BAB 7 :
MUSHAF 'UTHMANI
The
History of The Qur'anic Text hal 105 - 110
4. Penentuan dan Pendistribusian Mushaf 'Uthmani
i. Naskah Terakhir Dibacakan di Depan Para Sahabat
Naskah penentuan ini, ketika diverifikasi dan dicek
dengan Suhuf yang dari Hafsa, lalu,
"dibacakan kepada sahabat di depan 'Uthman."29 Dengan
selesainya pembacaan itu, dia mengirimkan duplikat naskah Mushaf untuk disebar
luaskan ke seluruh wilayah negara Islam. Perintah 'Uthman yang umum kepada
orang-orang "Tulislah Mushaf" terkesan bahwa dia menghendaki para sahabat
mem'buat duplikat naskah Mushaf untuk kegunaan mereka masing-masing.
ii. Jumlah Naskah Mushaf yang Telah disahkan
Berapakah banyak Naskah yang telah dibagi-bagikan
oleh 'Uthman? Menurut beberapa laporan, ada empat: Kufah, Basra, dan Suriah,
yang satu lagi disimpan di Madinah; Riwayat lain menambahkan Mekah, Yaman dan
Bahrain. Ad-Dani lebih cenderung menerima laporan (riwayat) pertama.30
Profesor Shauqi Daif percaya bahwa delapan naskah telah dibuat, karena 'Uthman
mengambil satu untuk din sendiri.31
Untuk menguatkan pendapat
ini, kita tahu bahwa Khalid bin Ilyas telah membuat perbandingan antara Mushaf
yang disimpan 'Uthman dan yang disediakan untuk Madinah,32 oleh
karena itu, delapan tempat untuk naskah mushaf kelihatannya lebih masuk akal.
AI-Ya'qubi, seorang sejarawan Syi'ah, berkata bahwa 'Uthman mengirim Mushaf ke
Kufah, Basra, Madinah, Mekah, Mesir, Suriah, Bahrain, Yaman, dan al-Jazirah,
kesemuanya itu adalah sembilan.33
Ini sebagai bukti bahwa
selama proses penyiapan naskah Mushaf ini, beberapa orang menulis beberapa
naskah lagi untuk kegunaan mereka masing-masing. Studi tentang salah satu naskah
yang tidak resmi akan dipaparkan pada halaman 100-2 (tlg. sesuaikan)
iii. 'Uthman Membakar Seluruh Manuskrip yang
Lain
Dengan selesainya tugas ini, tinta di atas
naskah terakhir telah kering, dan duplikat naskah pun telah dikirimkan,
maka tidak dirasa perlu lagi adanya fragmentasi tulisan Al-Qur'an
bergulir di tangan orang-orang. Oleh karena itu, semua pecahan tulisan
(fragmentasl) Al-Qur'an telah dibakar. Mus'ab bin Sa'd menyatakan
bahwa masyarakat dapat menerima keputusan 'Uthman; setidaknya tak
terdengar kata-kata keberatan.34 Riwayat lain
mengukuhkan kesepakatan ini, termasuk Ali bin Abi Talib berkata,
Demi Allah, dia tidak melakukan
apa-apa dengan pecahan-pecahan (Mushaf) kecuali dengan
persetujuan kami semua (tidak ada seorang pun di antara kami
yang membantah). |
iv. 'Uthman Mengirim Pembaca Al-Qur'an
dilengkapi Dengan Mushaf
Tiada naskah yang dikirim tanpa seorang
qari' (
: Pembaca). Ini termasuk Zaid bin Thabit ke Madinah,
'Abdullah bin as-Sa'ib ke Makkah, al-Mughirah bin Shihab ke Suriah, 'Amir
bin 'Abd Qais ke Basra dan Abu 'Abdur-Rahman as-Sulami ke Kufah.
'Abdul-Fattah al-Qadi berkata:
Naskah Mushaf `Uthmani yang terdahulu
hanya terdapat huruf-huruf konsonan (karakter), tidak ada huruf vokal
(baris) dan titik,38 seperti digambarkan pada gambar
7.1 diambil dari salah satu Mushaf yang ditulis dalam skrip Hejazi.39
Naskah ini bisa dibaca salah dalam
berbagai macam cara.40 Di dalam melakukan pengumpulan
yang kedua, tujuan pertama 'Uthman adalah ingin menutup semua
celah-celah perbedaan dalam bacaan Al-Qur'an; hanya dengan mengirim
Mushaf atau mengirimkannya sekalian dengan seorang pembaca akan
memberikan kebebasan juga untuk menggunakan satu cara bacaan, yang
akhirnya bertentangan dengan penyatuan yang dikehendaki oleh 'Uthman
di dalam masyarakat. Oleh karena itu, adanya kesatuan secara total
yang ada pada teks AI-Qur'an di seluruh dunia selama empat belas abad,
di pelbagai negara dengan warna-warni sekte yang ada, merupakan bukti
keberhasilan 'Uthman yang tak mungkin tersaingi oleh siapa pun dalam
menyatukan umat Islam pada satu teks.
Gambar 7.1: Contoh Mushaf terdahulu yang ditulis
dalam skrip Hejazi. Perlu dicatat tidak ada kerangka titik. Kehormatan
Museum Arsip Negara Yaman.
v. Perintah 'Uthman dengan Mushaf yang
Dikirimkan
1. 'Uthman memerintahkan agar semua Mushaf
milik pribadi yang berbeda dengan Mushaf miliknya harus dibakar, jika
gagal dalam menghapuskan Mushaf-Mushaf ini maka akan dapat memicu
munculnya perselisihan kembali. Anas bin Malik melaporkan,
Mengirimkan setiap pasukan tentara Muslim dengan satu Mushaf, lalu
'Uthman menginstruksikan mereka agar membakar semua naskah Mushaf yang
berbeda dengan Mushafnya ('Uthmani). |
Pernyataan Anas hanya merupakan satu skenario dari
sekian banyak yang lain. Menurut riwayat lain, `Uthman memerintahkan untuk
membakar atau merobek-robek semua naskah yang terdahulu.42 Dalam riwayat lain, dengan menghapus tintanya. Abu Qilaba menyatakan, "'Uthman
menulis surat ke setiap pusat (center), 'Saya... telah menghapus apa yang saya
miliki (naskah), sekarang hapuslah kepunyaan kalian'."43 Suatu
ketika, satu delegasi dari Irak pergi menuju Madinah dan mengunjungi anak Ubayy,
untuk memberitahukan bahwa mereka berjalan dengan susah payah hanya untuk
melihat Mushaf Ubayy. Dia menjawab bahwa 'Uthman sudah mengambilnya. Dia pikir
mungkin dia enggan menjawab, lalu mereka bertanya lagi dan temyata dia
mengulangi jawaban yang sama.44
Ibn Hajar berkata walaupun sebagian besar laporan
menggunakan kata at-tahriq (
: bakar), semua kemungkinan harus
dipertimbangkan. Nasib setiap pecahan tulisan naskah tergantung kepada tiap
individu yang memiliki: apakah hendak di hapus, dibakar, atau dirobek-robek.45 Saya percaya ada kemungkinan lain. Beberapa orang mungkin memilih untuk
membandingkan Mushaf pribadi mereka dengan Mushaf 'Uthmani dan, saat terlihat
adanya perbedaan, mereka mengubahnya. Pemyataan 'Abdul-A'la bin Hakam al-Kitabi
memberi ciri-ciri seperti berikut ini,
"Ketika masuk ke rumah Abu Musa al-Ash'ari, saya
menjumpai dia ditemani oleh Hudaifa bin al-Yamn sedang 'Abdullah bin Mas'ud di
atas lantai... Mereka berkumpul mengelilingi Mushaf yang dikirim oleh 'Uthman,
dengan membawa Mushaf mereka masing-masing secara teratur untuk membetulkannya
berdasarkan kepada Mushaf `Uthmani. Abu Musa berkata kepada mereka, 'Apa saja
yang kamu dapat dalam Mushaf saya dan terdapat pada Mushaf `Uthmani (tambahan),
maka jangan dibuang, dan jika anda jumpai ada yang tertinggal dari Mushaf saya,
maka tuliskanlah."46
2. Perintah kedua `Uthman adalah agar tidak
membaca sesuatu yang bertentangan dengan skrip Mushaf 'Uthmani. Kesepakatan
sebagian besar (unanimous) untuk mengubah semua naskah telah melahirkan skrip
dan ejaan Mushaf 'Uthmani sebagai standard baru; dan sejak saat itu setiap
Muslim yang belajar Al-Qur'an harus sesuai dengan teks Mushaf 'Uthmani. Apabila
ada orang yang belajar bertentangan dengan Mushaf 'Uthmani, maka dia tidak boleh
membaca atau mengajarkannya dengan cara yang berbeda.47
Jadi apa yang dia bisa lakukan? Solusi yang paling mudah, dia menghadiri group
pembaca yang resmi, untuk mempelajari AI-Qur'an berdasarkan kepada kondisi yang
telah disediakan dan mendapatkan hak keistimewaan untuk mengajar dan membaca.
Kesuksesan 'Uthman yang tidak ada bandingannya dalam masalah ini adalah bukti
positif bahwa upaya yang dilakukan telah memperharum suara masyarakat.
29. Ibn Kathir, Fada'il,
vii: 450.
30. Ad-Dani, al-Muqni,
hlm. 9; lihat juga Ibn Kathir (yang cenderung tujuh), Fada'il,
vii: 445.
31. Shauqi Daif, Kitab as-Sab'a of lbn
Mujahid, pendahuluan, hlm. 7.
32. Lihal hIm.110-112.
33. Al-Ya'qubi, Tarikh,
ii: 170
34. Abu 'Ubaid, Fada'il,
hlm. 284; ad-Dani, al-Muqni', hlm. 18.
35. Ibn Abi Dawud, al-Masahif, hlm. 22;
lihat juga hlm. 12, 23 .
36. 'Abdul-fattah al-Qadi, "al-Qira'at
fi Na ar al-Mustashriqin wa al-Mulhidin', Majallat al-Azhar,
vo1.43/2, 1391 (1971). hlm. 175.
37. Salinan dalam bahasa
Inggris (Indonesia) bukan kata demi kata, tetapi hanya
dimaksudkan untuk menyampaikan poin-poin tentang riwayat.
38. Untuk gambaran yang Iebih
detail tentang titik, lihat hlm. 150-156.
39. Beberapa Mushaf 'Uthmani
yang resmi pertama kali ditulis dalam skrip Hejazi dalam jumlah
yang banyak. Banyak sekali sifat-sifat Mushaf 'Uthmani di
seluruh dunia (lihat hlm 315-8..). Dan sangat tidak mungkin
untuk menkonfirmasikan atau menolak klaim Mushaf 'Uthmani,
sedangkan salinan itu sendiri tidak menyatakan apa-apa tentang
hal ini, sifat-sifat seperti itu mungkin merefleksikan bahwa
sebenarnya salinan itu disalin dari salah satu Mushaf yang
dikirim oleh 'Uthman.
40. Salah satu tuduhan adalah Mushaf 'Uthmani
yang tidak ada titik menyebabkan timbulnya perbedaan-perbedaan
dalam bacaan Al-Qur'an. Lihat bab II untuk kajian lebih lengkap
dalam masalah ini.
41. Ibn Abi Dawud, al-Masahif, hlm. 19-20; lihat juga
al-Bukhsri, Sahih, Bib Jam'i Al-Qur'an, hadith no. 4987; Ibn Kathir, Fada'il,
vii: 442.
42. Ibn Hajar, Fathul Bari, ix: 20.
43. Ibid, ix: 21
44. Ibn Abi Dawud, al-Masahif, hlm. 25.
45. Ibn Hajar,
Fathul Bari, ix: 21.
46. Ibn Abi Dawud, al-Masahif, hlm. 35
47. Konsep ini akan lebih dijelaskan di dalam diskusi
selanjutnya (bab 12)
|
|