengcounter pendapat Orientalis yang
seringkali mengelirukan dengan menggunakan argumentasi ilmiah.
Karya ini sangat penting untuk disimak apalagi dalam cuaca
akademis pasca pemerintahan Soeharto yang banyak diwarnai
polarisasi pemikiran yang begitu beragam yang, kadang-kadang,
cenderung destruktif terhadap kesucian ajaran Islam. Kami merasa
prihatin atas imbas pemikiran Orientalis yang semakin mekar dan
ini pula yang mengilhami pemikiran kami menugaskan empat ilmuan
asal negeri ini, Dr. Sohirin M. Solihin, Dr. Anis Malik Thoha,
Dr. Ugi Suharto dan Lili Yulyadi, yang tengah bertugas sebagai
staf pengajar pada universitas kami untuk menterjemahkannya ke
dalam bahasa Indonesia. Dalam pemantauan kami, pihak Orientalis
sedang mengalihkan perhatian begitu besar terhadap perubahan
pemikiran Islam di Indonesia yang sudah bermula sejak awal tahun
1980-an. Karya-karya ilmuan Muslim yang mengikuti jejak
Orientalis seperti Hassan Hanafi, Nasr Hamid Abu Zaid, Muhammad
Arkoun, dan lainnya cukup mampu menarik minat di kalangan ilmuan
Muslim.
Buku ini
membahas, antara lain, berbagai kritikan yang dilontarkan pihak
Orientalis tentang
Al-Qur'an dari berbagai dimensi
pemikiran. Tudingan terhadap perbedaan susunan
surah-surah,
sistem bacaan yang berbeda,
kelainan mushafpara sahabat dengan mushaf 'Uthmani, semuanya
dibahas secara lugas dalam mematahkan hujjah yang seringkali
didewakan pihak Orientalis. Nuktah-nuktah kritikan Orientalis
ditangkis oleh penulis dengan menyentuh akar permasalahan dari
kesalahan sumber-sumber yang mereka pakai dan kejahilan terhadap
sistem studi Islam yang dipoles dengan kajian mereka terhadap
kitab suci orang Barat (The
Bible)
yang, katanya,
betul-betul rapuh dan tidak representatif Yang lebih menarik
lagi, beliau mampu mengetengahkan pendapat yang meyakinkan
tentang asal usul penulisan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru
yang betul-betul, kata beliau, meragukan dan jauh berbeda dengan
keutuhan kitab suci Al-Qur'an yang terpelihara sejak
diturunkannya. Bukti-bukti yang dipakai bukan dilandasi oleh
sikap emosional melainkan dilacak dari sumber-sumber ilmiah dan
otoritatif guna membuktikan kepalsuannya.
Jika kita
telusuri, nampak kekentalan komitmen penulis terhadap ajaran
Islam sebagai landasan berfikir, prilaku, budaya, dan konstitusi.
Nampak juga beliau ingin meletakkan pendapatnya sebagai bamper
dalam menghadapi segala bentuk serangan negatif pihak
Orientalis terhadap Al-Qur'an dan ajaran-Nya. Salah satu cara
yang efektif, begitu kata penulis, Orientalis ingin menyihir
para ilmuan Muslim agar mau menerapkan sistem studi Islam dari
sisi pandangan Barat dalam mengkaji Alkitab (The
Bible).
Nampaknya,
penulis benar-benar geram dan apa
pun rencana pihak Orientalis
terhadap Al-Qur'an, tidak dapat dihadapi dengan slogan kosong
seperti yang biasanya dipakai oleh sementara kelompok yang
kebesaran semangat tanpa mempelajari segi-segi kelemahan agama
dan budaya pihak lain dari sumber yang autentik. Saat pihak
Orientalis menuding kelemahan kompilasi Al-Qur'an, pengaruh
ajaran Judeo-Christian terhadapnya, dan Muhammad sebagai
imposter, penulis menangkis semua tuduhan dengan menguak asal
usul Alkitab (The
Bible)
yang penuh
kerancuan. Hujah-hujah yang dipakai sangat signifikan bagi yang
berminat menggali lebih dalam tentang sejarah Perjanjian Baru (PB)
dan Perjanjian Lama (PL). Jika di awal tahun 1980an Maurice
Buccaile sempat menyajikan kajian ilmiah Kitab Suci Al-Qur'an,
di mana kebenarannya sengaja ingin ditutup-tutupi oleh dunia
Barat, konstribusi Mustafa al-'Azami adalah pembuktian ilmiah
atas dasar sumber-sumber Barat tentang kerancuan Alkitab dan
agenda tertentu pihak Orientalis yang dimanfaatkan oleh
kepentingan Barat sebagai senjata ampuh dalam menundukkan
kembali dunia Islam sebagai slavery baru. Barangkali
sementara pihak ada berpendapat tidak perlu mengangkat
permasalahan seperti ini demi mempererat kerjasama Timur dan
Barat: Islam dan Kristen. Nampaknya sikap 'Azami sengaja ingin
mendemonstrasikan bagaimana pihak Orientalis menghujat tentang
kompilasi Al-Qur'an melalui metode pendekatan sistem studi agama
Barat yang ingin dipaksakan dalam kajian Al-Qur'an. Kami harap
karya ini dapat memberi sumbangan yang berarti dalam memenuhi
khazanah keilmuan Islam sebagai panduan hidup seperti diharap
oleh pengarangnya.
Kuala Lumpur,
Maret 2005
PROF. DR. MUHAMMAD KAMAL HASSAN
|