BAB 17 :
PERJANJIAN BARU:
PENGARANG
YANG ANONIM DAN PERUBAHANNYA
The
History of The Qur'anic Text hal 317 - 333
7. Perubahan
Kontemporer pada Teks
Sejauh ini saya hanya membatasi diri pada
pembahasan secara singkat tentang perubahan PB dalam
manuskrip-manuskrip Yunani. Barangkali ada yang berargumen bahwa,
bermula dengan Versi Perbaikan King James pada tahun 1881, setiap
edisi mainstream telah berusaha memurnikan teks Biblikal melalui
penelitian kritis terhadap manuskrip-manuskrip tua; dengan kata lain,
bahwa edisi yang berturut-turut ini lebih mendekati teks Biblikal yang
asli, daripada menjauhinya melalui perubahan-peruhahan baik yang
sengaja atau tidak sengaja. Secana umum, kasusnya bukanlah sasedarhana
ini. Setiap terjemahan adalah produk waktu dan tempat tertentu, dan
sudah tentu akan dipengaruhi oleh isu-isu sosial politik apa pun yang
sedang bergolak dalam psikologi sang penerjemah. Terlepas apakah studi
kritis dilakukan terhadap manuskrip-manuskrip atau tidak, concern
terhadap isu-isu semacam itu cukup untuk mendorong produk finalnya
bahkan semakin jauh dari teks aslinya.
Dalam sebuah artikel berjudul, "The
Contemporary English Version: Inaccurate Translation Tries to Soften
Anti-Judaic Sentiment," Joseph Blenkinsopp mendiskusikan sebuah
contoh seperti berikut:
Versi Inggris Kontemporer dari Bibel (CEV),
dipublikasikan tahun lalu oleh the American Bible Society... adalah
secara aktif disponsori oleh the American Interfaith Institute...
sebagai Bibel pertama yang tidak ' mengandung anti-Yudaisme. Ada
kalanya hal ini disebabkan retranslasi (penerjemahan ulang), atau
dalam beberapa kasus parafrasa (uraian dengan kata-kata sendiri) atau
bahkan omitting (penghapusan), beberapa sindiran prejudis tertentu
pada orang-orang Yahudi dalam Perjanjian Baru.57
Selanjutnya dia menyebutkan beberapa
contoh di mana 'orang-orang Yahudi' (the Jews) telah diubah
menjadi 'orang-orang' (the people), 'sekumpulan besar orang
Yahudi' (a great crowd of the Jews) menjadi 'orang banyak'
(a lot of people), dan seterusnya, begitu juga seperti memperlunak
'Terkutuklah kalian, para juru tulis dan orang-orang Farisi,
orang-orang munafik!'58
menjadi 'Celakalah
kalian orang-orang Farisi dan guru-guru agama! Kalian tukang
berpura-pura'. Tujuan penerjemah, dia menyimpulkan, seharusnya
mengikuti teks secara tulus, bukannya membujuk atau memelintirnya
menjadi sebuah ucapan yang ingin dikatakan oleh penerjemah.59
Barclay Newman, ketua penerjemah CEV,
memberikan respons seraya menegaskan bahwa dia dan timnya tulus
mengikuti kemauan teks Yunani itu.60
Kebanyakan dalam Perjanjian Baru, the
Jews (orang-orang Yahudi) lebih tepat dipahami sebagai the
other Jews (orang-orang Yahudi yang lain) atau some of the Jews
(sebagian orang Yahudi) atau a few of the Jews (beberapa orang
Yahudi) atau the Jewish leaders (para pemimpin Yahudi) atau
some of the Jewish leaders (sebagian pemimpin Yahudi) atau a
Jew of Jewish leaders (beberapa pemimpin Yahudi). Kata-kata itu
tidak pernah dimaksudkan sebuah bangsa secara keseluruhan... Pontius
Pilate -gubernur Romawi- yang menjatuhkan hukuman mati kepada Yesus! Dan
orang-orang yang memaku Yesus pada tiang salib adalah serdadu-serdadu
Romawi.61
Membantah adanya pelunakan dalam CEV
Newman menambahkan bahwa risalah Yesus adalah lebih dimaksudkan untuk
menyatukan Orang-orang Yahudi dan non-Yahudi daripada memprovokasi
sentimen anti-Yahudi. Penerjemahan PB yang tulus memerlukan suatu
pencarian "cara-cara yang kesan-kesan yang salah dapat diminimalisasi
dan kebencian dapat diatasi".62
Bagaimana
pun juga dalam mengejar tujuan ini, tim CEV sering membuat
kesan-kesan salahnya sendiri tentang orang-orang Israel dengan
mengayun ke arah yang berlawanan. Sebagai contoh:
* KJV memberikan terjemahan 2
Tawarikh 21: 11-13 berikut ini:
11. Lebih dari itu [Yehoram] mendirikan
tempat-tempat penyembahan berhala di daerah pegunungan Yehuda, dan
menyebabkan rakyat Yerusalem, dan dari situ memaksa rakyat Yehuda,
melakukan perzinaan.
12. Lalu ia mendapat sepucuk surat dari
Nabi Elia, yang mengatakan, Begitulah berkata Tuhannya David ayahmu,
sebab engkau tidak mengikuti jejak Yosafat ayahmu, dan jejak Asa raja
Yehuda,
13. Sebaliknya engkau mengikuti jejak
raja-raja Israel, dan menyebabkan rakyat Yehuda dan Yerusalem tidak
setia kepada Tuhan, Engkau berbuat seperti Raja Ahab, dan juga
membunuh saudara-saudaramu seayah, padahal mereka lebih balk darimu.
RSV dan New World Translation
63
keduanya kurang lebih memberikan arti yang sama ("ketidaktulusan" dan
"hubungan immoral" secara berurutan).
Saya berkesimpulan demikian sebab
terjemahan CEV telah mengejutkan saya karena sangat berheda:
11. Yehoram hahkan mendirikan
tempat-tempat suci lokal di bukit-bukit Yehuda, dan membiarkan rakyat
berdosa kepada Tuhan dengan menyembah tuhan-tuhan asing.
12. Suatu hari, Yehoram menerima sepucuk
surat dari Nabi Elia yang mengatakan: Saya ada sebuah pesan untukmu
dari Tuhan yang disembah nenek-moyangmu David. Dia tahu bahwa engkau
tidak mengikuti jejak ayahmu Yosafat atau kakekmu Asa.
13. Sebaliknya engkau telah berbuat
seperti raja-raja Israel yang berdosa dan mendorong rakyat Yehuda
untuk berhenti menyembah Tuhan, persis seperti yang dilakukan oleh
Ahab dan anak-cucunya. Engkau bahkan membunuh saudara-saudaramu, yang
sebetulnya mereka itu lebih baik darimu.
Menghapus referensi-referensi khusus
mengenai perzinaan dan pelacuran agaknya tidak mempunyai dasar apa pun
selain ingin memelihara opini pembaca terhadap moralitas publik selama
masa terpecahnya kerajaan dari tergelincir lebih jauh menuju yang
negatif.
* Berikut ini adalah dua ayat dari Yesaya,
diambil dari KJV:
(36:11) Lalu berkatalah Elyakim, sebna dan
Yoah kepada Rab-Syakih, Bicaralah, aku harap, kepada para pembantumu
dalam bahasa Suriah; sebab kami paham: dan janganlah bicara kepada
kita dalam bahasa Yahudi, nanti dimengerti rakyat di atas tembok kota
itu.
(36:13) Kemudian Rab-Shyakih berdiri dan
berteriak dalam bahasa Yahudi, dan berkata, Dengarlah kata-kata raja
agung, raja Asyur.
Frase yang sama, 'bahasa Yahudi' (atau 'bahasa
Kanaan') bisa juga ditemukan dalam Yesaya 19:18, 2 Raja-raja 18:26,
dan 2 Tawarikh 32:18; bahwa tak satu pun dari kelima ayat ini yang
merujuk 'bahasa Yahudi' sebagai bahasa Ibrani agaknya lebih dari pada
sekadar kebetulan.64
New World Translation dan RSV kurang lebih mengikuti
fraseologi yang sama. Bagaimana pun juga CEV menerjemahkan
kelima ayat tersebut sebagai bahasa Ibrani, tanpa memberikan catatan
lebih ]anjut. Tentu saja CEV dimaksudkan untuk bacaan verbal
yang mudah dan tidak untuk studi tekstual, namun hal itu bukan lantas
dapat dijadikan alasan bagi penerjemahan dan asumsi yang tak benar (khususnya
ketika frasa yang benar itu begitu simpel).
Di dalam Injil Yohanes kita dapatkan:
(9:22) Ibu bapak orang [buta] itu berkata
begitu sebab mereka takut kepada orang-orang Yahudi, karena
orang-orang Yahudi itu sudah sepakat bahwa jika seseorang mengakui [Yesus]
sebagai Kristus, dia tidak boleh lagi masuk sinagog.
Ini menurut RSV sementara di
dalam CEV kita baca:
(9: 22-23) Ibu bapak orang itu berkata
begitu sebab mereka takut kepada para pemimpin mereka. Para pemimpin
itu telah bersepakat bahwa tak seorang pun boleh berhubungan dengan
siapa saja yang berkata bahwa Yesus adalah Juru Selamat.
Sudah barang tentu jika ada seseorang yang
sedang menciptakan sebuah image yang salah, maka para penerjemahlah
yang di sini telah membuang referensi kepada "tidak boleh lagi masuk
sinagog", yang membuat bagian ini berbunyi seakan-akan para pemimpin
Yahudi telah dibuat sedikit jengkel dan siap memberikan teguran pedas.
Contoh-contoh ini adalah yang ditemukan
secara kebetulan ketika menulis bagian awal dari buku ini, dan secara
natural seseorang yang mempunyai inklinasi dan waktu akan dapat
menemukan ayat-ayat tambahan yang lebih banyak lagi di mana para
penerjemah telah memperkuat impresi-impresi salah yang baru. CEV
hanyalah salah satu test case yang mutakhir; lebih dari empat puluh
terjemahan Inggris sendiri dicetak, masing-masing mengandung
kekhususan-kekhususannya sendiri. Sebagai contoh banyak penginj il
yang menganggap edisi-edisi utama Revised Standard Version terlalu
liberal; New Testament in Modern English mengandung susunan
kata-kata yang tak lazim; Living Bible mencampur teks dengan
interpretasi, memasukkan kata-kata yang membuat teks sesuai dengan
pandangan fundamentalis. Sebagian besar Bibel mengadopsi suatu
pandangan teologis yang berbeda tentang Yesus Kristus dengan memilih
bacaan-bacaan tertentu di atas lainnya: "seorang perempuan muda akan
mengandung" untuk "seorang perawan akan mengandung" (Yesaya 7:14), "anak
satu-satunya" untuk (anak satu-satunya yang diperanakkan (Yohanes
1:14, 18), "Yesus Kristus", untuk "Yesus Kristus, anak Tuhan" (Markus
1:1) dan seterusnya. Perbedaan implikasi dan arti teologis yang ada
dalam bibel-bibel ini - sebagai akibat dari penyusupan, penggantian,
atau omisi , apalagi penggunaan varian-varian yang selektif - hanya
dapat dilabeli sebagai sebuah perusakan teks original.
8. Manuskrip-Manuskrip
Kuno Menolak Doktrin-Doktrin Kristen yang Tersebar Luas
Baik melalui perubahan-perubahan yang
terus berlaku atau pembuangan hal-hal yang tak murni yang sebelumnya
menyusup ke dalam teks, PB yang ada sekarang sering merupakan sebuah
antagonis yang tajam daripada doktrin-oktrin Kristen yang dimuatnya
itu sendiri. Pertama-tama, mayoritas orang Kristen hanyalah familiar
dengan beberapa seleksi bagian tertentu yang secara regular dibaca
atau dikomentari dalam khotbah-khotbah. Sebagaimana yang dicatat
Maurice Bucaille, "Dengan pengecualian orang-orang Protestan, memebaca
Injil-Injil secara keseluruhan merupakan hal yang tidak biasa
dilakukan orang Kristen... Di sekolah Katolik Roma saya punya
buku-buku Virgil dan Plato, tapi tidak punya Perjanjian Baru."65
Sekarang kita temukan
bahwa banyak di antara bagian-bagian yang dipilih ini, favorit
tradisional para penginjil dan bangunan dasar pengetahuan orang
Kristen awam tentang agamanya sendiri, pada kenyataannya adalah palsu
atau sekurang-kurangnya tidak dapat dipercaya, ditambah lagi telah
diperlemah melalui catatan kaki-catatan kaki yang bersifat
kehati-hatian di dalam Bibel kontemporer, atau bahkan dibuang
kedua-duanya. Bagian-bagian ini menyentuh esensi doktrin Kristen itu
sendiri.
* Trinitas
Kita telah mendiskusikan panjang lebar
mengenai interpolasi Comma Johaaeum pada abad ke-16 menjadi 1 Yohanes
5:7, statemen Trinitas yang berkenaan dengan "Bapa, Kalimat, dan Roh
Kudus, dan ketiga-tiganya adalah satu." Begitu terkenalnya interpolasi
ini hingga membuat saya tidak menyadari adanya Bibel yang masih juga
memasukkan bagian ini semata-mata untuk memelihara Authorized King
James Version 1611 yang orisinal. Satu-satunya bagian yang masih
menegaskan doktrin Trinitas secara jelas-jelasan adalah Matius 28:19,
"Sebab itu pergilah kepada segala bangsa dan jadikanlah mereka
pengikut-pengikutku, baptislah mereka atas nama Bapa dan Anak dan Roh
Kudus. Ajarkanlah mereka menaati semua yang sudah kuperintahkan
kepadamu."66
Berdasarkan itu, Akhir
perkataan paska kebangkitan ini, yang tak dijumpai di Injil lain atau
tempat mana pun di dalam PB, telah dianggap oleh sebagian sarjana
sebagai sebuah interpolasi yang dimasukkan ke dalam Matius. Juga
dijelaskan bahwa ide 'jadikan pengikut' sebetulnya dilanjutkan dengan
'ajarkan mereka,' yang sehingga rujukan kepada pembaptisan dengan
formula Trinitarian di antara kalimat-kalimat tersebut merupakan
sebuah susupan yang disusupkan kemudian ke dalam ucapan tersebut.67
* Ketuhanan Yesus
Apakah Yesus pernah merujuk dirinya
sendiri sebagai Anak Tuhan hampir secara eksklusif bersandar pada
Lukas 10:22,
Tidak seorang pun mengenal Anak, selain
Bapa. Tidak ada juga yang mengenal Bapa selain Anak; dan orang-orang
kepada siapa Anak itu mau memperkenalkan Bapa.
Kata-kata ini diulang secara harfiah di
dalam Matius 11:27, sebab Lukas dan Matius kedua-duanya mengambil
bacaan ini dari Q.68
Akan tetapi, kata-kata ini
berasal dari lapisan ketiga dari Q, lapisan yang ditambahkan
orang-orang Kristen sekitar tahun 70 M.69
Tidak satu
pun dari dua lapisan yang terdahulu, termasuk Q yang asli yang
dipelihara oleh pengikut-pengikut awal Yesus sendiri, memuat sesuatu
tentang ketuhanan Yesus Kristus. Di samping itu, frasa Anak Tuhan
ditemukan dalam PB di bawah kedok-kedok dan arti-arti yang berbeda,
yang tidak satu pun mengimplikasikan keperanakan secara langsung
karena hal itu akan bertentangan dengan monoteisme Yahudi.70 Dalam pemikiran Yahudi Anak Tuhan berarti seorang manusia yang
memiliki hubungan moral (bukan fisik) dengan Tuhan,71
dan dengan demikian, sangat mungkin bahwa orang-orang Kristen awal
menggunakan sebutan ini untuk Yesus dalam arti seperti itu, karena
telah dibesarkan dalam tradisi Yahudi. Jika demikian masalahnya, maka
pengaruh Helenisme, di mana para kaisar senang memandang diri mereka
sendiri sebagai keturunan langsung dari tuhan-tuhan atau dewa-dewa,
dapat dianggap sebagai yang bertanggung jawab dalam berubahnya
persepsi orang-orang Kristen belakangan dari pengertian hubungan
moral menjadi hubungan fisik sera langsung.
Kembali kepada PB, terjemahan KJV 1
Timotius 3:16 mengulas ketuhanan Yesus dalam rupa manusia: "Dan tidak
ada yang dapat menyangkal, betapa besarnya rahasia ketuhanan: Tuhan
menampakkan diri dalam rupa manusia..." Analisis tekstual modern telah
melempar bacaan ini menjadi sebuah kebingungan, dengan semua versi
yang saat ini memilih sebagai gantinya untuk Dia [Siapa or Yang mana]
manisfestasikan secara sempurna. Contoh-contoh lain dari kritik teks
yang melemahkan ketuhanan Yesus adalah Markus 1:1 ("Anak Tuhan"
dibuang); Yohanes 6:69 ("Kristus, Anak Tuhan yang hidup" menjadi "Orang
Suci dari Tuhan"); Kisah Rasul-rasul 8:37 (seluruh ayat, termasuk "Aku
percaya bahwa Yesus Kristus Anak Tuhan", dibuang);72
dan 1Korintus 15:47 ("Orang kedua adalah Tuhan dari langit" menjadi "orang
kedua adalah dari langit.")73
* Penebusan
Hal ini mengacu pada penebusan dosa
warisan (original sin) manusia oleh Yesus bagi orang-orang yang
mengimani bahwa Kristus mati (disalib) karena dosa kolektif mereka.
Oleh karena itu, hal ini merupakan pertunjukan cinta dan pengorbanan
yang tertinggi dalam Kristen, dengan syafaat Yesus untuk semua umat
manusia di saat penderitaan yang paling besar:
Bapa, ampunilah mereka karena mereka tidak
tahu apa yang sedang mereka perbuat.
Tapi ucapan bersejarah yang ada di dalam
Lukas 23:24 ini (yang tentu merupakan salah satu dari ayat-ayat dalam
Bible yang paling sering dinukil) seluruhnya absen dalam berbagai
manuskrip tua, dan yang paling tua adalah +/- 220 M. P. W. Comfort
mengamati bahwa "agaknya teks ini bukanlah bagian dari tulisan asli
Lukas, tapi ditambahkan belakangan... dari tradisi oral."74 Begitu esensialnya ayat ini bagi penjelasan-penjelasan Injil, sehingga
semua penerbit memasukkannya, dengan memberikan sebuah penjelasan di
catatan kaki setelahnya.75
Begitu juga kita harus
catat Yohanes 6:47 (KJV menerjemahkan: "Orang yang percaya
kepadaku mempunyai kehidupan yang kekal"), di mana kritikus teks telah
memengaruhi Bibel-bibel modern untuk membuang "kepadaku" sehingga ayat
itu tidak lagi membedakan Kristus sebagai Penebus dosa.
* Kenaikan
'Tidak satu pun dari keempat Injil yang
mcriwayatkan kenaikan Kristus ke langit setelah Kebangkitannya dari
kubur dengan kualitas yang dapat dipercaya. Matius dan Yohanes
kedua-duanya menyimpulkan tanpa mengacu pada kenaikan. Lukas 24:51 ("dan
dinaikkan ke langit") tidak terdapat dalam berbagai manuskrip tua,76 dan oleh karenanya sering cukup dicantumkan dalam catatan kaki. Namun
yang benar-benar paling mengherankan adalah Markus, di mana kedua
belas ayat seluruhnya - termasuk Kenaikan - tidak ditemukan di mana
pun juga dalam berbagai manuskrip, yang menempatkan Bibel-bibel
kontemporer dalam situasi kaku dan janggal, harus memanjangkan
akhirannya atau menyingkatkannya.77 Hasil akhirnya
adalah tidak ada satu pun ayat yang secara eksplisit menyebutkan
Kenaikan selamat dari pemeriksaan tekstual dalam keempat Injil.78
9. Kesimpulan
Masih terdapat banyak contoh-contoh
lainnya, tapi permasalahannya sudah cukup jelas: beberapa fondasi
doktrin Kristen yang sangat mendasar, yang diduga berasal dari
penjelasan Bibel tentang kehidupan Yesus, ternyata ada kalanya tidak
terbukti atau hampir tidak ada bukti tekstual sama sekali dalam
edisi-edisi keempat Injil modern itu. Dengan adanya berbagai bacaan
esensial dan sangat diminati yang dibuang dari KJV kemudian apa lagi
dasar-dasar Kristen baru yang secara teologis lemah ini? Lagi
doktrin-doktrin dan prinsip-prinsip dasar apakah yang masih dapat
dipegangi gereja dengan kuat?
Sebelumnya kita sudah ketahui bahwa
sejarah situasi politik Yahudi sepenuhnya tidak mendukung untuk
pemeliharaan PL, dengan sebagian besar penguasa-penguasa Yahudi yang
menggalakkan politeisme dalam skala luas. Teks itu telah hilang
berkali-kali, dan setelah penemuannya yang terakhir pun (dari sumber
apa saja) pada abad ke-5 M, la senantiasa menjadi sasaran perubahan
terus-menerus.
Sekarang kita saksikan bahwa sejarah juga
tak bersahabat dengan PB. Sumber utama Kristen itu sendiri, Yesus,
merupakan sebuah figur yang eksistensi historisnya tidak mungkin
dibuktikan lewat sumber-sumber utama.
Sebagian dari ajaran-ajarannya ditemukun
dalam Q, hanya saja kemudiun Q mengalami interpolasi dalam masa
beberupa dekade dan akhirnya hilang, tertimhun dengan berbagai macarn
mitos Yesus yang segera beredar di kalangan Kristen. Menjelang akhir
abad pertama, beberapa karya biograti muncul; pengarang-pengarangnya
anonim, dan tak satu pun dari mereka yang memiliki pengetahuan
langsung tentang kehidupan Yesus, juga tak satu pun yang menyebutkan
sumber-sumber informasinya. Sekte-sekte rival pun bermunculan,
masing-masing tidak segan-segan mengubah ayat-ayat yang dianggap perlu
untuk menguatkan pandangan khususnya tentang Kristus: Tipe-tipe teks
berkembang, beragam, melahirkan yang lebih baru, dan menjadi populer.
Resensi-resensi mulai marak, interpolasi-interpolasi terus berlangsung,
analisis-analisis tekstual mulai meragukan beberapa bacaan yang
signifikan. Dan sampai kini setiap Bibel dapat secara hati-hati
memilih varian-variannya, susunan-susunan katanya, dan oleh karenanya
sampai pada Yesus yang sedikit berbeda.
Mereka yang berargumen bahwa beberapa dari
ajaran Yesus masih senantiasa ada dalam keterangan-keterangan Injil
sejatinya salah menanggapi; yaitu, bahwa kata-kata ini memang ada
secara huruf tapi tidak secara spirit. Apa gunanya
maklumat-maklumat mengenai kebajikan dan kecintaan, ketika keseluruhan
agama itu sendiri telah menyelewengkan keinginan-keinginan orisinal
Yesus (sebagaimana disaksikan dalam Q) menjadi agama yang mengajarkan
penyembahan Yesus Kristus sebagai Anak Tuhan dan keselamatan melalui
kepercayaan bahwa ia telah disalib untuk menebus dosa seluruh manusia?
Kita sesungguhnya telah beranjak sangat
jauh dari dunia isnad- isnad, sertifikat- sertifikat membaca,
tradisi kesaksian, kontak pribadi, huffaz, Mushaf `uthman,
dan teks suci yang kemurniannya senantiasa tidak diragukan selama
lebih dari empat belas abad. Perbedaan (antara Al-Qur'an dan Bibel)
ibarat terang-benderangnya sinar matahari tengah hari versus
gelap-gulitanya bayang-bayang tengah malam, dan kekontrasan inilah
yang menyulut kecemburuan mereka-mereka yang terbiasa dengan
Kitab-kitab Suci Biblikal untuk terus berusaha memandang kemurnian
Kitab Suci yang lain dan terpeliharanya dari perangkap waktu sebagai
tidak dapat diterima dengan akal.
57.
Bible Review, vol. xii, no. 5, Oct. 1996, hlm. 42. Cetakan miring
ditambahkan.
58.
Ini semua sebagaimana yang terdapat dalam Revised Standard Version,
Matius 23.
59.
Bible Review, vol. xii, no. 5, Oct. 1996, hlm. 42.
60.
B.M. Newman, "CEV's Chief Translator: We Were Faithful to the Intention of the
Text",
Bible Review, vol. xii, no. 5, Oct. 1996, hlm. 43.
61.
Ibid, hlm. 43. Harus kita catat bahwa perbedaan antara pendapat Newman
dan Talmud tidak mungkin dapat diakurkan. Israel Shahak menulis, "Menurut
Talmud, Yesus dieksekusi oleh sebuah pengadilan rabbinikal sebagaimana mestinya
karena pemberhalaan, merangsang orang-orang Yahudi yang lain kepada pemberhalaan
dan penghinaan kepada otoritas rabbinical. Semua sumber Yahudi klasik yang
menyebutkan eksekusinya merasa sangat puas melaksanakan tanggung jawab itu:
dalam uraian Talmud tidak menyebut orang-orang Romawi sedikit pun." [Jewish
History, Jewish Religion, hlm. 97-98.] Dan berkenaan dengan nasib Yesus,
"Talmud menegaskan bahwa hukumannya di neraka akan sangat pedih di dalam kotoran
yang mendidih." [Ibid, hlm. 20-21.]
62.
Bible Review, vol. xii, no. 5, Okt. 1996, hlm. 43.
63.
New World Translation of the Holy Scripture, Watchtower Bible and Tract
Society of New York, Inc., 1984.
64.
Sebuah topik yang sudah dikupas sebelumnya pada halaman 259-261.
65.
Maurice Bucaille, The Bible, The Qur'an and Science, hlm. 44-45. Meskipun
Bibel secara keseluruhan ada dalam 286 bahasa (pada hitungan terakhir), dan pada
era penerbitan besar-besaran sekarang ini ia berhasil meraih status best-seller,
ternyata sangat sedikit yang peduli membacanya. Meskipun kehadirannya yang ada
di mana-mana, di supermarket, hotel, tape, dan pop culture umumnya, hanya
kira-kira lima belas persen saja dari mereka yang memiliki Bible benar-benar
membacanya. [M. Abu Layla, "The Qur'an: Nature, Authenticity, Authority and
Influence on the Muslim Mind", The Islamic Quarterly, 4th Quarter 1992,
vol. xxxvi, no. 4, him. 235. Penulis itu menukil Manfred Barthel, What Does
the Bible Really Say?, England. Souvenir Press Ltd., 1982.]
66.
RSV, Matius 28:19-20.
67.
Dictionary of the Bible, hlm. 1015.
68
Lihat buku ini hlm. 311-312.
69.
B.L. Mack, The Lost Gospel: The Book of Q & Asal-usul Kristen, hlm. 172.
70.
Lihat misalnya, Kejadian 6:2, Ayyub 38:7, dan Keluaran 4:22.
71.
Dictionary of the Bible, hlm. 143.
72.
Comfort yakin ayat ini adalah interpolasi yang gambling [hlm.128].
73.
Semua contoh diambil dari Revised Standard Version.
74.
Comfort, hlm. 101.
75.
lbid, hlm. 101.
76.
Ibid, hlm. 103.
77.
Di dalam RSV Markus 16:9-20 sudah dipindahkan ke catatan kaki dengan
catatan yang hatihati. Sementara dalam CEV ditempatkan di antara dua
catatan berikut ini "Satu Akhiran Tua Untuk Injil Markus" Dan "Akhiran Tua
Lainnya Untuk Injil Markus".
78.
Bagaimana pun juga, Al-Qur'an secara eksplisit menegaskan kenaikan itu (4:158),
dan oleh karena itu orang-orang Islam meyakini bahwa Yesus -meski tak pemah
disalib-benar-benar dinaikkan.
|
|