.| HOME |.EBOOK ISLAM |.DOWNLOAD |
| |||||||||
INDEX |
NEXT > | ||||||||
Nabi Ibrahim dan Isma'il
menerima perintah ketuhanan guna membangun tempat suci pertama di muka
bumi sebagai tempat menyembah Allah,
Bakkah
sebuah
ungkapan kata lain dari
kota Mekah, dari atas batu itulah
ayah dan putranya memusatkan perhatian pada pembangunan Ka'bah
yang suci
dengan sikap ketakwaan seorang yang telah menghadapi cobaan yang
sangat berat dan mampu menghadapinya karena `inayah Allah. Setelah
menyelesaikan bangunan itu, Nabi Ibrahim lalu berdoa,
Tidak lama kemudian
doa yang disemburkan mulai membuahkan hasil dan Mekah tidak lagi
terpencil; kehidupan semakin berkembang dengan adanya tempat suci
Allah, air zamzam, dan penduduknya mulai menuai kesuburan. Kemudian
menjadi pusat lintas perdagangan ke Suriah, Yaman, Ta'if, dan Najd,18
dan penyebab utama di mana dari masa ke masa, para kaisar dari Aellius
Gallus hingga Nero ingin menyebarkan pengaruh di persinggahan penting
kota Mekah dengan mencurahkan segala upaya guna mencapai tujuan
tersebut.19
Tampaknya terdapat
pula gerakan kependudukan
lain di semenanjung Arab. Perlu
dicatat, di sana terdapat para pengungsi bangsa Yahudi, beberapa abad
kemudian, memperkenalkan agamanya pada masa pengasingan orang-orang
Babilonia. Mereka kemudian menetap di Yathrib (Madinah sekarang),
Khaebar, Taima', dan Fadak pada tahun 587 sebelum masehi dan tahun 70
Masehi.20
Suku bangsa Nomad terus mengalami perubahan. Suku bangsa Tha 'liba
dari keturunan Qahtan juga tinggal di Madinah. Di antara anak cucu
keturunan mereka adalah kabilah Aws dan Khazraj, yang kemudian ke
duanya lebih dikenal sebagai kaum al-Ansar'21
(pendukung utama Nabi Muhammad). banu Harithah, yang kemudian dikenal
sebagai banu Khuza'a, tinggal di Hejaz menggantikan penduduk
sebelumnya, banu Jurhum,22
yang kemudian menjadi pemelihara Baitullah atau Ka'bah di Mekah.
Merekalah yang harus memikul tanggung jawab karena melahirkan sistem
keberhalaan.23
Bani Lakham, kabilah lain dari Qahtan,
menetap di Hira (Kufa, sekarang Irak) di mana mereka mendirikan
sebuah negara kecil sebagai penahan antara Jazirah Arabia dan Persia
(200-602 masehi).24
Bani Ghassan menetap di Suriah sebelah bawah dan mendirikan kerajaan
Ghassan, sebuah negeri penahan antara Byzantin dan Arab, yang berakhir
hingga tahun 614 masehi.25
Bani Tay menduduki daerah pegunungan Tayy sedang ban! Kinda menetap di
pusat Arab.26
Gambaran secara umum dari semua kabilah tersebut merupakan jalur
keturunan Nabi Ibrahim melalui Nabi Isma'il.27
Bab ini tidak
dimaksudkan hendak memberi gambaran tentang kota Mekah sebelum Islam,
sekadar pendahuluan akan adanya hubungan nenek moyang anggota keluarga
Nabi Muhammad. Untuk mempersingkat, saya akan mengungkap dan melacak
kelahiran Qusayy, para kakek Nabi Muhammad.
iii. Qusayy Sebagai Penguasa Kota Mekah
|
|
Qusayy menikahi Hubba
bint Hulail, putri kepala Suku Khuza'i
di Mekah; kematiannya memberi peluang menaiki tahta kekuasaan dan
menyerahkan pemeliharaan kota Mekah pada anak cucu keturunannya.30
Kabilah Quraish terpencar ke seluruh wilayah
yang pada akhirnya semua memasuki kota Mekah dan menyatu di bawah
komando kepemimpinannya.31
Meski disebut
sebagai kota
negara,
city-state, Mekah tetap merupakan masyarakat kesukuan hingga akhir
penaklukannya pada masa Nabi Muhammad. Sistem kependudukan masyarakat
dibangun menurut kabilah dimana anak-anak dari satu suku dianggap
saudara yang memiliki pertalian hubungan darah. Seorang Arab tidak
akan dapat memahami pemikiran negara kebangsaan melainkan dalam
konteks sistem kesukuan (kabilah),
"Adalah hubungan
negara kebangsaan yang mengikat keluarga ke dalam kesukuan,sebuah
negara yang didasarkan pada hubungan darah daging seperti halnya
negara kebangsaan yang dibangun di atas garis keturunan. Adalah
hubungan kekeluargaan yang mengikat semua individu ke dalam negara dan
kesatuan. Hal ini dianggap sebagai agama kebangsaan dan hukum
perundangan-undangan yang telah mereka sepakati."32
Setiap anggota
merupakan
asset seluruh kabilah di mana
munculnya seorang penyair kenamaan misalnya, ahli perang pemberani,
orang terkenal dalam kebaikan dalam satu kabilah, akan membuat
kehormatan dan nama baik seluruh garis keturunannya. Di antara tugas
utama tiap pendukung kesukuan adalah mempertahankan bukan saja
terhadap anggotanya melainkan setiap mereka yang secara sementara
seperti tamu-tamu yang hadir di bawah bendera kabilah. Memberi
proteksi pada mereka merupakan suatu kehormatan yang dicapai. Oleh
karena itu, kota Mekah sebagai kota kenegaraan selalu siap menyambut
setiap pendatang menghadiri perayaan, melakukan ibadah haji,33
atau pun
sekadar lewat dengan rombongan berunta. Memberi pelayanan permintaan
ini memerlukan keamanan dan fasilitas yang memadai, dan, oleh karena
itu institusi kemudian dibangun di kota Mekah (di mana beberapa di
antaranya oleh Qusayy sendiri):34
seperti Nadwa (lembaga perkotaan), Mashura (dewan nasihat),
Qiyada (kepemimpinan), Sadana (adminstrasi kota suci),
Hijaba (pemeliharaan Ka'bah), Siqaya (pengadaan air minum
buat para jemaah haji), Imaratul-bait (pemeliharaan kesucian
Ka'bah), Ifa`da (mereka yang berhak memberi izin pada orang
pertama yang melangkah dalam acara perayaan), Ijaza, Nasi (institutsi
penyesuaian kelender), Qubba (membuat tenda mengumpulkan
sumbangan bagi mengatasi keadaan darurat, A'inna (pemegang
kendali kuda), Rafada (pajak untuk membantu para jemaah haji
yang miskin), Amwal muhajjara (sedekah untuk kesucian),
Aysar, Ashnaq (pembuat perkiraan pertanggungan jawab keuangan)
Hukuma (pemerintahan), Sifarah (kedutaan), `Uqab (penentuan
standar), Liwa (panji) dan Hulwan-unnafr (mobilisasi
kesejahteraan).
Tugas berat ini
menjadi tanggung jawab anak cucu keturunan Qusayy. Keturunan 'Abdul-Dar misalnya mengambil alih tugas pemeliharaan Ka'bah,
balai kelembagaan, dan hak-hak mengangkat panji pada semua staf pada
saat peperangan.35
'Abd-Manaf mengatur hubungan luar negeri dengan penguasa Romawi, dan
pangeran Ghassan. Hashim (putra lelaki 'Abd-Manaf) mengadakan
perjanjian dan dikatakan telah menerima perintah dari kaisar memberi
kekuasaan pada orang Quraish untuk melakukan perjalanan melalui Suriah
dalam keadaan aman."36
Hashim dan kelompoknya tetap mempertahankan tugasnya sebagai kepala
pengaturan makanan dan minuman untuk para jamaah haji. Kekayaannya
telah memberi peluang melayani para jamaah haji dengan kebesaran
seorang pangeran.37
Sewaktu melakukan misi
perdagangan ke Madinah, Hashim terpikat oleh seorang wanita bangsawan
suku Khazarite, Salma bint 'Amr.
la menikah dan kembali
bersamanya ke Mekah, namun saat dalam keadaan hamil ia memilih kembali
ke Madinah dan melahirkan seorang putra, bernama Shaiba di sana.
Hashim meninggal di Gaza pada saat melakukan misi perdagangan,38
dan
memberi kepercayaan pada saudaranya, Muttalib, guna memelihara
putranya39
yang saat itu, masih bersama sang ibu. Saat melakukan perjalanan ke
Madinah, Muttalib berselisih paham dengan janda Hashim tentang
penjagaan pemuda Shaiba, yang pada akhirnya ia berada pada pihak yang
menang. Dengan kembali bersama paman dan keponakannya ke Mekah, orang
salah pengertian dan mengira anak lelaki itu sebagai hamba Muttalib.
Oleh sebab itu, nama julukan Shaiba menjadi 'Abdul-Muttalib.40
Setelah meninggal pamannya, 'Abdul-Muttalib, mewarisi tugas Siqaya (pengadaan air minum buat para jamaah haji) dan Rafada (pengumpul bantuan keuangan untuk para jamaah haji miskin).41 Setelah menemukan kembali sumur zamzam yang mata airnya terbenam dan sudah terlupakan di bawah himpunan pasir beberapa tahun lamanya, ia memperoleh kehormatan dan ketinggian menjadi gubernur kota Mekah. Beberapa tahun sebelumnya ia pernah nazar bahwa jika ia diberi sepuluh orang putra, ia akan mengorbankan satu di antara mereka demi sebuah patung berhala. Sekarang, setelah diberi
keberkahan dengan
sejumlah putra seperti dikehendaki, 'Abdul-Mutallib berupaya memenuhi
janjinya dengan meminta pendapat Azlam42
agar memilih siapa di antara mereka yang hendak dikorbankan. Nama anak
termuda (yang paling digemari), 'Abdullah, ternyata itu yang muncul.
Pengorbanan kemanusiaan dianggap suatu yang tidak disenangi di
kalangan orang Quraish, maka ia mengontak juru sihir yang, menurut
ramalan, 'Abdullah akan ditukar dengan seekor unta. Azlam kembali
dihubungi, dan nilai nyawa anak muda itu ditaksir dengan harga
seratus unta.
Karena luapan
kegembiraan melihat peristiwa tersebut 'Abdul-Muttalib membawa
putranya, 'Abdullah, ke Madinah untuk mengunjungi beberapa kerabatnya.
Di sanalah `Abdullah mengawini Amina, sepupu perempuan Wuhaib
yang merupakan
tuan rumah dan memiliki asal usul keturunan kabilah (saudara
laki-laki Qusayy mendirikan kabilah bani Zuhra dari suku Wuhaib).
'Abdullah menikmati kedamaian dalam keluarga beberapa lama sebelum
memulai misi perdagangan ke Syria. Malangnya sepanjang perjalanan
jatuh sakit.
la
kembali ke Madinah dan meninggal dunia di saat Amina mulai kehamilan
Muhammad.
Menjelang masa
kenabian Muhammad, Jazirah
Arab tidak merasa akrab melihat semua
bentuk reformasi keagamaan. Sejak berabad-abad penyembahan patung
berhala tetap tak terusik, baik pada masa kehadiran permukiman kaum
Yahudi maupun upaya-upaya Kristenisasi yang muncul dari Syria dan
Mesir. William Muir, dalam bukunya,
The Life of Mahomet,
beralasan bahwa kehadiran kaum Yahudi
atau keberadaan mereka membantu menetralisasi tersebarnya ajaran Injil
melalui dua tahap. Pertama, dengan memperkuat diri sendiri di sebelah
utara perbatasan Arab, dan untuk itu, mereka membuat penghalang,
barrier,
antara ekspansi Kristen ke utara dan
penghuni kaum berhala di sebelah selatan. Kedua, para penyembah
berhala bangsa Arab telah melakukan kompromi dengan agama Yahudi dalam
memasukkan cerita legendaris guna menghabisi permintaan aneh-aneh
agama Kristen.43
Saya tak dapat menerima teori pendapat ini sama sekali. Menurut
pengakuan bangsa Arab, sebenarnya, sisa-sisa keagamaan monoteistik
Nabi Ibrahim dan Isma'il yang telah diubah oleh
khurafat
dan kebodohan. Cerita
yang biasanya
dimiliki oleh kaum Yahudi dan orang Arab umumnya merupakan hasil
keturunan nenek moyang bersama.
Ajaran Kristen abad ke-7 itu sendiri tenggelam dalatn perubahan dan mitos palsu dan terperangkap dalam stagnasi secara total. Dulunya Bangsa Arab yang mengikuti agama Kristen bukan disebabkan oleh sikap persuasif melainkan akibat kekejaman kekuasaan politik.44 Tak ada kekuatan yang dapat melumpuhkan para penyembah berhala bangsa Arab di mana kemusyrikan mencengkeram begitu kuatnya. Lima abad lamanya upaya Kristenisasi membuahkan hasil nihil. Perpindahan terhadap agama Kristen hanya terbatas pada ban! Harith dari Najran, bani Hanifa dari Yamama, dan beberapa bani Tayy di Tayma'.45 Dalam masa lima abad, sejarah tidak mencatat adanya satu insiden apa pun yang menyangkut sikap penyiksaan para misionaris Kristen. Di sini sarigat berbeda dari nasib yang dialami oleh pengikut Muhammad sejak awal pertama di Mekah di mana kristenisasi dipandang sebagai suatu hal yang menyusahkan dan mendapat sikap toleran, sebaliknya Islam dianggap sebagai suatu yang membahayakan terhadap institusi keberhalaan bangsa Arab.
1. Jawad 'Ali, al-Mufassal
fI Tarikh al-Arab Qabl al-Islam, i.:569.
3. Ibid. i:231-232.
5. Ibid. i:235.
7. Ibid. i:232-233. 9. M. Mohar 'A17, Siratan-Nabi,jilid.lA, hlm.30-31, dikutip dari buku P.K. Hitti, History of the Arabs, hlm.8-9.
10. Jawad 'All, al-Mufassal,
i:223. 12. Ibid. i:630. Kitab Perjanjian Lama menjelaskan bahwa Bangsa Arab dan Yahudi sama-sama keturunan Shem, putra Nuh. 13. Versi James , Genesis 21:10. 14. Al_Bukhari, Sahih, al-Anbiya'. hadith no.3364-65 (dengan komentar Ibn Hajr).
15. Qur'an 37:102-107. 17. Qur'an, 14:37. 18. M. Hamidullah, "The City State of Mecca", Islamic Culture, jilid.l2 (1938), hIm.258. 19. Ibid. Mengambil pendapat Lammens dalam karyanya, La Meqque a La Vielle de L'Hegire (hlm. 234, 239) serta lainnya. 20. Jawad 'Ali, al-Mufassal fi Tarikh al-'Arab Qabl al-Islam, i:658, Ibid., i: 614-18 memuat
informasi yang amat penting tentang pemukiman
Bangsa Yahudi di Yathrib dan Khaibar.
22. Ibid., jilid.1A,
hlm.32.
24. M. Mochtar 'Ali, Sirat an-Nabi,
jilid.lA, hlm.32.
26. Ibid., jilid.1A,
hlm.32. 28. Ibn Qutaiba, al-Ma'arif, hlm.640-41. Imperium Byzantin memiliki prospek baru dalam memperpanjang pengaruhnya terhadap kota Mekah beberapa generasi kemudian saat seorang penduduknya, Uthman ibn al-Huwairith dari kabilah Asad, memeluk agama Kristen. Rajanya meletakkan tahta kebesarannya di kepala dan mengirimkannya (dia) memasuki Mekah dengan ditemani oleh Usase, minta penduduk Mekah menerimanya sebagai raja. Akan tetapi kabilah mereka sendiri menolaknya. (The City State of Mecca, hlm.256-7, dikutip oleh as-Suhaili (Raudul unf, i:146) dan lainnya. 29. Ibn Hisham, Sira, jilid.l-2, hlm. 1-2, hlm. 105-108. Untuk tanggal seperti tampak dalam tabel, harap dilihat pada karya Nabia Abbott, The Rise of the North Arabic Script and Its Kuranic Development, with a full Description of the Kuran Manuscripts in the Oriental Institute, The University of Chicago Press, Chicago, 1938, hlm. 10-11. Abbott menyebut ketidak setujuannya di antara kaum orientalis tentang tahun. 30. lbn Hisham, Sira, ed. By M. Saqqa, 1. al-Ibyari dan 'A. Shalabi, 2nd edition, Mustata al-Babi al-Halabi, publishers, Cairo, 1375 (1955), jilid.1-2, hlm. 117-8. Buku ini dicetak dalam dua bagian, bagian pertama terdiri atas dua jilid, dan bagian kedua terdiri dari jilid 3-4. Halaman dari kedua bagian tersebut tertulis kata terus-menerus. 31. Ibn Qutaiba, al-Ma'arif, hlm.640-41. 32. Ibn Hisham, Sira, jilid.3-4, hlm.315.
33. Saat itu Ka`bah dikelilingi
ratusan patung berhala. 35. William Muir, The Life of Mahomet, 3rd edition, Smith, Elder, & Co., London, 1894, hlm.
xcvii
38. Ibn Hisham, Sira,
jilid.1-2, hlm. 137. 40. Ibid. hlm. 1-2, hlm. 137. 41. Ibid. hlm. 1-2, p.142. 42. Sistem pengambilan calon (kandidat) dilakukan secara random dengan menggunakan anak panah ketuhanan yang disimpan di bawah proteksi tuhan tertentu. 43. William Muir, The Life of Mohomet, hlm. Ixxii-Ixxxiii. 44. Ibid., hlm. lxxxiv. Pendapat ini terasa benar karena sejak beberapa masa ketika Kristen mulai melangkah disebabkan kekejman penjajahan (by dint of Colonialist coercion. 45. Ibid., hlm. xxxiv-lxxxv
|
NEXT >
.|
HOME |.EBOOK ISLAM |.DOWNLOAD |