BAB 15 :
PERJANJIAN LAMA DAN PERUBAHANNYA
The
History of The Qur'anic Text hal 253 - 263
Di langit, Tuhan dan para malaikat belajar
Taurat persis, seperti para rabi (pemimpin agama Yahudi)
mempelajarinya di bumi. Tuhan mengenakan jubah layaknya seorang Yahudi
dan bersembahyang menurut cara para rabi. Dia melakukan
tindakan-tindakan kasih sayang yang dianjurkan etika Yahudi. Dia
mengatur urusan-urusan dunia sesuai dengan aturan-aturan Taurat,
persis seperti yang dilakukan seorang rabi di pengadilannya. Satu
tafsir legenda penciptaan mengajarkan bahwa Tuhan mengkaji Taurat
dahulu dan kemudian menciptakan dunia darinya.
1
Adalah suatu kebiasaan bahwa bila
seseorang membangun suatu istana, dia tidak membangunnya menurut
kebijakannya sendiri, tapi menurut kebijakan seorang ahli. Seorang
ahli tidak membangun menurut kebijakannya sendiri, melainkan dia
mempunyai rancangan-rancangan dan catatn-catatan untuk mengetahui
bagaimana membuat kamar-kamar dan koridor-koridor. Zat yang mahasuci,
juga melakukan hal yang sama. Dia meneliti Taurat dahulu baru
menciptakan dunia.2
1.
Sejarah Perjanjian Lama
Bab yang sebelumnya telah memberikan
pandangan sekilas tentang kondisi historis yang secara gamblang
sangat meyakinkan tidak mungkin terpeliharanya PL (dari berbagai
macam perusakan dan penggelapan), dan dalam bagian ini saya akan
memaparkan sejarah teks itu sendiri. Penukilan-penukilan teks yang
cukup banyak dan panjang yang saya lakukan baik di sini maupun di
bab-bab yang lain adalah murni dari pihak-pihak Judeo-Kristen sendiri.
Tidak seperti keyakinan yang kedaluwarsa bahwasanya orang-orang Timur
tidak dapat merepresentasikan diri dan harus diwakili, saya akan
biarkan para ilmuwan ini untuk merepresentasikan diri mereka sendiri
dan menyatakan pernyataan mereka sendiri sebelum saya menyuguhkan
argumen-argumen saya mengenai pendapat-pendapat mereka.
Dalam bahasa Ibrani PL (Perjanjian Lama)
terdiri dari tiga bagian: Pentateuch (lima buku pertama dari
PL), Nabi-nabi, dan Tulisan-tulisan, yang dianggap Bangsa Yahudi
sebagai dua puluh empat buku. Teks PL yang berbahasa Ibrani dikenal
sebagai Teks Massoreti (Massoretic Text-MT).3
i. Sejarah Taurat Menurut Sumber-Sumber
Yahudi
a) Musa Menyampaikan Taurat Kepada
Imam-Imam Lewi yang Meletakkannya di Sarnping Peti
9 - Dan Musa menuliskan hukum Tuhan, dan
memberikannya kepada imam-imam Lewi yang ditugaskan untuk mengurus Pen
Perjanjian Tuhan, dan kepada para pemimpin Israel.
10 - Dan Musa memerintahkan kepada mereka, "Pada
akhir tiap tahun .
ketujuh, dalam tahun penghapusan utang,
pada pesta Pondok Daun,
11 - Ketika orang-orang Israel datang
menyembah Tuhanmu di tempat yang dipilih-Nya, kamu harus membacakan
hukum-hukum ini di depan mereka semua.
12 - Suruhlah semua orang laki-laki,
perempuan dan anak-anak serta orang asing yang tinggal di kota-kotamu
berkumpul untuk mendengar pem-bacaan itu, supaya mereka belajar
menghormati dan takut kepada Tuhan-mu serta setia menaati
perintah-perintah-Nya."4
24 - Lalu Musa menuliskan hukum Tuhan dalam
sebuah buku. la menuliskannya dengan teliti dari awal sampai akhir.
25 - Ketika selesai, ia berkata kepada para
imam Lewi yang ditugaskun untuk mengurus Peti perjanjian,
26 - "Ambillah buku hukum ini, dan taruhlah
di sebelah Peti Perjanjian Tuhanmu, supaya tetap ada di situ sebagai
kesaksian terhadap kamu.
27 - Karena saya tahu kamu pendurhaka,
pemberontak dan keras kepala, Lihatlah, selagi saya masih hidup pun
kamu berontak melawan Tuhan; apalagi nanti setelah saya mati!
29 - Karena saya tahu bahwa setelah saya
mati, kamu akan sepenuhnya menjadi jahat dan menolak apa yang sudah
saya perintahkan kepadamu; dan kelak bencana akan menimpamu; karena
kamu berbuat jahat di mata Tuhan, membuat-Nya marah dengan melakukan
apa yang dilarang-Nya."5
b) Taurat Hilang dan Ditemukan Kembali
Membuktikan eksistensi Taurat dan
penggunaannya pada masa Rumah Tuhan yang Pertama adalah sangat sulit.
Aaron Demsky berkata:
Ciri lain tentang tahun sabbat adalah
pembacaan Taurat secara publik sewaktu hari raya Booth ..., yang
mengakhiri tahun itu (Ulangan 31: 10-13). Tidak terdapat bukti
tekstual yang memperlihatkan perayaan tahun-tahun sabbat dan jubilee
pada masa Rumah Tuhan yang Pertama. Pada kenyataannya, pengarang
Tawarikh... menyatakan bahwa 70 tahun sabbat dari penaklukan Kanaan
oleh bangsa Israel sampai runtuhnya Rumah Tuhan tidak pernah ditaati.6
Menurut dokumen Damsyik (yang tujuh kopi
darinya ditemukan dalam Kertas Gulungan Laut Matt -the Dead Sea
Scrolls) Tuhan memberikan Taurat kepada Musa secara keseluruhan dalam
bentuk tertulis. Bagaimanapun juga, tulisan-tulisan ini disegel dalam
Peti selama kira-kira lima abad, dan oleh karenanya tidak dikenal
orang banyak. Membincangkan masalah hubungan perzinaan David dengan
Bathsheba7
dan kenapa dia tak dihukum mati, dokumen Damsyik menjawab, "Buku-buku
Hukum telah disegel dalam Pen semenjak masa Yosua (+/- 1200 S.M.) sampai
masa Raja Yosia dari Yehuda (abad ketujuh S.M.), ketika buku-buku
tersebut ditemukan kembali dan dipublikasikan (lihat 2 Raja-raja 22)."8
Artinya, bahwa David dan para rabbi yang sezamannya sepenuhnya tak
tahu apa yang tertulis dalam Taurat.
Masalah apakah dulunya Taurat diletakkan
di dalam Peti (the Ark) atau hanya di sampingnya, sangatlah pelik dan
membingungkan. Peti itu sendiri hilang selama tujuh bulan sewaktu
terjadi invasi Palestina (+/- 1050-1020 S.M.); pada saat ditemukan
kembali, 50.070 orang Israel dari kota Bet-Semes dimusnahkan Tuhan
karena berani coba-coba menengok di dalam Peti.9
Tatkala Raja Salomon memerintahkan agar Peti diipindahkan ke Rumah
Tuhan yang Pertama, 1 Raja-raja 8: 9 memberitahukan kita bahwa di
dalamnya tak ada satu pun kecuali dua tablet (lempengan batu) yang
dibawa Musa dari Sinai-tidak seluruh Hukum Tuhan. Bahkan seandainya
Taurat disimpan terpisah dari Peti, itu pun tampaknya Taurat juga
telah hilang seluruhnya dari kehidupan bangsa Yahudi selama
berabad-abad. Tujuh puluh tahun sabbat (lima abad), jika tidak malah
lebih, berlalu tanpa ada pembacaan Hukum Tuhan secara publik, yang
berpuncak pada pengenalan tuhan-tuhan asing dan ritus-ritus pagan
kepada rakyat Israel. Tentu hal ini merupakan indikasi jelas bahwa
Taurat sejak itu telah terhapus dari memori kolektif bangsa ini. Baru
sampai tahun kedelapan belas dari pemerintahan Raja Yosia (640-609 S.M.)
Taurat ini secara ajaib ditemukan kembali,10
bertepatan dengan pembaruan menyeluruh yang dicanangkan Yosia melawan
praktik kurban anak dan ritual-ritual pagan yang lain. Namun Taurat
masih tidak dipergunakan secara umum untuk waktu dua abad lagi paling
tidak. Tampaknya Taurat ini menghilang dari kesadaran orang-orang
Yahudi secara tiba-tiba persis seperti kemunculannya. Ada bukti yang
bagus untuk mengatakan bahwa pembacaan dan penjelasan Hukum Tuhan
pertama kali dilakukan secara publik (setelah masa Musa) hanyalah
terjadi pada saat pengumumannya oleh Ezra +/- 449 S.M. Perlu dicatat
bahwa terdapat gap yang sangat besar yang melebihi 170 tahun antara
masa ditemukannya kembali Hukum Tuhan (621 S.M.) dan masa Ezra
membacakannya secara publik.11
ii. Sejarah Taurat Menurut Para Ilmuwan
Modem
Barangkali akan bermanfaat memulai sebuah
kerangka kronologis Kitah-kitab PL berdasarkan pada
kesimpulan-kesimpulan kritik Biblikal yang telah diterima secara umum.
Tabel berikut ini dinukil dari C.H. Dodd, The Bible Today.12
Catatan: tahun-tahun yang diberikan
di sini lebih merupakan gambaran kasar, dan agaknya cenderung bergeser
ke atas dan ke bawah atas dasar berkala. Rowley telah mengkaji
tren-tren yang berbeda-beda dalam penentuan tanggal kitab-kitab PL
ini,13
tapi perbedaan-perbedaan semacam in] tidak banyak berpengaruh pada
hasil pengkajian ini.
Abad S.M. |
XIII
(atau lebih awal?) |
Keluar dari Mesir
|
Tradisi lisan
(hukum, legenda, puisi)
yang
dipelihara dalam tulisan-tulisan di kemudian hari |
XII (?) |
Tinggal menetap di Palestina |
XI |
Peperangan dengan bangsa Kanaan, dll.
Pendirian Monarki (Daud
1000 S.M.) |
X |
Tawarikh pengadilan bermula (digabungkan dalam kitab-kitab
belakangan) |
IX |
Hukum-hukum dan tradisi-tradisi awal ditulis:
koleksi
Judea (`J') dan koleksi Efraim
(`E'),
belakangan digabungkan dalam Kejadian
-sampai-
Yosua. |
VIII |
Amos, Hosea, Mikha, Yesaya. (Jatuhnya Samaria,
721 S.M.) |
VII |
Reformasi Yosia,
621 S.M.: Ulangan, Yeremia,
Zefania, Nahum. |
VI |
Habakuk, Hakim-hakim,
Samuel, Raja-raja. (Jatuhnya
Yerusalem, 586 S.M.). Yehezkiel, 'II
Yesaya', Hagai,
Zakharia. |
V |
Hukum-hukum dan riwayat-riwayat Kejadian
-sampai-
Yosua versi
Imam [Priest] (`P') ditulis
atas dasar tradisi-tradisi
yang lebih awal. Maleakhi,
Ayub. |
IV |
Kompilasi Kejadian-sampai-Yosua (dari
`J',
`E', `P' dan Ulangan). |
III |
Tawarikh, Ecclesiastes. |
II |
Kitab Mazmur diselesaikan (sebagian besar dari
puisi-puisi
yang lebih awal).
Ecclesiasticus, Daniel,
dll. |
I |
Kitab
Hikmah, dll. |
Koleksi dan kodifikasi hukum-hukum kuno
Israel menghasilkan apa yang disebut dengan Pentateuch, atau Lima
Kitabnya Musa (meliputi Kejadian sampai Ulangan); menurut C.H. Dodd
kitab-kitab ini mendapatkan bentuknya yang final sekitar abad ke-empat
S.M. Perbuatan-perbuatan para nabi juga diedit, dengan catatan-catatan
historis yang sering kali diubah agar sesuai dengan ajaran-ajaran nabi.14
a) Sumber-Sumber Biblikal Diedit Pada
Abad Ke-5 Sampai Ke-2 S.M.
William G. Dever, Profesor bidang Arkeologi Timur Dekat dan
antropologi di Universitas Arizona, mengemukakan pandangan lain. Dia
menyatakan bahwa sumber-sumber Biblikal diedit pada era Persia
belakangan (abad ke-5-ke-4 S.M.) dan Helenistik (abad ke-3-ke-2 S.M.).
Dan masih ada banyak para ilmuwan lain seperti Tom Thompson dari
Copenhagen, dan koleganya Niels Peter Lemche, Philip Davies dari
Sheffield, "dan sejumlah pakar yang lain, baik yang berkebangsaan
Amerika maupun Eropa, yang meyakini bahwa Bibel yang berbahasa Ibrani
tidak hanya diedit pada periode Persia/Helenistik tapi memang ditulis
pada masa itu."15
Sementara itu Profesor Frederick Cryer
dari Copenhagen, menyimpulkan bahwa Bible yang berbahasa Ibrani "tidak
dapat dibuktikan memiliki kandungan-kandungan yang sekarang ini
sebelum periode Helenistik." Sebuah bangsa yang kita sebut Israel
tidak menggunakan istilah itu buat diri mereka, kata dia, sebelum abad
keempat S.M. Riwayat-riwayat Saul dan David, misalnya, ditulis di
bawah "kemungkinan pengaruh" dari literatur Helenistik tentang
Iskandar Agung. Bahwa teks-teks Biblikal ini disusun begitu terlambat
"secara niscaya memaksa kita untuk merendahkan estimasi kita
terhadapnya sebagai sumber sejarah."16
Niels Lemche bahkan berpendapat lebih jauh
lagi, menemukan penciptaan Israel kuno pada "historiografi Jerman
abad ke-19 yang memandang semua peradaban dari segi konsep
negara-kebangsaan (the nation-state)-nya masing-masing."17
Dengan demikian, menurutnya, konsep politis dan sosial sebuah Israel
kuno adalah merupakan suatu ideal yang aneh dan tidak karuan, yang
dilahirkan sebagai akibat dari keasyikan Eropa sendiri dengan negara
kebangsaan
(the nation-state) pada tahun 1800-an.18
2. Sumber-Sumber Budaya
Sastra Yahudi
i. Bahasa Asli Perjanjian Lama Tidak
Disebut Ibrani
Bahasa masa pra-pengasingan (pre-exilic
language) yang digunakan oleh Yahudi adalah dialek Kanaan dan
tidak dikenal sebagai Ibrani. Orang-orang Funisia (atau lebih
tepatnya, orang-orang Kanaan) menemukan alfabet yang benar pertama
kali +/- 1500 S.M., berdasarkan huruf-huruf ketimbang gambar-gambar
deskriptif. Semua alfabet yang berturut-turut seterusnya adalah
beutang budi pada, dan berasal dari, pencapaian Kanaani ini.19
Dalam budaya umum, bangsa Kanaan tidaklah
kalah hebat, dan tidak sedikit dari budaya Kanaan itu telah diambil
alih oleh orang-orang Ibrani.... Orang-orang Ibrani bukanlah pembangun
yang besar, juga bukan cerdas dalam seni dan keahlian. Akibatnya
mereka dalam bidang ini, begitu juga hal-hal yang lain, harus
bergantung berat pada orang-orang Kanaan. Bahasa apa pun yang
digunakan orang-orang Ibrani sebelum menetap di Palestina, adalah
dialek bahasa Kanaan yang kemudian menjadi bahasa rnereka setelah
menetap.
20
Sebagian ilmuwan berpendapat bahwa
bahasa Ibrani dan Aramaik merupakan dua dialek bahasa Kanaan.21
Pada kenyataannya tulisan-tulisan Yahudi pra-pengasingan adalah
berbahasa Kanaan,22
walaupun sekarang secara salah dianggap sebagai bahasa Ibrani lama
atau paleo-Ibrani. Abraham dan anak-cucunya merupakan suatu marga yang
terlalu kecil di Kanaan untuk dapat menciptakan bahasa mereka sendiri,
dan dengan terpaksa mereka harus menggunakan bahasa Kanaan yang
predominan, sangat tidak mungkin bahwa orang-orang Israel, dalam
jumlah yang demikian kecil dan terpaksa menanggung penderitaan dan
perbudakan di Mesir, adalah dalam posisi yang kondusif untuk
menciptakan sebuah bahasa baru. Sejauh yang mungkin dilakukan
hanyalah mengadopsi sebuah dialek bahasa Kanaan tertentu pada
tahap tertentu, tetapi tentu saja
tidak ada yang berbeda dan unik. Dan kenyataannya PL itu sendiri
tidak pernah merujuk pada bahasa Yahudi sebagai bahasa Ibrani,
sebagaimana yang diilustrasikan oleh dua ayat dari Yesaya 36:
11- Lalu kata Elyakim, Sebna dan Yoah
kepada Rab-Syakih, "Tuan, bicara saja dalam bahasa Siria dengan
budak-budakmu; karena kami memahaminya: Jangan memakai bahasa Yahudi
(Jew's language), nanti dimengerti rakyat di atas tembok kota
itu."
13- Kemudian Rab-Syakih berdiri dan
berteriak dalam bahasa Yahudi, dan berkata, "Dengarlah apa yang
dikatakan raja besar, raja Asyur."
Demikianlah terjemahan dalam versi King
James (King James Version), dan frasa yang sama juga ditemukan
dalam versi New World Translation,23 versi
Holy Bible from the Ancient Eastern Text,24
Revised Standard Version,25 dan edisi bahasa
Arab. Ketiga versi yang terakhir ini mengganti `bahasa Aram' dengan `bahasa
Suriah', tapi tak satu pun menganggap yang lain sebagai bahasa Ibrani.26
2 Raja-raja 18:26 dan 2 Tawarikh 32:18 mencatat rentetan kejadian yang
sama dan menggabungkan ekspresi yang sama. Dalam bab yang lain dari
Yesaya kita membaca:
Pada waktu itu bahasa Kanaan akan dipakai
dalam lima kota Mesir, dan mereka akan mengangkat sumpah demi Tuhan
para penjamu mereka; salah satu kota itu akan dinamakan "Kota
Kehancuran".27
Terjemahan-terjemahan di atas secara
sepakat menyetujui kesimpulan ini; jika bahasa Ibrani telah ditemukan
pada waktu itu, tentu saja PL akan memberikan kesaksian tentang hal
itu, dan bukannya malah membuat istilah atau susunan kata-kata
(wordings) yang kabur tentang `bahasa orang-orang Yahudi'
(Jews' language) atau bahasa Kanaan (language of Canaan).28 Dengan kenyataan bahwa teks secara generik merujuk pada bahasa Kanaan-yang
secara simpel bisa dikatakan berbahasa Kanaan-kita dapat menyimpulkan
bahwa bangsa Israel tidak mempunyai sebuah
bahasa yang khusus pada waktu terpecahnya Kerajaan menjadi Israel dan
Tehuda.
Sebetulnya kata-kata `bahasa Ibrani'
memang benar-benar ada, tapi ia mendahului bangsa Israel, dan tidak
merujuk pada sesuatu yang berhubungan secara jauh dengan Yahudi.
Kata-kata `ibri (Habiru) dan `ibrani (Hebrew) telah lama
dipakai bahkan sebelum 2000 S.M. dan merujuk pada sebuah grup dari
suku-suku Arab di daerah-daerah bagian utara Jazirah Arabia, di padang
pasir Suriah. Sebutan itu menyebar ke suku-suku Arab yang lain di
daerah itu hingga menjadi sinonim dengan `son of the desert' (anak
padang pasir). Teks-teks Cuneiform dan Fir'aunis semenjak
sebelum bangsa Israel pun menggunakan kata-kata seperti `ibri,
Habiri, Habiru, Khabiru, dan `abiru. Dalam hal ini istilah
`ibrani, seperti dianggap berasal dari Abraham dalam Bibel, berarti
seorang anggota dari `abiru (atau suku-suku Arab nomad), yang dia
sendiri merupakan salah satu anggotanya. Frase `ibrit, yang
menunjukkan orang-orang Yahudi, diciptakan belakangan oleh para rabi
di Palestina.29
ii. Tulisan Yahudi Periode Awal: Bahasa Kanaan
dan Asyur
Tulisan Yahudi masa pra-pengasingan adalah
berbahasa Kanaan.30 Tatkala bahasa Aram menjadi
bahasa dominan kawasan Timur Dekat kuno, orang-orang Yahudi mengadopsi
bahasa ini dan segera mengambil tulisannya juga yang saat itu dikenal
sebagai bahasa Asyur.31
`Tulisan Asyur'
atau
ini disebut demikian karena asalnya merupakan bentuk
Aram dari `Tulisan berbahasa Funisia' yang telah jamak digunakan...sejak
abad ke-8 S.M. dan dibawa kembali orang-rang Yahudi pulang dari
Pengasingan. Square script (tulisan persegi)
adalah
berasal dari bentuk alfabet ini.32
Tulisan persegi ini secara formal tidak
dianggap sebagai tulisan Ibrani hingga terjadi karya-karya Bin Sira
dan Josephus pada abad pertama Masehi, dan di dalam Mishna dan Talmud,33
yang kesemuanya merupakan perkembangan-perkembangan yang terjadi
sangat belakangan.
Jadi, aslinya ditulis dalam bahasa apakah
PL itu? Dari informasi di atas kita lihat ada sebuah proses evolusi
penulisan: bahasa Kanaan, Aram (Asyur), dan akhirnya square, yang
kemudian belakangan dianggap sebagai bahasa Ibrani. Kita bisa
menyimpulkan bahwa, menjelang kepulangan mereka dari Pengasingan Bibel
pada tahun 538 S.M., orang-orang Yahudi tidak mempunyai alat
komunikasi tertulis apa pun yang secara khas milik mereka sendiri.
Menariknya Wurthwein menggabungkan alphabet Kanaan ini seraya
menegaskan, "Ini adalah tulisan Funisia-Ibrani kuno, pendahulu
setnua alfabet yang terdahulu maupun kini."34
iii. Sumber-Sumber Taurat
a) Sumber-Sumber yang Berasal dari Yahudi
Sebagaimana merupakan kebiasaan untuk
mencari pengaruh dari sumber-sumber yang tersembunyi dalam Al-Qur'an (suatu
topik yang akan kami bicarakan kemudian),35 para
sarjana Barat di masa lalu telah sibuk mencari sumber-sumber Taurat.
Julius Welhausen (1844-1918) menjelaskan empat asal yang utama: J (narasi
Profetik Yahwistik, +/- 850 S.M.); E (narasi Profetik Elohistik,
+/- 750
S.M.); D (Deuteronomy dan catatan-catatan Deuteronomik di lain tempat,
+/- 600 S.M.); dan P (the Priestly Code, Kode Imam, terpresentasikan
secara khusus dalam Imamat dan dalam pembaruan-pembaruan di lain
tempat, +/- 400 S.M.).36 Sumber-sumber yang lain juga
sudah ditemukan, dan kesemuanya menurut dugaan berasal Yahudi.
b) Sumber-Sumber yang Berasa] Non-
Yahudi
Bagaimana pun, dilemma terbesar yang kita
hadapi adalah ditemukannya tulisan-tulisan/karya-karya serupa di dalam
sumber-sumber non-Yahudi-yang sebagiannya mendahului PL tidak kurang
dari lima abad sebelumnya. Menurut Keluaran 20, Tuhan secara verbal
memproklamasikan Sepuluh Perintah (the Ten Commandments) dan
menuliskannya di atas dua lempengan batu, dan menyerahkannya kepada
Musa di Gunung Sinai.
Kumpulan tulisan-tulisan yang sangat
serupa adalah, tentu saja, Kode Hammurabi (the Code of Hammurabi) ...
(tertanggal kurang lebih pada tahun 1700 S.M.). Yang begitu mencolok
adalah kesamaan yang terdapat pada pernyataan-pernyataan awal yang
menunjukkan bahwa Kode Perjanjian (the Covenant Code) diambil atau
dipinjam dari hukum Hammurabi. Sekarang bisa dipahami bahwa kedua kode
berasal dari sebuah latar-belakang legislasi yang sama yang tersebar
luas. Meskipun kode Ibrani ini tanggalnya lebih belakangan, dalam
hal-hal tertentu kode ini dalam karakternya lebih simpel dan primitif
daripada kode Hammurabi...37
Contoh lain yang mengundang penasaran
adalah yang bersumber dari tulisan-tulisan yang ditemukan di Ras
Syamra, kini di Suriah. Majalah Geografi Nasional mengutip:
Bahkan Adam dan Hawa disebut dalam
teks-teks Ras Syamra. Mereka hidup di sebuah taman yang indah sekali
di Timur, alamat yang sedikit kabur, yang, bagaimana pun, cocok dengan
yang disebutkan dalam Bibel... Dalam suatu cerita yang ditulis oleh
pengarang Ugarit, Adam merupakan pendiri sebuah bangsa, Semit Kanaan,
yang barangkali salah satu syekh atau raja tertua, dan oleh karena itu
rupanya ia adalah seorang tokoh historis.38
Catatan-catatan ini, menurut pengarang ini,
bertarikh dari abad ke-14 atau ke-15 S.M., dan oleh karenanya
mendahului Musa paling tidak satu abad.
1. Jacob Neusner, The Way of
Torah, hlm. 81. Bagi Neusner, ini adalah mitos sentral yang
Terlandasi Judaisme klasik. Namun mitos tak harus berarti
sesuatu yang tak benar; dia mengutip definisinya Streng, bahwa
mitos adalah "struktur realitas yang pokok yang menjelma pada
momen-momen tertentu yang diingat-ingat dan diulang-ulang dari
generasi ke generasi." [Ibid, hlm. 42].
2. Dennis Fischman,
Political Discourse in Exile, Karl Marx and the Jewish Question,
hIm. 77, mengutip Susan Handelman The Slayers of Moses
the Emergence of Rabbinic Interpretation in Modern Literary
Theory, Albany State University of New York Press, 1982, hlm
67, yang mengutip Bereishit Rabbah 1:1
3. Dictionary of the Bible,
hlm 972 Untuk definisi Masorah Lihat buku ini hlm 266
4.
Ulangan 31 9-12
5.
Ibid., 31: 24-29.
6.
A. Demsky, "Who Returned First: Ezra or Nehemiah", Bible Review,
vl. xii, no. 2, April 1966, hlm. 33.
7.
Untuk kisah Bathsheba lihat 2 Samuel 11.
8.
G A Anderson,Torah Before Sinai - The Do's and Don'ts Before the
Ten Commandments", Bible Review. vol xii no 3, June 1996,
hlm 43
9.
Lihat 1 Samuel 6:19
10. 2 Raja-raja 23:2-10.
11. Dictionary of the Bible,
hlm. 954.
12. C'.H. Dood, The Bible
To-day, Cambridge University Press, 1952, hlm 13
13. H H. Rowley, The OT and
Modern Study, Oxford University Press, 1901. him xxvii
14. C.H. Dodd, The Bible Today,
hlm. 59-60.
15. H. Shanks, "Is This Man a
Biblical Archaeologist?", Biblical Archaeology Review,
July/ August 1996, vol. 22, no. 4, hlm. 35.
16. H. Shanks, "New Orleans
Gumbo Plenty of Spice at Annual Meeting", Biblical
Archaeology Review, March/April 1997, vol 2l, no 2, hlm 58
17. Ibid., hlm 58
18. Orang-orang Muslim tidak
bisa mclakukan sinismc seperti itu; mereka harus mempercayai
eksistensi Daud dan Sulaiman, hegitu juga Taurat (sebagaimana
yang diwahyukan kepada Musa yang sisa-sisa ajarannya nungkin
ditemukan dalam beberapa kitab PL).
19. Isra'il Wilfinson, Tarikh
al-Lughat as-Samiyyah (History of Semitic Language), Dar
al-Qalam, Beirut, Lebanon, P.O Box 3874, ND, hlm. 54.
Selanjutnya ditulis Wilfinson.
20. Dictionary of the Bible,
hlm. 121; cetakan miring dari penulis
21. Wilfinson, hlm 75
22 Wilfinson, hlm 91
23. New World Translation of the Holy Scriptures,
Watchtower Bible and Track Society of New York, Inc., 1984.
24. Terjemahannya George M. Lamsa dari Peshitta yang
berbahasa Aram, Harper, San Francisco.
25. Thomas Nelson & Sons, 1952.
26. Bibel versi Revised
Standard menggunakan 'bahasa Yehuda'.
27. KJV Yesaya 19:18.
28. Dari koleksi Bibel yang
saya miliki hanya CEV yang secara eksplisit menulis 'bahasa
Ibrani' dalam Yesaya 19:18, Yesaya 36:11-13, 2 Raja-raja 18:26,
dan 2 Tawarikh 32:18 Namun akurasi versi ini sangat mencurigakan,
sementara versi-versi yang lain mengikuti jauh lebih dekat
dengan teks aslinya Lihat buku ini hlm 327-8.
29. Wilfinson, him. 73-79.
30. Wilfinson, hlm. 91.
31. Ernst Wurthwein, The Text of the Old
Testament, Edisi ke-2, William B. Eerdmans Publishing
Company. Grand Rapids, Michigan, 1995, hlm. I-2. Selanjutnya
ditulis Wurthwein.
32.Ibid. hlm 2, catatan kaki 4
33. Wilfinson, hlm 75
34. Wurthwein, hlm. 2. Cetakan
miring dari penulis. Masih terdapat suatu pembelokan lain yang
mengganjal dalam sejarah pemalsuan ini. Sekarang di Wadi el-Hol
di Mesir, dekat Luxor, sebuah `inskripsi Semitik' tertanggal
antara 1900 dan 1800 S.M. telah ditemukan oleh Dr. Damells dan
istrinya Deborah. Direktur The West Semitic Research Project
pada Universitas California, Dr. Zuckermann, telah melakukan
perjalanan ke tempat penemuan untuk mengambil detail
gambar-gambar inskripsi itu [J.N. Wilford, "Penemuan
Inskripsi-inskripsi Mesir Menunjukkan Tarikh Lebih Awal bagi
Asal Mula Alfabet," The New York Times, Nov. 13, 1999]. OIeh
karena kata-kata Semitik dan anti-Semitik sekarang ini
dicadangkan secara eksklusif untuk orang-orang Yahudi (ketimbang
bangsa Arab atau Aram), maka tampaknya prestasi menciptakan
alphabet secara gradual bisu dicuri dari bangsa Funisia dan
diberikan kepada pendahulu-penduhulu bangsa Yahudi
35. Lihat Bab 18.
36. Dictionary of the Bible, hlm 104.
37 Ibid., him. 569; cetakan
miring dari penulis. Buku Perjanjian atau Kode Perjanjian secara
kasarnya adalah Keluaran 211:22-23:19 [ibid., 568], Fredrick
Delitzsch, pendiri kajian Assyriologi, dalam karya-karyanya
Babel and Bible dan Die Grosse Tauschung telah membuktikan bahwa
sumber-sumber keyakinan, agama dan masyarakat Israel sebagian
besarya berasal dari sumber-sumber Babilonia. [ Lihat S
Bunimovitz,, "How Mute stones Speak: Interpreting What
We Dig Up", Biblical Archaeology Review, March/April 1995,
vol 21, no. 2, hlm. 61 ]
38. C F A Schaeffer, "Secrets
from Syrian Hills", The National Geographic Magazine, vol
Ixiv, no 1, July 1933, hlm 125-6
|
|