BAB 3 :
WAHYU DAN NABI MUHAMMAD
The
History of The Qur'anic Text hal 54 - 58
4.
Peranan Nabi Muhammad terhadap Al-Qur'an
Al-Qur'an secara
konsisten menggunakan kosa kata tala, yutla, atlu, tatlu, yatlu etc.
Kita dapat baca ayat-ayat tersebut dalam
2: 129, 2: 51, 3: 164,
22: 45, dan 62: 2 serta banyak lagi lainnya. Kesemuanya memberi
isyarat akan peranan Nabi Muhammad
dalam mengenalkan wahyu ketuhanan ke seluruh masyarakat. Namun
demikian bacaan saja dirasa belum cukup jika tak disertai perintah.
Tanggung jawab Nabi Muhammad
terhadap kalamullah dapat dilihat dalam ayat-ayat berikut, di
mana pertama dapat dilihat dalam doa Nabi Ibrahim,
"Ya Tuhan kami,
utuslah untuk mereka seorang Rasul dari kalangan, yang akan membacakan
kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka AI-Kitab
(AI-Qur'an) dan hikmah serta menyucikan mereka."34
“Sungguh
Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman
ketika Allah mengutus di antara mereka seorang rasul diri
golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat
Allah...."35
|
"Sebagaimana
Kami telah mengutus
kepadamu Rasul di antara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami
kepada kamu dan menyucikan kamu dan mengajarkan agama kamu al-kitab
dan al-hikmah.... "36
|
"Janganlah kamu gerakkan
lidahmu untuk (membaca) Al-Qur'an karena hendak cepat-cepat (menguasainya).
Sesungguhnya atas tanggungan Kami mengumpulkannya (di dadamu)
dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila
Kami telah selesai
membacakannya maka ikutilah bacaannya itu. Kemudian,
sesungguhnya atas tanggungan Kamilah penjeiasannya."37
|
Ayat-ayat tersebut
menunjukkan kepedulian Nabi Muhammad dalam merekam hafalan AI-Qur'an.
Beliau tampak tergesa-gesa dalam melalap hafalan sebelum senyap,
lidahnya sibuk mengikuti kalimat berikutnya. Ia diberi peringatan
untuk tidak perlu tergesa-gesa karena semua ayat akan merasuk ke
dalam hati,
Allah
berjanji akan memelihara Al-Qur'an sepanjang
masa..
5. Silih Berganti Membaca
Al-Qur'an Bersama Malaikat Jibril
Dalam memelihara ingatan Nabi Muhammad secara konstan, Malaikat Jibril
berkunjung kepadanya setiap tahun. Hal ini dapat dilihat dalam
hadith-hadith berikut:
-
Fatima berkata, "Nabi
Muhammad memberitahukan kepadaku secara rahasia, Malaikat Jibril
hadir membacakan Al-Qur'an padaku dan saya membacakannya sekali
setahun. Hanya tahun ini
la membacakan seluruh isi kandungan Al-Qur'an selama dua
kali. Saya tidak berpikir lain kecuali, rasanya, masa kematian
sudah semakin dekat."38
-
Ibn
'Abbas
melaporkan bahwa Nabi Muhammad berjumpa dengan Malaikat Jibril
setiap malam selama bulan
Ramadan hingga akhir
bulan, masing-masing membaca Al-Qur'an silih berganti.39
-
Abu Huraira berkata
bahwa Nabi Muhammad dan Malaikat Jibril membaca Al-Qur'an
bergantian tiap tahun, hanya pada tahun kematiannya mereka membaca
bergantian dua
kali.40
-
Ibn Mas'ud
melaporkan serupa dengan di atas, dengan tambahan, "Manakala Nabi
Muhammad dan Malikat Jibril selesai membacanya, lalu memberi
giliran saya membaca untuk Nabi Muhammad dan beliau memberi
penghargaan akan keindahan bacaan saya."41
-
Nabi Muhammad, Zaid
bin
Thabit, dan Ubayy bin Ka'b membaca secara bergiliran setelah sesi
terakhir dengan Malaikat Jibril.42 Nabi Muhammad juga membaca di
depan Ubbay dua kali dalam tahun kematiannya.43
Tiap
hadith di atas memberi
penjelasan bacaan Malaikat Jibril dan Nabi Muhammad dengan menggunakan
istilah Mu'arada.44
Tugas Nabi Muhammad
terhadap wahyu teramat
padat: beliau sangat
instrumental dalam penerimaan ketuhanan
(divine reception)
sebagai pengawas ketepatan kompilasi, memberi keterangan yang
diperlukan, pemacu masyarakat luas dalam pengenalan dan penyebarluasan,
dan sebagai mahaguru para sahabat. Tentunya Allah tidak perlu turun ke
bumi menjelaskan ayat ini dan hal itu dengan keterangan, '
adalah tugas Kami untuk
menjelaskan "bukannya, "ini tugasmu
Muhammad untuk memberi penjelasan," berarti Allah memberi
letigimasi sepenuhnya akan kefasihan Nabi Muhammad pada seluruh
ayat-ayatnya, bukan melalui perkiraan, melainkan sebagai inspirasi
Allah sendiri. Adalah sama benarnya dalam masalah kompilasi AI-Qur an.
Demikian pula setelah
menghafalnya, tugas membaca, kompilasi, pengajaran, dan penerangan
menyatu dalam tugas utama sepanjang kenabian, tugas
yang beliau laksanakan penuh kesetiaan mendapat
persetujuan Allah swt. dalam upaya yang ia lakukan. Perhatian utama
dalam bab-bab mendatang mencakup tiga masalah penting yang pertama,
antara lain, penjelasan tentang wahyu, literatur sunnah Nabi Muhammad
di mana keseluruhannya merupakan
penjelasan Al-Qur'an, serta penyatuan beliau terhadap seluruh ajaran
ke dalam praktik kehidupan sehari-hari.
6. Beberapa Catatan tentang
Klaim-Klaim Orientalis
Beberapa penulis dari
kalangan orientalis membuat teori
miring tentang
Al-Qur'an. Noldeke misalnya, menganggap bahwa Nabi Muhammad pernah
lupa tentang wahyu sebelumnya, sedang Rev. Mingana menegaskan bahwa
Nabi Muhammad maupun masyarakat Muslim tidak pernah menganggap
Al-Qur'an secara berlebihan, kecuali setelah meluasnya negara Islam.
Mereka, sekurang-kurangnya mempunyai pikiran bahwa kemungkinan ada
gunanya memelihara ayat-ayat Al-Qur'an bagi generasi mendatang.
Melakukan pendekatan terhadap permasalahan yang ada dari sudut
pandang akal semata adalah tidak cukup untuk menolak anggapan itu.
Sebenarnya pendekatan
logika seperti ini terlepas apakah seseorang percaya bahwa Muhammad
seorang Nabi atau tidak, dengan segala caranya beliau tetap akan
berbuat semampu mungkin mempertahankan apa
yang dianggap sebagai
kalamullah. Jika
beliau seorang rasul sungguhan, permasalahan akan semakin jelas:
pemeliharaan kitab Al-Qur'an merupakan tugas suci, seperti telah kita
sebut sebelumnya, Kitab suci Al-Qur'an merupakan mukjizat terbesar dan
pertama yang diturunkan dengan bukti bahwa tak ada orang lain yang
menulisnya. Maka, menolak mukjizat ini dengan melihat adanya bukti
nyata bahwa beliau sebagai Nabi Allah adalah sikap seorang jahil.
Tetapi apa
yang mungkin
terjadi jika misalnya, sekadar alasan dalam perdebatan, Muhammad
pura-pura mengaku nabi atau katakanlah Al-Qur'an sebagai rekayasa
beliau, adakah beliau mampu menghasilkan sesuatu yang berlainan dari
yang ada sekarang? Tentu saja tidak: beliau akan tetap mempertahankan
keyakinan. Karena melakukan hal yang sebaliknya berarti pengakuan
terhadap penipuannya. Tak akan ada pemimpin setinggi apa pun yang akan
mampu membayar kesalahan yang teramat fatal.
Apakah seseorang
menelantarkan Muhammad dalam kelompok nabi ataupun berpura-pura,
perilaku perbuatannya terhadap
Al-Qur'an tampaknya
telah mengundang sikap cemburu pihak lain. Teori apa pun yang
menganggap akan adanya sedikit perbedaan sama sekali tak dapat
diterima akal. Jika seorang ahli teori mengajukan rasa ketidakpuasan
penjelasan mengapa Nabi Muhammad bertindak sangat mengenaskan dan
mengorbankan kepentingannya demi perintah Allah, maka teori itu tidak
lebih dari cerita yang tidak berdasarkan pada fakta.
7. Kesimpulan
Hafalan, pengajaran,
rekaman, kompilasi, dan penjelasan: kesemuanya, seperti telah kita
demonstrasikan, merupakan tujuan utama dari misi Nabi Muhammad dan
daya tarik Al-Qur'an
an yang orang-orang kafir pun selalu mencuri-dengar
dengan penuh perhatian. Dalam bab-bab berikut kami akan menjelaskan
lebih mendalam lagi sikap kehati-hatian Nabi Muhammad dan masyarakat
Muslim tempo doeloe
memberi keyakinan bahwa Al-Qur'an muncul dan beredar dalam
bentuknya yang asli tanpa perubahan. Sebelum halaman ini kita akhiri,
mari kita alihkan mata kita ke zaman sekarang guna mengadakan taksiran
mengapa Al-Qur'an berhasil diajarkan di masa kita. Umat Islam sedunia
berjalan melalui satu periode yang amat suram dalam sejarah, suatu
masa di mana harapan dan keimanan tampak begitu sulit tak menentu dari
hari ke hari. Banyak umat Islam dengan jumlah yang tak
terhitung-ratusan ribu dalam kelompok usia, jenis kelamin, dan benua
yang komitmen menghafal Al-Qur'an seluruhnya. Bandingkan kitab Injil
yang diterjemahkan seluruhnya maupun sebagian ke dalam ribuan bahasa
dicetak
dan dibagi-bagi dalam jumlah
yang amat bear dengan
dana yang dapat menempatkan negara-negara dunia ketiga merasa malu
meliriknya. Dengan upaya ini, kitab Injil boleh dianggap laris di mana
banyak orang berminat membeli, akan tetapi hanya segolongan kecil yang
berminat membaca.45
Sikap masa bodoh berjalan lebih jauh dari yang mungkin seseorang dapat
bayangkan. Pada tanggal 26 Januari tahun 1997, harian The Sunday
Times menurunkan hasil penelitian yang dilakukan oleh seorang
koresponden, Rajeev Syal dan Cherry Norton tentang Sepuluh Perintah
Tuhan. Secara random jejak pendapat dari dua ratus ribu anggota pastor
Kristen Anglican mengungkap bahwa dua pertiga dari pendeta wakil Paus
Inggris tidak dapat mengungkapkan isi kandungan sepuluh perintah tuhan.
Hal ini bukan saja terjadi pada orang Kristen biasa, melainkan para
pendetanya. Moralitas dasar orang Yahudi dan Kristen tidak lain
sekadar gugusan kata-kata dalam kertas sedang Qur'an di pihak lain,
dihafal seluruhnya oleh ratusan ribu, diterjemahkan ke dalam lebih
kurang 9000 baris.46
Gambaran lebih terang tentang pengaruh yang mendalam dari Al-Qur' an
dan keberhasilan misi pendidikan Nabi Muhammad tidak dapat diterka
oleh siapapun.
34. Qur'an, 2:129.
35. Qur'an, 3: 164.
36. Qur'an, 2: 151.
37. Qur'an, 75: 16-19.
38. Al-Bukhari, Sahih, Fada'il Al-Qur'an,
: 7.
39. Al-Bukhari, Sahih, Saum: 7.
40. Al_Bukhart , Sahih, Fada'il Al-Qur'an
: 7.
41. At_Tabari, at-Tafsir, i: 28. Sanadnya
dianggap lemah.
42. A. Jeffery (ed.), Muqaddimatan, hlm. 227.
43. Ibid, hlm.74; juga Tahir al-Jaza'iri,
at-Tibyan, hlm. 126.
44. Mu'rada (khat) dari sumber
kata-kata Mufa'ala (khat) yang berarti dua orang terlibat dalam
aksi yang sama. Misalnya, muqatala (khat) berarti berkelahi satu
sama lain. Oleh karena itu, Ma'arada menunjukkan bahwa Jibril
membaca satu kali dan Nabi Muhammad mendengarnya. Demikian pula
sebaliknya. Praktik umum seperti ini terns berjalan hingga saat
ini. Hanya beberapa di antara para sahabat nabi sebenarnya ada
yang ikut serta bersama antar Jibril dan Nabi Muhammad seperti `Uthman
(Ibn Kathir, Fadail, vii :440), Zaid bin Thabit, dan `Abdullah
bin Mas'ud).
45. Hal ini dapat dilihat pada
kutipan Manfred Barthel pada hlm. 329 catatan no. 65.
46. Dalam abad ketiga pertama
atau keempat masehi, ordinasi seorang diakonia atau kepastoran
menghendaki bahwa calon itu diharuskan menghafal
beberapa bagian dari kitab suci mereka, meskipun persyaratan itu
berbeda antara satu uskup dengan uskup lainnya. Beberapa tetap
ngotot untuk menghafal Kitab Injil Yohannes. Sedang yang lainnya
menawarkan satu tawaran antara dua puluh dari Kitab Zabur
(Psalm) atau surat-surat Paulus. Ada yang menghendaki lebih agar
menghafal kedua-duanya (Zabur dan dua surat Paulus) lht. Bruce
Metzger, The Text of the New Testament, hlm. 87, catatan
kaki no.1). Persyaratan tersebut berlaku bagi para pemimpin
gereja agar menghafal beberapa bagian dari Injil dan surat-surat
Paulus. Bandingkan dengan menghafal seluruh isi teks oleh
anak-anak Muslim?
|
|