BAB 9 :
SEJARAH ILMU TULISAN ARAB KUNO
The
History of The Qur'anic Text hal 129 - 142
Pembaca yang merasa
kehausan ilmu mungkin bakal bertanya mengapa tulisan Arab kuno (palaeography)
dan ejaan (orthography), yang tampaknya tidak ada kaitan dengan topik
bahasan dapat menyelusup ke dalam buku ini? Jawaban akan semakin dapat
dirasakan sekiranya kita kupas terlebih dulu definisi palaeography dan
orthography. palaeography biasanya ditujukan pada kajian
dokumen zaman dulu, walaupun saya gunakan di sini dalam artian lebih
terbatas: kajian tentang skrip sebuah bahasa dengan fokus penekanan
pada ejaan konvensional. Kebanyakan teori yang bergulir tentang
palaeography Arab, berkaitan dengan asal-usul dan perkembangannya yang
berakar pada kitab Injil; di mana saya hanya akan membahas bagian yang
menarik dan tidak akan memberi peluang terlalu luas dalam buku ini.
Tetapi teori ini mempunyai pengaruh kepada keutuhan Al-Qur'an semenjak
mereka menyatakan bahwa bahasa Arab tidak mempunyai huruf alfabet di
zaman Nabi Muhammad saw. (Mingana) bahwa perbedaan bacaan pada
ayat-ayat tertentu - disebabkan kesalahan pada sistem ilmu tulisan
Arab kuno palaeography (Goldziher); dan bahwasanya naskah Al-Qur'an
itu ditulis dalam skrip Kufi pada abad kedua dan ketiga hijrah, tidak
ada pada abad pertama hijrah (Gruendler). Guna menangkis argumentasi
ini kita perlu membuktikan bahwa Kitab Suci Al-Qur'an masih tetap tak
ternodai
1.
Latar Belakang Sejarah Karakter Bahasa Arab
Asal usul karakter
bahasa Arab sifatnya masih spekulatif, dan tidaklah mengejutkan sama
sekali tatkala para Orientalis membuat rekayasa teori tentang masalah
ini. Hal yang sangat menyedihkan teori mereka sangat rapuh dan tidak
tahan uji. Beatrice Gruendler, pengarang sebuah kajian tentang
perkembangan skrip bahasa Arab, menyatakan bahwa semua skrip Arab
berasal dari alfabet Funicia, karena Bahasa Arab tampaknya yang paling
jauh terisolasi. Perubahan drastis dalam susunan spatial memberi
isyarat bahwa kemungkinan skrip bahasa Nabatean atau Syriak menjadi
perantara perkembangan skrip bahasa Arab. Theodor Noldeke, pada tahun
1865, mengakui bahwa skrip Nabatean memberi pengakuan terhadap yang
pertama memengaruhi perkembangan skrip Arab Kufi; setelah itu banyak
orang yang mengikuti pendapatnya, di antaranya M.A. Levy, M. de Vogue,
J. Karabacek dan J. Euting. Tetapi setengah abad kemudian kesepakatan
pendapat tersebut mulai pudar ketika
J. Starcky membuat
teori bahwa bahasa Arab berasal dari tulisan bahasa Syriak yang
berbentuk meruncing (Syriac Cursive).1
Di lain pihak, kita lihat teori Y. Khalil an-Nami mengatakan bahwa, "Hijaz
adalah merupakan tempat kelahiran evolusi tulisan (script) Arab
bagian Utara, bukan daerah-daerah lain, termasuk Hirah."2
Mengenai sebab mengapa Gruendler tak peduli dengan teori ketiga,
sepenuhnya hal ini saya serahkan pada untuk menilainya.
Di antara misi
Orientalis ada beberapa
yang beranggapan bahwa umat Islam bangsa Arab tidak
memiliki sistem tulisan sejak zaman kehidupan Nabi Muhammad saw. Kata-kata Professor Mingana menyebut,
Ketololan kami tentang bahasa
Arab pada awal
perkembangannya sama seperti ketidaktahuan kita secara pasti apakah
memiliki huruf alfabet sendiri sewaktu di Mekah maupun Madinah. Jika
bentuk tulisan itu menjelma di dua tempat (Mekkah dan Madinah), itu
mesti memiliki kesamaan dengan karakter Estrangelo (contohnya Syriak)
atau Hibru.3
Nabia
Abbott kemudian secara partial lebih unggul dalam hipotesis ini,
Studi tentang manuskrip
Arab Kristen menunjukkan fakta yang menarik bahwa
beberapa manuskrip kuno ini lebih menunjukkan pengaruh karakter
Estrangelo, walaupun tidak secara langsung melalui orang Nestorian,
dari segi bentuk skripnya yang cenderung lebih mirip. Manuskrip yang
lain... menunjukkan pengaruh Jacobit serto. Kemudian perbandingan
antara beberapa manuskrip-manuskrip Arab Kristen kuno dengan manuskrip
Al-Qur'an Kufi kontemporer menunjukkan adanya beberapa kesamaan
skrip.4
Bagaimana
pun tidak
semuanya seperti yang terlihat. Menurut Abbott, "Manuskrip Arab
Kristen tertua adalah dari tahun 876,"5
yakni 264 hijrah. `Awwad bahkan menyebut adanya manuskrip yang lebih
awal lagi, yang ditulis pada tahun 253 H./867 M.6
Manuskrip Arab Kristen yang tertua ditemukan pada kedua pertengahan
abad ketiga hijrah. Secara literal, ada ratusan kalau tidak
ribuan manuskrip Al-Qur' an yang terdapat pada periode ini;
perbandingan antara manuskrip yang ratusan ini dengan satu atau dua
contoh Estrangelo (Syriak)
dan akhirnya beranggapan bahwa Syriak memengaruhi AI-Qur'an
benar-benar merupakan ilmu miskin kalau ingin menyebutnya sebagai ilmu.
Di atas segalanya, saya ingin menambahkan bahwa skrip Syriak tahun 250
hijrah (kecil tajam dan tidak lurus ke depan) secara umum tidak sama
dengan semua huruf Arab pada periode itu yang cenderung bengkok dengan
satu garis lurus. Seseorang mungkin bertanya kenapa Abbott menghindari
penggunaan dokumentasi Arab dan manuskrip Al-Qur'an yang muncul pada
abad pertama hijrah yang relatif banyak membanjir di rak-rak buku
perpustakaan.
Kita tinggalkan Syriak, budaya lain yang
dianggap telah memengaruhi tulisan Arab kuno palaeography adalah
Nabatean. Menurut Dr. Jum'a, telaah kajian menyeluruh yang dilakukan
oleh para ilmuwan yang memiliki otoritas, membuktikan bahwa bahasa
Arab telah mengambil tulisan mereka dari Nabatean; di dalarn masalah
ini dia mengutip sejumlah ilmuwan seperti Abbott dan Wilfinson.7 Dalam
menganalisis sebuah tulisan tangan, mata uang, dan manuskrip Muslim
yang tertua, dan dibandingkan dengan tulisan-tulisan Arab sebelum
Islam, kemudian setelah itu membandingkannya dengan tulisan Nabatean,
Abbott menyimpulkan bahwa skrip Arab yang digunakan di awal permulaan
Islam adalah pakembangan tulisan Arab sebelum Islam yang secara
langsung merupakan pengaruh dari perkembangan skrip Nabatean Aramaik
yang muncul pada awal permulaan abad masehi.8
Gambar 9.1: Route penyebaran
awal skrip Arab Utara yang dimungkinkan oleh Abbott. Sumber: Abbott,
The rise of the North Arabic Script, hlm. 3.
Menyantap semua fakta
yang ada tampaknya terasa terlalu banyak dalam memenuhi kepuasan para
ilmuwan, Disadari mau pun tidak, teori-teori yang ada dibangun
berdasarkan kepada penilaian yang sangat subjektif dan sikap pandangan
saling memusuhi pada keberhasilan bahasa Arab Ilmuwan Muslim yang
mati-matian membela pendapat xpcni ini hanyalah mengikuti teori
keilmuwan Barat tanpa memiliki kebebasan analisis. Guna memberi
klarifikasi pendapat saya, gambar 9:11 menunjukkan sebagian
peta Abbott dalam menjelaskan inskripsi (tulisan tangan) yang ada.
Inilah tempat lima
inskripsi dalam buku Abbott, papan gambar 1. yang menjadi dasar
kesimpulan skrip Arab berasal dari skrip Nabatean:
1. |
Inskripsi Nabatean di atas batu
Fihc Umm al-lim:il, tahun 250 M..9 |
2. |
Inskripsi Arab Imru' al-Kais,
Namarah, 32% M. |
3. |
Inskripsi Arab dari Zabad, 512 M |
4. |
Inskripsi Arab di Harran, 568 M |
5. |
Inskripsi Arab di Umm al-Jimal,
abad ke 6. |
Di sini kita hanya
memiliki satu inskripsi
yang disebut Nabatean (dari Umm al-Jimal)
sedangkan empat lagi dalam tulisan Arab, termasuk inskripsi bahasa
Arab yang satu lagi di tempat yang sama. Salah satu inskripsi Arab
terdapat di Zabad, sangat dekat ke Allepo di sebelah utam Suriah; satu
lagi di Namarah, tenggara Damaskus; ketiga dan keempat dari sebelah
utara Ma'an, ketika menjadi ibu kota Nabatean. Jadi bagaimana
inskripsi Arab bisa terbentang dengan sendirinya dari utara Suriah
rnasuk ke Saudi Arabia, memotong terus ke tanah Nabatean sendiri? Saya ragu bahwa di sana ada bahasa yang diketahui oleh pemakainya
sebagai
bahasa
Nabatean, sebagaimana saya akan tunjukkan kemudian.
2. Studi Dokumentasi dan
Inskripsi Arab Kuno
i. Garis Yang Samar Antera
Bahasa Nabatean dan Inskripsi Arab.
Di antara ilmuwan
terdapat perbedaan pandangan secara umum tentang apa
yang menjadi tulisan
Nabatean atau inskripsi Arab. Ada sebagian ilmuwan
yang menyebutkan
inskripsi yang terakhir sebagai inskripsi Nabatean hanya melihat teman
kolega yang merevisinya sebagai inskripsi Arab, dan contoh di bawah
akan dapat memberi gambaran tentang hal ini.
-
Inskripsi dua bahasa
Nabatean dan Greek di atas batu Fihr, Umm al-1ima1, bertanggalkan
250 M. Cantincau, Abbott dan Gruendler semua mengikuti pendapat
Linmann,
yang menyebutnya sebagai inskripsi Nabatean.10
Gambar 9.2: Inskripsi dua bahasa Greek-Aramaik di atas batu Fihr,
Umm al Jimal. 250 masehi. Sumber Cantineau, Le Nabateen, ii :25.
-
Batu nisan Raqush di
Mada'in Saleh, bertanggalkan
162 tahun setelah
Bosra (sesuai dengan tahun 267 M.). Kedua-duanya cantineau dan
Gmendler mencantumkan srbagai "teks Nabatean",11 walaupun akhimya
memberi pengakuan, "Teks itu sangat bemilai untuk para peneliti
Arab. O'Conner memaparkannya sebagai gabungan nyrntrik antara
Nabatean dan Arab .... Blau memberi label sebagai perbatasan dialek
dan Diem menganggap sebagai bagian dari Nabatean-Hejazi".12 Dalam tulisan mereka 1989, Healy dan Smith dengan senang menyebut
sebagai dukumcntasi Arab tertua.13
Gambar 9.3: Batu
Raqush
yang telah mengalami reinterpretasi
baru-baru ini, Inskripsi Arab tertua, kira-kira tahun 267 M sama
dengan bacaan Healey dan Smith (baris demi baris). Perlu dicatat
terdapat kesimpulan Thamudi yang ditulis secara vertical ke
kanan.
Sumber al-Atlal, vol. xii, papan
gambar 46 dan hlm. 105 (bagian bahasa Arab)
Salah
satu
nuktah
penting adalah bahwa
inskripsi
ini memuat tanda titik di atas
huruf dhal, ra' dan
shin.
-
Inskripsi Imru'
al-Kais di Namarah (100 km ke arah barat selatan Damaskus),
tercatat 223 tahun setelah Bosra (c. 328 M.). Sedangkan Gruendler
menganggapnya sebagai inskripsi Nabatean.14 Yang
lain termasuk Cantineau dan Abbott memperlakukannya sebagai
inskripsi Arab.15
Gambar 9.4:
Inskripsi Arabnya Imru' al-Kais, Namarah, sesuai dengan pada tahun
328 Masehi, Sumber: Cantineau, Le Nabateen, ii:
49.
Dari sample ini kita
berkeyakinan bahwa menentukan pembagian garis lintas pemisah antara
tulisan Arab dan apa "yang disebut." inskripsi Nabatean sangat kabur;
kini dengan adanya reinterpretasi terhadap batu nisan Raqush sebagai
teks Arab, la telah menjelma sebagai inskripsi Arab tertua. Persamaan
yang jelas di antara tiga inskripsi ini adalah karena skripnya. Itu
semua adalah Inskripsi Nabatean.
ii. Dengan Bahasa Apa Orang
Nabatean Berbicara?
Di besar di Mekah
sejak dini dari zaman kanak-kanaknya, Isma'il,
putra tertua Ibrahim, lahir dari kalangan suku Jurhum dan menikah dua
kali dari kalangan mereka. Suku ini berbicara Bahasa Arab,16
dan demikian pula tak diragukan lagi Isma'il berbicara dengan
bahasa yang sama. Bahasa Arab Jurhum kemungkinan kehilangan daya tarik
lalu mereka memolesnya dengan bahasa Arab Quraish yang mendahuluinya
hampir sekitar dua ribu tahun; Ibn Ushta mencatat pernyataan Ibn
'Abbas bahwa yang pertama-tama membuat aturan grammar dan alfabet
bahasa Arab tak ada orang lain melainkan Isma'il.17
Allah kemudian menugaskan Isma'il sebagai Nabi dan Rasul,18
untuk mengajak umatnya menyembah
Allah, mendirikan shalat dan membayar zakat kepada orang miskin.19
Oleh karena itu, Allah mengutus rasul dalam bahasa kaumnya sendiri,20
maka Isma'il juga sudah pasti berdakwah dalam bahasa Arab.
Keturunannya diakui bahwa Nabi Isma'il diberi karunia dua belas putra,21
di antaranya Nebajoth/Nabat: dilahirkan dan dididik di sekitar Jazirah
Arab yang semestinya mereka juga menggunakan bahasa Arab sebagai
bahasa ibu. Putra-putranya memelihara risalah ayah dengan menggunakan
skrip Arab; sudah pasti mereka tidak mengubah skrip apa pun yang
dipakai di Palestina (tanah air Ibrahim), semenjak dua generasi ini
sudah berada dan hidup di
Saudi Arabia.
Ketika Nabat kemudian berhijrah ke arah utara, dia semestinya membawa
alfabet dan bahasa Arab bersamanya. Dan keturunan inilah yang akhirnya
mendirikan dinasti Nabatean (600 Sebelum Masehi-50 Masehi).22
Mengomentari terhadap
keabsahan beberapa karakter bahasa
Arab yang tidak
terwakili dalam bahasa Armaik, Gruendler menyatakan, "Karena
para penulis teks Nabatean berbicara bahasa Arab, dan adanya
hubungan mesra di antara kedua-dua bahasa (penulis-penulis ini) dapat
menemukan persamaan bahasa Nabatean dalam ejaan kata-kata Arab
(orthography) yang kedengarannya janggal."23
Secara langsung dinyatakan bahwa skrip dan bahasa Nabatean sebenarnya
adalah bentuk bahasa Arab.
Jika Orang Nabatean
berbicara dalam bahasa
Arab, lantas siapa yang memberinya nama bahasa Nabatean?
Apakah ada bukti bahwa mereka menyebut bahasa mereka sebagai bahasa
Nabatean? Atau mungkin ini diambil dari kecenderungan yang sama dalam
memberi label kepada umat Islam sebagai "Muhamaddan (pengikut
Muhammad)," Islam sebagai "Muhammadanism (ajaran Muhammad),"
dan Al-Qur'an sebagai "Turkish Bible (Bible Orang Turki)"? Jika apa
yang disebut skrip Nabatean sudah dinyatakan sebagai "Arabic (bahasa
Arab)" atau "Nabatean Arabic" (sebagaimana kita kadang-kadang
berbicara dalam bahasa "Arab Mesir" atau "Inggris Amerika"), lalu
semua kajian harus mengambil giliran yang berbeda dan diharapkan akan
lebih tepat lagi untuk mencapai tujuan itu. Bahasa Arab dan tulisannya
dalam bentuk
primitifnya, itulah
yang melahirkan bahasa
Nabatean dan kemungkinan besar muncul sebelum bahasa Syriak.
iii. Bahasa Arab Kuno
Memiliki Alphabet yang Jelas
Mengalihkan perhatian kita terhadap hipotesis
Dr. Mingana yang
menuduh bahwa bahasa Arab kuno tidak mempunyai alfabet, saya akan
menjelaskan beberapa perkembangan inskripsi tingkat tinggi yang
membuktikan fakta sebaliknya.
Ada beberapa inskripsi
Arab dari abad 6 masehi yang menyerupai tulisan Arab (palaeography)
yang digunakan pada abad pertama hijrah/abad ketujuh masehi;
Contoh-contoh yang saya berikan akan memperlihatkan kemajuan mulai
dari sini sampai pada zaman Islam.
-
Inskripsi tiga bahasa sebelum Islam dalam bahasa Arab,
Yunani, dan Syriak di Zabad, Suriah Utara, bertanggalkan 512 M.24
Gambar 9.5:
Sebuah inskripsi tiga bahasa (hanya Arab yang ditunjukkan) sebelum
Islam di Zabad, 512 M. Sumber: al-Munaggib, Etude, hlm. 21.
-
Inskripsi bahasa Arab
lainnya sebelum Islam di Jabal Asis, 150 km ke tenggara Damaskus.
Ini bertepatan dengan kira-kira tahun 528 M.25
Gambar 9.6:
Sebuah inskripsi Arab lainnya sebelum Islam di Jabal Asis, 528M.
Sumber: Hamidullah, Six Originaux, hlm. 60.
-
Han-an, Inskripsi
bahasa Arab sebelum Islam, kira-kira tahun 568 M.26
Gambar 9.7:
Inskripsi Arab sebelum Islam di Harran, kira-kira tahun 568 Masehi.
Sumber: al-Munaggid, Etudes, hlm. 21.
-
Inskripsi Islam di
atas Jabal Sala', Madinah. Menurut Hamidullah ini kemungkinan besar
tertulis dalam ukiran pada waktu perang Khandaq, kira-kira tahun 5
Hijrah/626 Masehi.27
Gambar 9.8: Inskripsi Islam
kuno di atas Jabal Sala', kira-kira tahun 5 Hijrah. Sumber:
Hamidullah, Six Originaux, hlm. 64.
-
Surat
Nabi
untuk al-Mundhir bin Sawa,28 Gurbenur al-Ahsa', kira-kira
tahun 8-9 hijrah. Lihat gambar 9.9.
-
Surat Nabi saw.
untuk Hiraql (Heraclius),29 Raja Byzantin. Lihat
gambar 9.10.
Ini cukup untuk
membantah pernyataan
Rev Mingana tentang alfabet bahasa
Arab kuno.
Gambar
9.9: Surat
Nabi untuk al-Mundhir (perlu
dicatat segel Nabi di sebelah kiri bawah). Diterbitkan dengan izin
Majalah Aksyion Turki
Gambar 9.10: Surat
Nabi Muhammad
untuk Kiraql, Raja Byzantin, Sumber Kamidullah, Six Originaux, hlm.
149.
iv. Kemunculan Beberapa Skrip dan Masalah
Penanggalan Mushaf Kufi
Terbentang dari
Azerbaijan dan
Armenia di sebelah utara sampai ke Yaman di sebelah Selatan, dari
Libya dan Mesir dari sebelah barat sampai Iran di sebelah timur,
wilayah teritorial negara Islam menerima hubungan komunikasi dari
pemerintahan pusat Madinah dengan perantaraan bahasa Arab.30
Perubahan yang cepat pada skrip Arab seperti kita jumpai karakter
garis tajam dan bulat tersambung (seperti tidak lurus) berkembang
bersama dengan perkembangan skrip Hejazi pada tingkat awalnya. Seperti
contoh, batu al-Hejri (Gambar 9.11) tahun 31 hijrah, yang
dikelompokkan oleh beberapa ilmuwan sebagai skrip Kufi31
(garis tajam) dan papyrus tahun 22 hijrah (disimpan di perpustakaan
Nasional Austria, Gambar 10.3) dalam bentuk bulat bersambung.
Masalah skrip Arab ini sangat luas dan di luar pembahasan ini, tetapi
sebagaimana sebagian Orientalis telah membuat orang bingung tentang
Al-Qur'an yang ditulis dalam skrip Kufi, maka saya akan memberikan
contoh tertentu tentang skrip ini.
-
Batu nisan dari
Aswan (Mesir
Selatan) dengan inskripsi tahun 31 H.32
Prof. Ahmad menganggap sebagai inskripsi Kufi yang tertua.33
Gambar 9.11: Batu tulis di Mesir Selatan, tahun 31 H. Sumber:
Hamidullah, Six originaux, hlm. 69.
-
Inskripsi dalam
skrip Kufi dekat
Ta' if (sebelah timur
kota Mekah), menuliskan doa,
tulisan tahun
40 H.34
Gambar 9.12: Inskripsi )(01 -yang menarik,
tahun 40 H., dengan bagan asli. Sumber: Al-Atlal, vol. l, Papan 49.
Dicetak kembali dengan izin mereka.
Inskripsi ini mungkin bisa diterjemahkan seperti ini, "Rahmat dan
Barakah
Allah dilimpahkan kepada 'Abdur-Rahman bin Khalid
bin. Al-'As, ditulis pada tahun 40 hijrah."
-
Dam (bendungan)
Mu'awiyyah dekat Ta'if dengan inskripsi Kufi yang tidak dihiasi,35 tahun 58 H.36
-
Ayat Al-Qur'an dalam
skrip Kufi tahun
80 H. ditemukan di dekat Mekah.37
Gambar
9.13: Ayat AI-Qur'an da/am
skrip Kufi tahun 80 hijrah, Sumber: ar-Rashid, kitabat Islamiyyah,
hlm. 160.
-
Satu inskripsi dekat
Mekah berdasarkan pada ayat Al-Qur'an38 dalam skrip Kufi tahun 84
Hijrah.39
Gambar 9.14: Inskripsi Kufi
yang
cantik, tahun 84 H. Sumber: Ar-Rashid, Kitabat Islamiyyah, hlm. 26.
Empat contoh tadi (gambar
9.11 - 9.14) berikut Iainnya40
memberi penegasan bahwa walaupun pada
abad pertama hijrah, skrip Kufi telah mendapat
tempat di seluruh
negara
Muslim (Mesir, Hejaz,
Syria, Irak dst.).
Inskripsi ini bertentangan dengan Gruendler, yang menyatakan bahwa
semua Mushaf Kufi muncul pada abad kedua dan ketiga hijrah.41
Pada pertengahan abad pertama, slcrip ini sudah terkenal dan dipakai
di seluruh dunia Islam, khususnya dalam uang logam,42
dan tidak masuk akal kenapa harus menunggu
satu abad atau lebih sebelum digunakan dalam penulisan Mushaf Padahal,
Mushaf Samarkand, yang dikatakan Mushaf 'Uthmani (Pertengahan pertama
abad pertama Hijrah) ditulis dalam skrip Kufi.
3.
Kesimpulan
Batu-batu
Arab banyak
dihiasi beberapa contoh skrip Arab sejak pertengahan abad ketiga
hijrah. Beberapa aspek primitif, bahasa Arab kuno tidak pernah
menunjukkan bentuk bahasa Arab Nabatean itu sendiri sedangkan akar
sejarahnya sampai pada zaman Ibrahim dan Ismail yang ada sebelum
Aramaik. Seperti bahasa lain, tulisan dan ejaan bahasa Arab (palaeography
dan orthography) terus berkembang. Perluasan wilayah teritorial
Muslim menyebabkan perkembangan beberapa skrip Arab seperti Hejazi,
Kufi dan tulisan yang disambung, dengan karakteristiknya
masing-masing. Tidak ada satu skrip yang mendominasi lainnya, dan
tidak terbatas pada suatu tempat. Dengan beberapa contoh skrip Kufi
yang diambil dari inskripsi abad pertama hijrah, kita bisa membantah
teori Mushaf Kufi yang hanya ditujukan pada abad kedua dan ketiga
hijrah.
1. Beatrice Gruendler, The
Development of the Arabic Script, Scholars Press, Atlanta,
Georgia, 1993, hlm. 1. Argumentasi Starcky telah ditolak dengan
detail (ibid, hlm. 2).
2. Nabia Abbott, The Rise of
the North Arabic Script and its Kur'anic Development, with a
full Description of the Kur'an Manuscripts in the oriental
Institute, The University of Chicago Press, Chicago, 1938, him.
6 catatan kaki 36.
3. Mingana, "Transmission of
the Kuran", The Moslem World, vol. 7 (1917), hlm. 412.
4. Nabia Abbott, The rise of
the North Arabic Script, hlm. 20.
5. Ibid. hlm. 20, Cat. Kaki 20.
6. K. 'awwad, Aqdamul-Makhtutat
al-'arabiyyah fi Maktabat al-'Alam, Baghdad, 1982, hlm. 65.
7. Ibrahim Jum'a,
Dirasatun fi Tatawwur al-Kitabat al-Kufiyyah, 1969, hlm. 17.
8. N. Abbott, The rise of
thc North Arabic Script, hlm. 16.
9. Menarik sekali dalam halaman
4 Abbot menamakan inskripsi yang sama: (inskripsi Greek- Aramit)
"a Greek-Armaic inscription at Umm al-Jimal"
10. J Cantincau, Lc Nabateen,
Ono Zeller, Osnabruck 1978, u:25 (diterbitkan Wang cdisi [9301;
N. Abbott, The Rise of the North Arabic Script, Gambar 11-11:
lihat juga R. Gniendler, The Development of the Arabic
Scnp4 hlm. 10.
11. J. Cantineau Le Nabateen,
11 38-39, Ciruendler, The Development of the Arabic Scrim hlm,
10.
12. Gruendler The Development
ofrhe Arabic Script, hlm. 10.
13. Lihat J.F. Ficulry dan G.R.
Smith, "Jaussen-Savignac 17-the Earliset Dated Arabic Document
(AD. 276):, a!-Ailal (the Journal of Saudi Arabian Archaeology).
wl. zu, 1410 (1989) hlm. 77 Pengarang menyebutkan bahwa inskrip
ini telah diklasifikasikan sebagai Icks Aramuk 1 ibid, hlm. 771.
14. Gruendler, The
development of the Arabic Script, hlrtz'. TI-12. Mengarang
mengklaim bahwa itu "Teks tertua yang masih ada di dalam bahasa
Arab, walaupun itu masih menggunakan karakter Nabatean."
(Ibid, hlm. 11).
15. Cantineau, Le Nabateen,
ii: 49-50 (Dibawa "Textes Arabes Archaiques'); Abbott,
The Rise of the North Arabic script, Gambar (I-2).
Mengutip Healey dan Smith , "... Dari waktu penemuannya (teks
Namarah) telah ditetapkan sebagai Inskripsi Arab tertua" ("Jaussen-Savignac
17 - The earliest Dated Arabic Document (A-D. 276)," , al-Atlal,
xii: 82).
16. Lihat al-Bukhari, Sahih,
al-Anbiya', hadith no. 3364; lihat juga Ibn Qutaiba, al-Ma'arif,
hlm. 34.
17. As-Suyuti, al-Itqan,
iv: 145, Mengutip Ibn Ushta.
18. Qur'an 2:135; 3: 84.
19. Qur'an 19: 54-55.
20. Qur'an 14: 40
21. King James Version, Genesis
25:12-18.
22. Ada beberapa pendapat yang
beda mengenai asal muasal Nabatean. Menurut pendapat
Jawad 'ali, "Nabatean adalah Arab yang lebih
dekat dengan suku Quraish dan Hejazi daripada suku Arab bagian
selatan. Kedua-dua suku ini mempunyai tuhan yang sama dan skrip
mereka mempunyai kesamaan dengan skrip yang digunakan oleh
penulis-penulis terdahulu untuk menuliskan Al-Qur'an. (Suriah
dan Nabatean budayanya berbeda, dan orang Nabatean tidak tinggal
di Suriah tetapi yang sekarang dikenal Jordan). Menurut Ahli
sejarah, Nebajoth adalah Nebat atau Nabatean, anak tertua
Isma'il. Fakta inilah yang menyebabkan Jawad 'All menyimpulkan
demikian. (Jawad 'Ali, al-Mufassal fi Tarikh al-'arab Qabl
al-Islam, iii: 14).
23. Gruendler, The
development of the Arabic Script, hlm. 125. (perkataan dalam
Italic ditambahkan oleh penulis).
24. S. al-Munaggid,
Etudes De Paleographic Arabe, hlm. 21; lihat juga
Gruendler, The Development of the Arabic Script, hlm. 13-14.
25. M. Hamidullah,
Six Originaux des Letters Diplomatiques du Prophete de L'Islam,
Edisi Premiere, Paris 1986/1406, hlm. 13-14.
26. S. al-Munaggid, Etudes
De Paleagraphie Arabe, hlm. 21.
27. M. Hamidullah, Six
Originaux des Lettres Diplomatiques du Prophete de L'Islam,
hlm. 62-5.
28. Topkapi Sarayi, barang no.
21/397. Lihat juga Hamidullah, Six Originaux des Letters
Diplomatiques du Prophete de L'Islam, hlm. 111. Saya
menerima keaslian surat ini dan juga surat yang dikirim ke
Hiraql yang bersama dcngan surat-surat lain yang disahkan
autentik oleh Hamidullah, sebagai seorang ahli sejarah. Di lain
pihak Gruendler menyatakan, "Keaslian surat-surat ini diragukan,
karena surat-surat ini tidak memaparkan skrip yang sama." (The
development of Arabic Script, hlm. 5, catatan kaki 16). Ini
sama sekali bohong. Nabi saw. mempunyai lebih dari 60 penulis (lihat
buku ini , hlm. 68? ), dan untuk mengharapkan tulisan tangan
mereka sama satu-sama lainnya itu sia-sia.
29. M. Hamidullah, Six
Originauz des Letters Diplomatigues du Prophete de L'Islam,
hlm. 149. Perhatikan perbedaan dalam tulisan tangan antara surat
ini dan surat sebelumnya, dikarenakan perbedaan penulis.
30. Lihat al-Anzami, "Nash' at
al-Kitaba al-Fiqhiyyah", Dirasat, University of Riyad,
1398 (1978), ii: 13-24.
31. Walaupun saya menggunakan
kata Kufi di sini dan di tempat lain, sebagaimana digunakan
dalam lingkungan akademik, saya pribadi ada beberapa catatan
tentang label ini. Walau bagaimanapun saya setuju dengan ilmuwan
terdahulu yang menulis kaligrafi Mushaf, an-Nadim, menyebutkan
lebih dari satu dozen style skrip (rasm al-khat) di mana
Kufi hanya salah satu skrip. Mungkin ini susah untuk membedakan
karakteristik setiap style kaligrafi, tetapi kelihatannya dunia
akademik modern, dengan salah mengategorikan semua style di
bawah skrip Kufi, telah mennyimplikasikannya dengan cara yang
ngawur (lihat A. al-Munif, Dirasah Fanniya li MushafMubakkir,
Riyad, 1418 (1998), hlm, 41-42). Menurut pendapat Ydsuf
Dhunnun, kata Kufi sekarang dipakai untuk menunjukkan (dengan
salah) semua skrip yang baris tajam yang asalnya dari dasar
skrip al-Jalil (Ibid, hlm. 42). Lihat juga N: Abbott, The
Rise of the North Arabic Script, hlm. 16.
32. Ibid, hlm. 69; lihat
juga S. al-Munaggid, Etudes De Paleographie Arabe, hlm. 40.
33. A. 'Abdur-Razzaq Aimad, "Nash'at
al-Khat al-`arabi wa Tatawwurahu `ala al-Masahif', Masahif San'a',
hlm. 32 (bagian Arab). Skrip itu kelihatan garis tajam tetapi
saya tidak mau menyebutkannya Mill. Kota Knfa dan Basra terdapat
di Irak sejak awal sejarah Islam; Kufa sendiri telah didirikan
pada tahun 17 H. /638 M. oleh Sa'd b. Abi Waqqas. Kdfah
sepertinya tidak disangka sebagai kota yang telah dibangun dari
garis (begitu saja), lalu terkenal dengan nama skripnya (
seperti Kufi), mengekspornya sejauh Mesir selatan dan bisa
menarik banyak pengikut seperti penulis di atas batu ini dalam
kurun waktu hanya 14 tahun.
34. A.H. Sharafaddin, "Some Islamic Inscriptions discovered on the Darb
Zubayda," al-Atlal, vol. 1. 1397 (1977), hlm. 69-70.
35. Gruendler,
The Development of the Arabic Script, hlm. 15-16
36. Lihat Gambar 10.5 dan Teks
lainnya.
37. S. ar-Reshid,
Kitabat Islamiyyah min Makkat al-Mukarramah, Riyad, 1416 (1915),
hlm. 160-161.
38. Inskripsi ini bukan ayat
Al-Qur'an tetapi diambil dari dua ayat Al-Qur'an yang berbeda
(2:21 dan 4:1). Ini disebabkan kekeliruan dalam ingatan penulis.
Mengutip Bruce Metzger, " Ingatan (hafalan) bisa lupa dan keliru
walaupun ketika seseorang mengutip kalimat yang sama ...
Contohnya tidak kurang dari Jeremy Taylor, yang mengutip teks
"Except a man be born again he cannot see the kingdom ofGod (Dia
tidak bisa melihat kerajaan Tuhan, kecuali seorang yang
dilahirkan kembali,)" sembilan kali, tetapi dua kali dalam
bentuk yang sama, dan tidak ada satu pun yang tepat". (The texts
of New Testament: Its transmission, corruption dan restoration,
Edisi ketiga yang diperbesar, Oxford University Press, 1992, hlm.
88-89, catatan kaki no. 3).
39. S. at Reshid, Kitabat
Islamiyyah min Makkat al-Mukarramah, hlm. 26-29.
40. Banyak sekali contoh-contoh
Inskripsi Kdfi yang lain yang saya tidak sebutkan karena
perimbangan ruangan dalam tulisan ini. Beberapa yang terkenal
adalah (1) Inskripsi _afnat al-Ubayyid dekat Karbala, Irak
tahun 64 Hijrah (al-Munaggid, Etudes De Palegraphie Arabe,
hlm. 104-5); (2) Inskripsi yang tertulis di atas papan yang
terukir di tempat berlakunya peraturan Nabi Musa (Mosaic),
Yerusalem, tahun 72 H. (Gruendler, The Development of the
Asrabic Scripts, hlm. 17-18, 155-156); (3) Batu tanda jalan yang
dibangun pada zaman pemerintahan Khalifah 'Abdul Malik (65-86
Hijrah) (al-Munaggid, Etudes, hlm.
134-35)
41. Gruendler, The development
ofthe Arabic Script, hlm. 134-35.
42. Khalifah 'Abdul Malik
menyatukan mata uang di seluruh dunia Islam pada tahun 77 Hijrah
/ 697 Masehi. (Stephen Album, A Checklist
of Islamic Coins, Edisi ke dua, 1998, hlm. 5). Ini slogan uang
logam asli dari emas, perak dan bermotokan AI-Qur'an, pada tahun
yang mereka gunakan, dan dalam uang silver dan logam scmua dalam
skrip Kufi. Ini berlaku sampai zaman keruntuhan Khalifah Umayyah
pada tahun 132 hijrah. ("Islamic Coins-The Tutath Collection
Part 1", Spink, London, 25 Mei 1999. Sale no. 133)
|
|