BAB 2 :
SEKILAS TENTANG SEJARAH ISLAM DI MASA SILAM
The
History of The Qur'anic Text hal 24 - 37
2.
Masa Kenabian Muhammad
(53 Sebelum Hijrah -11 Setelah
Hijrah/571-632 Masehi.)46
Mengungkap kehidupan
Nabi dalam
Islam adalah pekerjaan yang cukup luas, seorang dapat
menulis buku berjilid jilid yang dapat disajikan bagi kaangan yang
berminat. Tujuan dalam bagian buku ini sedikit lain. Dalam bab-bab
berikut kita akan mengupas beberapa nabi dari kalangan Israel,
termasuk Nabi Isa dan kita hendak mengungkap sikap oposisi orang-orang
Israel dan penyelewengan yang begitu cepat terhadap ajaran ketuhanan.
Di sini, dalam melihat kembali jalan yang telah ditempuh oleh penulis
lain, saya sekadar memaparkan uraian singkat guna melengkapi referensi
tentang Nabi Musa dan Nabi Isa.
i. Kelahiran Muhammad
Sebagaimana telah
disebutkan sebelumnya bahwa `Abdullah, ayah Muhammad, wafat saat Amina
sedang hamil. Muhammad dilahirkan dalam keadaan
serbapelik. la hadir dari
keluarga miskin namun cukup terpandang di masyarakat. Beberapa saat
kemudian ibunya juga meninggal dunia dan menjadi anak yatim sejak
usia enam
tahun. la mulai bekerja sebagai
penggembala kambing di kota
Mekah di dataran bumi yang
tandus itu.47
Mengikuti jejak tradisi kehidupan orang Quraish, ia pun terjun ke
dunia bisnis. Sikap integritas dan keberhasilannya sebagai pedagang,
ia berhasil meraih simpati Khadijah seorang janda tua, cerdik, lagi
kaya. Kemudian ia menikahinya.48
Muhammad amat terkenal memiliki sikap kejujuran dan integritas di
seluruh
kota Mekah dalam semua masalah. Pendapat Ibn Ishaq mengatakan, "Sebelum
turunnya wahyu, orang-orang Quraish telah memberi
label sebagai
satu-satunya orang tepercaya (al-amin).49
ii. Muhammad Manusia Tepercaya
Datang masa
yang amat tepat
ketika orang Quraish merasa perlu merenovasi Ka'bah. Mereka
bekerja sama di mana setiap anggota suku mengumpulkan batu-batu untuk
membangun kembali sebagian struktur ada. Ketika konstruksi itu sampai
pada peletakan batu hitam (Hajar al-aswad) perselisihan semakin
memanas. Setiap sub-kesukuan ingin mendapat kehormatan meletakkan
batu hitam itu pada sudutnya sampai titik puncaknya mereka membuat
aliansi di mana bentrokan fisik semakin tak terelakan. Abu Umayya,
sesepuh di kalangan bangsa Quraish, mendesak agar orang pertama yang
memasuki pintu gerbang tempat suci ditunjuk sebagai juri dan semua
dapat menerima pendapat ini. Orang pertama yang masuk pintu gerbang
tidak lain adalah Muhammad. Ketika orang Quraish melihat, mereka
berkomentar, "Kini hadir orang kepercayaan dan kita semua senang
melihat ia bertindak sebagai hakim. Di sini Muhammad tiba." Ketika ia
diberitahukan akan adanya perselisihan, ia meminta sehelai kain.
Kemudian ia mengambil batu hitam itu dan meletakkan di atasnya dan
meminta setiap kepala suku memegang bagian ujung penjuru kain dan
mengangkat bersama-sama. Semua melakukannya dan saat mereka sampai
pada titik batu hitam la (Muhammad) mengangkat dan meletakkannya
dengan tangan sendiri. Dengan penyelesaian perselisihan yang memuaskan
semua pihak, konstruksi bangunan berjalan tanpa ada gangguan yang
lain.50
iii. Muhammad
Utusan Allah
Dengan diberkahi sikap
ideal dan
benci terhadap segala jenis pemberhalaan, Muhammad tidak pernah sujud
di depan patung erang Quraish ataupun ikut serta dalam ritual
kemusyrikan. Selain ia hanya menyembah Tuhan Yang Esa, cara berpikir
yang baik, dan keadaan buta huruf menyebabkan la tak tahu-menahu
praktik keagamaan Kristen maupun Yahudi. Kemudian sewaktu mulai
menunjukkan tanda-tanda kematangan menerima tugas kenabian, Allah
mempersiapkan tugas ini secara bertahap. Pertama, ia melihat kebenaran
sebuah mimpi.51 la melihat batu memberi hormat
padanya,52
selain itu pernah mendengar Malaikat
Jibril namanya dari langit,53 dan ia melihat cahaya
bersinar.54
'A'isha melaporkan
bahwa pendahuluan kenabian Muhammad adalah kesempurnaan impiannya:
dalam masa enam bulan ia melihat mimpi begitu akurat menjelma seperti
kenyataan. Kemudian, ketika wahyu pertama turun sewaktu menyendiri di
Gua Hira', Malaikat Jibril muncul di depannya dan berkali-kali minta
agar
membaca. Saat melihat sikap dan penjelasan Muhammad bahwa ia seorang
buta huruf, Jibil tetap ngotot hingga akhirnya dapat menirukan
ayat-ayat pertama dari Surah al-'Alaq;55
'Bacalah dengan (menyebut) nama
Tuhanmu Yang
menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpa! darah.
Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia)
dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa
yang tidak diketahuinya."56 |
Inilah pertama kali
diturunkannya wahyu (
) dan permulaan dari Kitab Al-Qur'an.
Suatu
yang di luar dugaan
pada usia empat puluh, Allah memanggil Muhammad dengan risalah
sederhana tetapi jelas berupa pengakuan
(Tidak ada tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah
utusan-Nya'). Dengan ini ia telah diberi mukjizat abadi yang dapat
memuaskan akal pikiran, penawan hati yang mampu menggugah kembali jiwa
jiwa yang tak berdaya yaitu berupa Kitab Suci Al-Qur'an.
iv. Abu Bakr Menerima
Islam
Abu Bakr ibn Quhafa
merupakan orang pertama di luar keluarga Nabi Muhammad. yang menerima
Islam yang kemudian diberi gelar
as-Siddiq. la seorang pedagang terkemuka dan disegani yang kemudian
menjadi seorang sahabat setianya. Pada suatu hari ia bertanya pada
Muhammad, 'Adakah betul apa yang dikatakan orang Quraish tentang
engkau wahai Muhammad, bahwa mengganggu tuhan-tuhan mereka, menghina
cara berpikir kita dan tak percaya pada tata perilaku yang dilakukan
bapak-bapak kita terdahulu?', tanya Abu Bakr. Muhammad menjawab, "Saya
seorang Nabi Allah dan utusan-Nya, saya diutus untuk menyampaikan
risalah-Nya. Saya memanggil ke jalan Allah yang benar. Karena
kebenaran ini aku mengajakmu mengikuti jalan Allah, Tuhan Yang Esa
yang tidak ada menyamai-Nya, agar tidak menyembah kecuali Dia, dan
memberi pertolongan pada mereka yang menaati perintah-Nya." Kemudian
ia membaca beberapa ayat-ayat Al-Qur'an yang menawan hatinya dan
kemudian menyatakan menerima agama Islam.57
Selain sebagai seorang
pedagang kenamaan,
Abu Bakr punya makna tersendiri di
hati orang Quraish. Dengan inisiatif sendiri menyampaikan risalah ini,
ia mulai mengajak pihak lain mengikuti jejaknya terutama orang-orang
kepercayaan yang sering berjumpa di pusat perdagangan. Banyak di
antara mereka yang mengikuti, di antaranya az-Zubair bin al-'Awwam, 'Uthmam
bin 'Affan, Talhah bin `Ubaidillah, Sa'ad bin Abi Waqqas dan 'Abdul-Rahman
bin 'Auf. Abu Bakr menjadi pembela utama Nabi Muhammad dan memiliki
keimanan yang prima dalam kondisi serbasulit sekalipun. Dalam hal perj
alanan Nabi Muhammad ke Bait al-Maqdis (Jerusalem), beberapa
pengikutnya tidak dapat menerima secara rational kejadian tersebut
yang mengakibatkan sebagian mereka murtad.
Para kafir Mekah mengambil kesempatan
ini membujuk Abu Bakr membelot
dari keyakinannya. Adakah ia masih percaya bahwa Muhammad telah
melakukan perjalanan di malam hari ke
Jerusalem
dan kembali ke Mekah sebelum fajar? la menjawab, "Tentu saya percaya.
Saya percaya terhadap sesuatu yang lebih dianggap aneh oleh kalian,
yaitu sewaktu Muhammad memberitahukan menerima wahyu dari langit."58
v. Nabi Muhammad Berdakwah secara Terbuka
Setelah tiga tahun
lamanya berdakwah secara rahasia, Nabi Muhammad dapat perintah
Allah agar
menyebarkan pesan-pesan dakwah terang-terangan.
"Maka
sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang
diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang
musyrik."59 |
Pada tahap awal, Nabi
Muhammad melihat keberhasilan dakwahnya karena para pembesar
dan kepala suku
tidak ada di kota Mekah. Saat
kembali, mereka mulai membuat perhitungan dan menyadari akan bahaya
agama baru ini. Mereka mulai melakukan penindasan terhadap masyarakat
Muslim
yang baru lahir. Beberapa rakyat kecil mulai dipaksa kembali menerima
tata cara kehidupan semula sedang lainnya tetap bertahan pada
kepercayaan agama baru. Dari hari ke hari kekejaman semakin meningkat
dan Nabi Muhammad setelah lebih kurang dua tahun dalam penindasan
minta mereka yang tak tahan menghadapi ujian agar hijrah ke Habashah.60
Memasuki kejadian tahun ke lima kenabian, mereka yang menerima usulan
untuk hijrah berjumlah kurang dari dua puluh orang.61
Hijrah kedua dimulai tidak lama setelah melihat meningkatnya
penindasan pihak orang-orang kafir yang ingin mencabut akar pemikiran
Islam dari lubuk hati mereka.62
Melihat kegagalan strategi yang mereka lakukan, orang-orang kafir
mulai mengambil langkah baru.
vi. Tawaran Pihak Quraish kepada Muhammad
Dengan masuk Islamnya
Hamzah (salah satu paman Nabi Muhammad) merupakan titik klimaks bahaya
yang
dirasakan oleh pihak Quraish. 'Utba bin Rabi'a, seorang kepala suku
melihat Muhammad melakukan shalat di Masjid al-Haram sendirian dan
memberitahukan kepada lain, "Saya akan pergi menemui Muhammad
mengemukakan beberapa usulan yang mudah-mudahan ia dapat menerimanya.
Kita akan tawarkan apa saja yang la mau dan kita akan membiarkan ia
dalam keadaan selamat." 'Utba pergi menemuinya dan berkata,
"Wahai saudara sepupuku, anda
adalah satu di antara kita, keturunan kabilah termulia serta memiliki
asal usul keturunan
yang amat terpandang. Anda hadir di tengah para
pengikut dengan membawa masalah yang amat besar yang mengakibatkan
pecahnya masyarakat. Engkau caci maki tatanan hidup, menghina
tuhan-tuhan dan agama mereka dan anda anggap keturunan mereka sebagai
kafir. Sekarang dengar apa yang hendak saya tawarkan dengan harapan
anda akan dapat menerima salah satu darinya." Nabi Muhammad setuju 'Utba
meneruskan ucapannya, "Wahai saudara sepupu saya, jika sekiranya anda
menghendaki-dengan apa yang anda bawa-harta kekayaan, kita akan
mengumpulkan seluruh kekayaan dan menganugerahkan pada anda sehingga
anda terlihat sebagai orang terkaya; jika sekiranya anda menghendaki
kedudukan, saya akan mengangkat engkau pemimpin saya dan tak akan ada
keputusan apa pun yang hendak dibuat tanpamu; jika anda menghendaki
kekuasaan, saya akan membuatmu sebagai seorang raja; dan jika yang ada
padamu ternyata merupakan roh jahat, seperti yang anda lihat
tetapi tak mampu menghindar, saya akan mencari pakar peruwatan dan
menggunakan seluruh harta kekayaan demi penyembuhan penyakitmu.
Biasanya setiap roh jahat ada saja seorang ahli penyembuhnya." Setelah
mendengar penuh sabar dan perhatian, Nabi Muhammad mulai menjawab, "Sekarang
dengarlah dari saya:
"Haa Miim. Diturunkan dari
Tuhan Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Kitab yang
dijelaskan ayat-ayatnya, yakni bacaan dalam bahasa Arab, untuk
kaum yang mengetahui, yang membawa berita gembira dan yang
membawa peringatan, tetapi kebanyakan mereka berpaling (darinya)
maka mereka tidak (kamu) mendengarkan. Mereka berkata,
'Hati
kami berada dalam tutupan (yang menutupi) apa yang kamu seru
kami kepadanya dan di telinga kami ada sumbatan dan di antara
kami dan kamu ada dinding, maka bekerjalah kamu; sesungguhnya
kami bekerja (pula).' "63 |
Nabi Muhammad
meneruskan bacaan sementara ‘Utba mendengar penuh perhatian sehingga
sampai pada sepotong ayat yang memerintahkan sujud dan ia melakukannya.
Nabi Muhammad kemudian berkata, "Anda telah mendengar apa yang telah
kubacakan dan selanjutnya terserah sikap anda."64
vii. Boikot Kaum Quraish terhadap Muhammad
dan Sukunya
Melihat kegagalan
persuasi yang dilancarkan kepada Muhammad, para dedengkot
Quraish menempuh cara lain. Mereka mendekati Abu Talib, sesepuh yang
paling disegani dan sekaligus paman dan sumber proteksi
baginya. la
meminta agar Muhammad berhenti mencaci tuhan orang lain, mengutuk
keturunan, dan agama nenek moyang mereka. Abu Talib diutus
menyampaikan pesan mereka. Melihat sikap pamannya yang semakin goyah
dalam membelanya, Muhammad menjawab, "Wahai pamanku, demi Allah, jika
mereka meletakkan matahari di tangan kanan dan bulan di sebelah kiri
memaksa saya agar meninggalkan tugas ini, saya akan tak akan menyerah.
sehingga Allah memberi kemenangan ataupun aku binasa karena-Nya."
Mendengar ucapannya, Abu Talib menoleh ke belakang sambil mengusap air
mata. Tersentuh oleh ucapannya, ia meyakinkan dan tidak akan mundur
sedikit pun dari pembelaan. Beberapa saat kemudian, sebagian anggota
suku ban! Hashim dan al-Muttalib tidak mau meninggalkan Muhammad dan
menyerahkannya meskipun mereka sama-sama menyembah berhala seperti
lazimnya orang Quraish. Dengan kegagalan saat itu, para pembesar
Quraish mengeluarkan menyatakan pemboikotan terhadap ban! Hashim dan
al-Muttalib yang antara lain, perkawinan dan semua bentuk transaksi
perdagangan sesama orang-orang Quraish agar diputus sampai pada
keperluan sehari-hari tidak disediakan. Kekejaman yang mematikan itu
berlangsung selama tiga tahun di mana Nabi Muhammad dan seluruh
pengikutnya menderita kelaparan luar biasa tanpa makanan di tengah
padang pasir tanpa tumbuh-tumbuhan.65
viii. Sumpah Setia 'Aqaba
Satu dasawarsa perj
alanan dakwah, Nabi Muhammad mendapat beberapa ratus pengikut yang
sabar dan tahan menghadapi segala penindasan. Pada masa itu pula agama
ini dapat menyentuh telinga dan hati sebagian penduduk Madinah, yang
letaknya lebih kurang 450 kilometer dari utara kota Mekah. Orang-orang
Islam dari wilayah itu berkunjung ke Mekah tiap musim haji yang
jumlahnya selalu bertambah sehingga pada akhirnya bertemu dengan Nabi
Muhammad secara diam-diam di 'Aqaba, dekat Mina di malam hari
guna menyampaikan sumpah dan janji setia dengan noktah-noktah berikut,66
Gambar
2.2: Situs tempat Sumpah Setia ‘Aqaba di buat (Sebuah Masjid tua
Menghiasi tempat tersebut).
(1).
Tidak
akan menyekutukan Allah; (2). Menaati Nabi Muhammad dalam semua
kebaikan; (3). Tidak akan mencuri; (4). Menjauhi
perbuatan zina; (5). Menjauhi perbuatan maksiat, dan (6). Tidak
akan mengumpat orang lain.
Tahun berikutnya
dengan jumlah lebih besar (lebih dari tujuh puluh termasuk wanita)
kembali menemui Nabi Muhammad di musim haji mengundang beliau hijrah
ke Madinah. Pada malam itu mereka mengucapkan sumpah setia yang ke dua
kali dengan sedikit penambahan ungkapan kata-kata;67
hendak memberi proteksi pada Nabi Muhammad seperti halnya mereka
memproteksi keluarga mereka. Dengan undangan ini kaum Muslim yang
merasa tertindas dapat menemukan jalan keluar, sebuah perjalanan di
mana akan mendapat sambutan hangat dari penduduknya.
ix. Upaya Pembunuhan Nabi Muhammad
Setelah sanksi ekonomi
yang amat
kejam itu berjalan tiga tahun, sebagian masyarakat Muslim cenderung
menerima tawaran dan sebagian mulai berhijrah. Menyadari akan gerak
yang mungkin dilakukan oleh Nabi Muhammad ke utara menuju Madinah
hanya akan memperlambat konfrontasi yang tak mungkin terelakan. Demi
tercapainya tujuan, para pembesar Quraish menyadari akan waktu yang
tepat untuk mengakhiri permusuhan dengan kesepakatan menghabisi nyawa
Nabi Muhammad.
Setelah mencium upaya
itu,
Allah memerintahkan Muhammad agar segera bergegas hijrah ke Madinah
secara rahasia. Tak ada seorang pun yang tahu akan rencana ini kecuali
All, Abu Bakr, serta keluarganya. Nabi Muhammad minta agar 'Ali
tinggal sementara karena dua alasan. Pertama sebagai upaya diversi,
Ali diminta menginap di tempat tidur Rasulullah persis dengan
cara-cara yang dil'akukan Nabi Muhammad dengan mengenakan kain
selimutnya. Hal ini dimaksudkan sebagai trick bagi mereka yang
sedang menunggu. Kedua, upaya pengembalian citra bahwa orang-orang
masih menaruh harapan pada Nabi Muhammad guna memelihara tuhan-tuhan
mereka sebagai kepercayaan sikapnya masih belum ada seorang pun yang
mampu menyaingi.68
x. Muhammad
di Madinah
Menghindari upaya
pembunuhan, berkat rahmat dan izin
Allah, Nabi Muhammad
berhijrah ditemani sahabat setianya, Abu Bakr, bersembunyi selama tiga
hari di Gua at-Thur yang gelap.69
Madinah diwarnai upacara kebesaran saat
beliau tiba pada bulan rabi 'al-awwal, di mana seluruh jalan
penuh dengan luapan ekspresi kegembiraan pantun dan syair.
Dengan berakhirnya segala penindasan, Nabi Muhammad tidak lama
kemudian mulai membangun sebuah masjid sederhana yang cukup luas dan
mampu menampung banyak para penuntut ilmu, tamu-tamu, dan para pelaku
ibadah tiap hari dan shalat Jumat. Jauh sebelumnya, sistem
perundang-undangan telah dirancang yang mengatur hubungan tanggung
jawab kaum pendatang dari Mekah dan penduduk Madinah terhadap orang
lain, negara Islam yang baru lahir, sesama orang Yahudi, dan kedudukan
serta tanggung jawab mereka terhadap masyarakat dan negara. Ini
merupakan sistem perundang-undangan pertama yang tertulis dalam
sejarah dunia:70
Madinah terdiri dari
sebagian beberapa suku orang Yahudi. Aus dan Khazraj adalah suku
terbesar di antara
yang ada. Kedua suku itu terikat tali hubungan darah,
kendati tak serasi dan sering kali terlibat dalam konflik bersenjata.
Orang-orang Yahudi selalu berubah sikap yang mengakibatkan keretakan
di antara mereka. Kedatangan Nabi Muhammad telah mengobarkan minat
pemeluk agama baru ke setiap rumah suku Aus dan Khazraj, seperti
halnya situasi politik yang semakin jelas dengan terciptanya
perundang-undangan baru di mana Nabi Muhammad sebagai pemegang
kekuasaan tertinggi dan sekaligus sebagai pemimpin umat Islam dan juga
bangsa Yahudi. Bagi mereka yang tidak suka memihak pada Nabi Muhammad
dianggap kurang bijak untuk melakukan oposisi terbuka, dan bagi mereka
sikap bermuka dua menjadi hal yang rutin. Orang-orang munafik berupaya
menyakiti Nabi Muhammad dan pengikutnya melalui berbagai cara dan
dengan penuh semangat yang tak terpatahkan sepanjang kehidupan beliau.
Permusuhan secara
terang-terangan antara umat
Islam dan orang kafir
Arab dan keberadaan orang Yahudi, telah menyulut terjadinya beberapa
pertempuran besar dan kecil. Peperangan yang besar, antara lain,
seperti Perang Badardi bulan Ramadan dua tahun setelah hijrah,71
Perang Uhud yang terjadi pada bulan
Shawwal, tahun ke-3 setelah hijrah; Perang Khandaq di bulan
Shawwal, tahun ke-5 setelah hijrah; Perang Ban! Quraiza, tahun
ke-5 setelah hijrah; Perang Khaebar, Rabi al-Awwal tahun ke-7
setelah hijrah, Perang Mu'ta, Jumad al-Awwal tahun ke-8 setelah
hijrah, penaklukan kota Mekah (Fathu Makkah), pada bulan
Ramadan tahun ke-8 setelah hijrah, Perang Hunain dan Ta'if,
pada bulan Shawwal tahun ke-8 setelah hijrah, tahun pendelegasian72,
dan Perang Tabuk pada bulan Rajab tahun ke-9 setelah hijrah.
Kendati musuh-musuh
Nabi Muhammad dalam peperangan pada umumnya terdiri dari para
penyembah berhala, pada hakikatnya termasuk juga orang-orang Yahudi
dan
Kristen yang beraliansi dengan kekuatan kafir Quraish dalam melakukan
oposisi terhadap orang Islam. Saya sebut beberapa kejadian dari
peperangan ini bukan hendak memperpanjang pembahasan melainkan sekadar
perbandingan merebaknya agama Islam di bawah kepemimpinan Nabi
Muhammad dan sikap kacau bangsa Israel dalam pengembaraan di masa Nabi
Musa dan perjuangan dua belas utusan peserta Nabi Isa.73
xi. Awal Pecahnya Perang Badar
Nabi Muhammad
mendengar berita bahwa kafilah besar melewati
rule dekat
kota Madinah di bawah komando
kepemimpinan Abu Sufyan. Nabi
Muhammad berusaha menghadangnya namun sempat Abu Sufyan mencium jejak
itu dan akhirnya mengubah rute perjalanan dengan mengirim seorang
utusan ke Mekah agar menambah jumlah personal. Pasukan tempur dengan
seribu tentara dan tujuh ratus unta serta pasukan kuda dipersiapkan
atas saran Abu Jahl, suatu pertunjukan kekuatan raksasa yang hendak
menggempur kota Madinah.
Setelah menerima mata-mata tentang kafilah serta perubahan
rule perjalanan
dan pasukan militer Abu Jahl, Nabi Muhammad membuat pengumuman minta
saran sahabafiya. Abu Bakr berdiri secara terhormat sikap terhormat
yang kemudian diikuti oleh Umar. Kemudian al-Miqdad bin 'Amr berkata,
"Wahai Nabi Allah, pergilah ke mana Allah memberitahukan anda dan kita
akan bersamamu. Demi Tuhan, saya tidak akan berkata seperti ban!
Israil74
kepada Nabi Musa, pergi bersama tuhanmu dan perangilah sedang kami
akan duduk melihatnya,"75
Demi Tuhan yang telah mengutusmu dengan kebenaran, jika sekiranya
engkau hendak membawa saya pada suatu tempat bernama Bark al-Ghimad76
saya akan berperang sampai mati bersamamu melawan mereka sehingga
engkau dapat menguasainya." Kata-katanya terdengar oleh Nabi Muhammad
dan ia berterima kasih dan berdoa kepadanya.
Lalu ia mengatakan, "Berilah
aku nasihat wahai manusia sekalian,"
yang dimaksud adalah kaum Ansar.
Ada dua alasan di belakang ini:
(a). Mereka sebagai anggota
masyarakat mayoritas; dan (b). Ketika kaum Ansar memberi janji setia
di 'Aqaba, mereka menjelaskan bahwa mereka tidak berhak mendapat
keselamatan sehingga ia memasuki daerah mereka. Saat itu mereka
berjanji akan memberi proteksi sebagaimana mereka proteksi pada para
keluarganya. Oleh karena itu, Nabi memberi perhatian jangan jangan
mereka meliliatnya dengan sikap setengah hati terhadap penyerangan
tentara Abu Jahl yang begitu kuat saat masih ada di luar perbatasan
kota Madinah. Saat Nabi
Muhammad mengutarakan kata-kata seperti itu, Sa'd
bin Mu'adh berkata, "Demi Allah, mungkin yang dimaksud adalah kami?".
Nabi menjawab, "Tentu, tanpa diragukan lagi." Kami percaya pada engkau,
kami teguh terhadap kebenaranmu, kami bersaksi bahwa apa yang engkau
dakwahkan adalah benar dan kami telah memberi sumpah setia untuk
mendengar dan menaatinya. Oleh
karena itu, pergilah
ke tempat mana
pun yang engkau kehendaki dan kami akan tetap bersamamu.
Demi Tuhan yang telah mengutusmu dengan kebenaran, jika engkau
menyeberangi lautan ini sekalipun, saya akan tetap mengarungi lautan
dan tak akan ada seorang pun yang menunggu-nunggu di belakang. Kita
tidak gentar sedikit pun menghadang musuh-musuhmu di esok hari. Kita
cukup berpengalaman dan terlatih dan dapat dipercaya dalam pertempuran.
Barangkali akan lebih baik saat Allah mengizinkan kita membuat
presentasi sesuatu yang akan membuat engkau senyum, maka ajaklah
menerima rahmat Allah.77
Nabi Muhammad, semakin yakin setelah diberi masukan oleh ucapan dari
Sa'd dan kemudian siap menuju Badr dengan pasukan sebanyak 319 orang,
dua ratus pasukan kuda dan tujuh puluh pasukan unta. Di sanalah mereka
menghadang kekuatan tentara Quraish: seribu orang (enam ratus memakai
baju tempur anti peluru, seratus pasukan kuda dan ratusan pasukan
unta.78
Pada hari terakhir karunia Allah tampak terang pada pihak tentara
Muslim, dimana musuh-musuh kafir menderita kekalahan telak dan negara
Islam mulai mencapai tingkat kedewasaan menjadi kekuatan yang terkenal
di Semenanjung Arab.
xii. Terbunuhnya Khubaib bin 'Adil al-Ansari
Khubaib, seorang budak
Muslim
Safwan bin Umayya hendak dieksekusi di depan khalayak sebagai sikap
balas dendam terhadap kematian ayahnya yang gugur sewaktu Perang Badr.
Orang-orang berkumpul hendak menyaksikan peristiwa itu. Di antara
mereka adalah Abu Sufyan, yang menghujani berbagai makian terhadap
Khubaib saat membawa keluar untuk dihabisi nyawanya, "Saya bersumpah
karena tuhan Khubaib, adakah anda menginginkan Nabi Muhammad hadir di
tempat ini untuk kita penggal lehernya dan anda akan kami bebaskan
hidup bersama keluarga? Khubaib menjawab, "Demi Tuhan, saya tidak akan
mau melihat Nabi Muhammad hadir di sini dan saya lebih suka melihat ia
menduduki kekuasaan daripada saya harus duduk di tengah keluarga." Abu
Sufyan berkata sumbar, "Saya tidak pernah melihat seseorang mencintai
orang lain seperti mereka mencintai Muhammad." Kemudian Khubaib
dicincang anggota tubuhnya satu per satu sekecil biji gandum dan darah
mengalir dari tiap penjuru sebelum ia dihabisi.79
xiii. Penaklukan
Kota Mekah
Menurut persyaratan
Perjanjian Hudaibiyyah
(6 A.H.), semua suku diberi pilihan
antara mengikuti Nabi Muhammad atau orang Quraish sesuai kehendak
mereka. Suku Khuza'a memilih bergabung dengan Nabi Muhammad,
sedangkan banu Bakr bergabung dengan pihak Quraish. Bani Bakr,
mengkhianati perjanjian dengan bantuan pihak Qurasih menyerang suku
Khuza'a. Orang-orang suku Khuza'a menuju tempat suci Ka'bah dengan
menyalahi tata cara yang telah disepakati tanpa jaminan keamanan.
Mereka mengeluh menuntut keadilan. Nabi Muhammad menawarkan pada pihak
Quraish dan ban! Bakr tiga pilihan, di mana yang terakhir meminta agar
perjanjian Hudaibiyyah dibatalkan. Dengan sikap sombong, pihak Quraish
mengambil pilihan ke-3. Setelah menyadari akan ketidakbijaksanaan
pilihan, Abu Sufyan menemui Rasulullah minta agar perjanjian itu
diperbarui akan tetapi kembali dengan tangan hampa. Nabi Muhammad
bersiap-siap melakukan serangan ke Mekah dan seluruh kabilah yang
telah mengucapkan sumpah setia pada umat Islam diminta bergabung pada
pasukannya. Dua puluh satu tahun lamanya orang Quraish me'lakukan
berbagai penindasan, penyiksaan, dan kekejaman terhadap umat Islam.
Roda kini berputar dan mereka sepenuhnya menyadari arti persiapan yang
dilakukan Rasulullah dan rasa cemas menghantui setiap rumah. Dengan
pasukan sebanyak sepuluh ribu, Nabi Muhammad menuju Mekah pada hari ke
sepuluh Ramadan, tahun ke-8 hijrah. Mereka melakukan camping di
suatu tempat bernama Marr Az-Zahran dan orang Quraish memahami
akan fakta ini. Nabi Muhammad bukan hendak mengejutkan pihak musuh dan
tidak pula menghendaki terjadinya pertumpahan
darah. la
hanya menghendaki pihak Quraish menyadari sepenuhnya akan situasi
sebelum mengambil pilihan perang yang tak berarti. Sementara Abu
Sufyan dan Hakim bin Hizam mulai melakukan tugas mata-mata ketika
mereka bertemu dengan 'Abbas, paman Nabi Muhammad. 'Abbas menasihati
agar ia masuk Islam. Islamnya Abu Sufyan berarti pembuka jalan akan
kemenangan tanpa pertumpahan darah.
Kemudian
Abu Sufyan
menuju Mekah dan memekik suara tangis dengan lantangnya, "Wahai orang
Quraish, inilah Muhaminad telah hadir ke tempat kalian dengan pasukan
yang tak mungkin kalian mampu melawan. Siapa hendak mengungsi di rumah
Abu Sufyan la akan selamat, siapa yang ingin mengunci pintu rumah
sendiri, juga selamat. Siapa yang masuk tempat suci Mekah juga selamat."
Nabi Muhammad kembali ke tempat asal kelahirannya, sebuah
kota
yang membuat ia sengsara beberapa tahun menghadapi kekejaman dan siksaan.
Sekarang pasukan tentara dapat memasuki Mekah tanpa darah setetes pun.
Perlawanan kecil-kecilan terlihat di
sana sini sedang Nabi Muhammad
berdiri di depan pintu Ka'bah memberi kata sambutan dengan
diakhiri seruan, "Wahai orang Quraish, apa
yang ada di benak hati
kalian tentang apa yang hendak saya lakukan terhadap kamu semua?"
Mereka semua menjawab, "O, saudaraku yang mulia dan anak terhormat
saudaraku! Saya tak mengharapkan sesuatu, kecuali rasa belas kasihmu."
Lalu la menjawab, Pergilah kalian dengan bebas merdeka!"80
Itulah grasi ampunan
yang la
demonstrasikan pada tiap penduduk Mekah yang telah melakukan
penyiksaan terhadap umat Islam selama dua puluh
tahun.81
Dalam masa sepuluh tahun semua
Jazirah Arab sejak dari Aman hingga ke Laut Merah, dari sebelah
selatan Suriah ke Yaman jatuh di bawah kekuasaan umat Islam. Hanya
satu dasarwarsa setelah Nabi Muhammad hijrah ke Madinah, la bukan saja
seorang Nabi yang melaksanakan perintah ketuhananan, melainkan juga
seorang pemimpin yang tak ada bandingannya di seluruh semenanjung Arab
yang mampu menyatukan mereka pertama kali dalam sejarah.
46. Sistem kalender
Kristen dibuat atas asas praduga. Dibuat berdasar model kalender
Arab, hal ini tidak pernah menjclma dalam penggunaan secara umum
sehingga, sekurang-kurangnya, sepuluh abad setelah kelahiran
Jesus berlalu mengalami perubahan-perubahan (modifications).
Kalender Gregoria seperti yang digunakan sekarang bermula dari
tahun 1582 C.E./990 A.H. kctika diadopsi oleh negara-negara
Katolik pada masa itu atas keputusan dari Pope Gregory XIII,
dalam Papal Bull (?) pada tanggal 24 Februari 1582. (Lihat
Khalid Baig, "The Millennium Bug" , Impact International,
London, jilid.30, no. 1, Januari 2000, hlm. 5) Penulis modern
mengetengahkan tahun ke belakang secara fiktif, yang hanya
membuat permasalahan barn dalam menentukan tahun kejadian.
47. Al-Bukhari, Sahih,
Ijara:2.
48. Ibn Hisham, Sira,
jilid 1-2, hlm. 187-189.
49. Ibid. jilid.1-2, hlm.
197.
50. Ibid. jilid.1-2, hlm.
196-7.
51. Ibn Hajar
52. Muslim, Sahih, Fada'i1:2:2, hlm.
1782.
53. 'Urwah bin az-Zubair, al-Maghazi,
kompilasi dilakukan oleh by M.M. al-A'zami, Maktab al-Tarbiya al-'Arabiyyah
Liduwal al-Khalij, 1st edition, Riyad, 1401 (1981), hlm.100.
54. Ibn Hajar, Fathul Bari,
i:23.
55. Sara 96, lihat al-Bukhari,
Sahih, Bad' al-Wahy.
56. Qur'an, 96:1-5.
57. Ibn Ishaq, as-Seyr wa al-Maghazi,
versi Ibn Bukair, hlm.139. Di sini Abu Bakr dengan pertanyaannya tidak
berarti bahwa Nabi Muhammad pernah mengikuti cara-cara orang kafir.
Ini semata-mata berarti, 'Adakah anda mengutuk secara terbuka?'
58. Ash-Shami, Subul al-Huda,
iii: 133.
59. Qur'an 15:94-95.
60. 'Urwah, al-Maghazi,
hlm.104.
61. Ibn Hisham, Sira, jilid
1-2, hlm.322-323; Ibn Sayyid an-Nas, 'Uyun al-Athar, i:l 15.
62. 'Urwah, al-Maghazi,
hlm.l 11.
63. Qur'an, 41:1-5.
64. Ibn Hisham, Sira,
jilid.l-2, hlm. 293-94. Dalam terjemahan baik yang tersebut di
sini maupun di tempat lainnya, kami merujuk pada karya
terjemahan Guillaume.
65. Ibn Hisham, Sira,
jilid.l-2, hlm. 350-51; Ibn Ishaq, as-Seya wa al-Maghazi,
versi Ibn Bukair, hlm.,154-167.
66. Ibn Hisham, Sira,
jilid.l-2, hlm. 433.
67. Ibid. jilid 1-2, hlm.
442.
68.
Ibid. jilid.1-2, hlm.485.
69. Ibid. jilid.1-2,
hlm.486.
70. M. Hamidullah, the First
Written Constitution in the World, Lahore, 1975.
71. S.H. (Setelah Hijrah)
sebagai kalender umat Islam. Hal ini dibuat sejak kekuasaan
khalifah ke-2, 'Umar (dan bahkan kemungkinan lebih dulu), yang
dimulai sejak hijrah Nabi Muhammad ke Madinah.
72. Kendati tidak terjadi
peperangan, saya memasukkannya karena ia menandai penerimaan
secara besar-besaran dan hangat penerimaan orang kafir Arab
terhadap Islam. Ghazwa berarti mengeluarkan energi untuk
memasarkan Islam dan tahun pendelegasian merupakan contoh yang
menggembirakan tentang Kabilah Arab yang mendatangi Nabi
Muhammad, dan membantu penyebaran agama Islam dengan mau
memeluknya secara sukarela.
73. Harap dilihat bab ke-14 dan
16.
74. Anak cucu Israel.
75. Qur'an, 5:24.
76. Sebuah tempat di Yaman.
Orang lain menyebut sebagai "farthest stone". Terlepas
betul maupun salah ia berarti "sejauh anda dapat pergi".
77. Ibn Hisham, Sira,
jilid.l-2, hlm.614-5.
78. Mahdi Rizqallah, as-Sira,
hlm.337-9.
79.
'Urwah, al-Maghazi, hlm.177. Khubaib dan Zaid ditawan
pada incident yang sama dan keduanya menjadi shahid di Tan'im.
Menurut karya Ibn Ishaq (Ibn Hihsam, Sira, jilid 3-4,
h1m.172 bahwa jawaban ini berkaitan dengan Zaid.
80. Ibn Hisham, Sira,
jilid 3-4, hlm.389-412.
81. Bosworth Smith berkata, 'Jika
ia menggunakan pelindung muka (masker) secara keseluruhan, ia
dalam semua peristiwa telah membuangnya. Sekarang merupakan
timing yang tepat untuk memuaskan ambisinya dan mengenyangkan
nafsu penghabisan bukan malah melalap rasa dendam. Adakah
terdapat hal seperti itu di tempat lain? Baca sejarah masuknya
Nabi Muhammad ke kota Mekah di waktu yang sama lihat cerita
Marius Sulla saat memasuki Roma. Kami akan dalam posisi yang
tepat menghargai keluhuran budi dan sikap modernisasi Nabi
Muhammad di Jazirah Arabia.
|
|