(Mahasiswa S2 Pasca Sarjana Universitas Islam Madinah)
Istilah
"sufi" atau
"tasawuf" tentu sangat dikenal di kalangan kita,
terlebih lagi di kalangan masyarakat awam, istilah ini
sangat diagungkan dan selalu diidentikkan dengan kewalian,
kezuhudan dan kesucian jiwa. Bahkan mayoritas orang awam
beranggapan bahwa seseorang tidak akan bisa mencapai hakikat
takwa tanpa melalui jalan tasawuf. Opini ini diperkuat
dengan melihat penampilan lahir yang selalu ditampakkan oleh
orang-orang yang mengaku sebagai ahli tasawuf, berupa
pakaian lusuh dan usang, biji-bijian tasbih yang selalu di
tangan dan bibir yang selalu bergerak melafazkan zikir, yang
semua ini semakin menambah keyakinan orang-orang awam
bahwasanya merekalah orang-orang yang benar-benar telah
mencapai derajat wali (kekasih) Allah shallallahu 'alaihi
wa sallam.
Sebelum kami
membahas tentang hakikat tasawuf yang sebenarnya, kami ingin
mengingatkan kembali bahwa penilaian benar atau tidaknya suatu
pemahaman bukan cuma dilihat dari pengakuan lisan atau
penampilan lahir semata, akan tetapi yang menjadi barometer
adalah sesuai tidaknya pemahaman tersebut dengan Al Quran dan
As Sunnah menurut apa yang dipahami salafush shalih.
Download file CHM > (207 Kb)