<
Ebook Kristologi >
DOWNLOAD
GRATIS EBOOK KRISTOLOGI
The Passion of Jesus as
Ebook Kristologi bahasa Indonesia
Berkenaan topik penyaliban Isa a.s., memang berkembang beberapa
pemahaman.
-
Kristiani beranggapan bahwa Yesus wajib wafat ditiang salib
(karena inilah inti dari ajaran penebusan dosa).
-
Yahudi juga berkeinginan untuk membunuh Yesus (Isa a.s.) karena
dia adalah hamba yang terkutuk.
-
Muslim (sebagian besar) beranggapan bahwa Isa a.s. dihindarkan
dari hukuman salib dan orang lainlah yang dikorbankan, dan
kemudian Isa a.s. naik kelangit dengan jasmaniyahnya (untuk hal
ini sepemahaman dengan keyakinan umat kristiani).
Semoga saya diberi karunia oleh Allah SWT untuk bisa membuat
rangkaian tulisan yang panjang ini dengan berdasarkan
dalil-dalil yang dapat dipertanggung jawabkan, amin.
Kali kesempatan pertama ini, sebagai rasa hormat saya kepada
Institusi Al Azhar, maka ijinkan saya untuk mengutip
tulisan/pendapat Syeikh Mahmoud Shaltout (Rektor Universitas Al
Azhar Cairo, Mesir). Pendapat beliau ini adalah berkenaan apakah
Isa a.s. sudah wafat atau masih hidup (naik ke langit). Karena
panjangnya tulisan beliau maka saya hanya akan mengutip beberapa
pokok tulisan beliau.
Beliau mengutip ayat 117 dari surah Al Maidah, dan dalam ayat
ini ada kata "tawaffaytani" yang maknanya adalah mewafatkan. Dan
beliau dalam mengartikan kata tawaffaytani ini juga merujuk
kepada ayat 32:11, 4:97, 8:50. Kemudian Syeikh Syaltot menulis :
"Oleh sebab itu adalah masuk akal, bahwa perkataan tawaffaytani
yang disebut di atas sehubungan dengan Nabi Isa a.s. (Yesus)
dalam surah Al Maidah (117) akan bermakna kematian alami secara
wajar yang orang-orang memahami dan yang orang-orang berbahasa
Arab mengerti dariteks dan konteks hubungan kedua-duanya. Maka
jika kita ambil ayat ini menurut makna yang asli dan sesuai
haruslah disimpulkan bahwa Nabi Isa (Yesus) wafat dan tak ada
dalil yg menguatkan anggapan bahwa beliau masih hidup dan
kematian tidak terjadi pada beliau. Juga tidak beralasan untuk
mengatakan bahwa perkataan mati, wafat, dalam ayat itu bermakna
bahwa beliau akan wafat sesudah turun dari langit menurut
pendapat yang tersebar bahwa beliau hidup di langit dan akan
turun menjelang akhir dunia. Ini disebabkan ayat itu berbicara
dalam istilah yang jelas mengenai hubungan beliau dengan kaum
beliau sendiri, bukan kepada kaum lain yang akan ada menjelang
hari kiamat dan bukan dengan mereka yang difahami sebagai umat
Muhammad saw serta bukan kaum Nabi Isa (di masa datang)." (Al
Majallah, Kairo Mesir)
Demikian pula dalam Tafsir Al Azhar Prof Hamka menulis : "Adapun
Ulama Indonesia yang menganut faham seperti demikian dan
menyatakan pula faham itu dengan karangan ialah guru dan ayah
hamba Dr. Syaikh Abdulkarim Amrullah di dalam bukunya al Qaulush
Shahih, pada tahun 1924. Beliau menyatakan faham beliau bahwa
Nabi Isa meninggal dunia menurut ajalnya dan diangkat derajat
beliau di sisi Allah, jadi bukan tubuhnya yang dibawa ke
langit".
"Sayid Rasyid Ridha, sesudah menguraikan pendapat-pendapat ahli
tafsir tentang ayat yang ditanyakan ini, mengambil kesimpulan;
"Jumlah kata tidaklah ada nash yang shahih (tegas) di dalam Al
Qur'an bahwa Nabi Isa telah diangkat dengan tubuh dan nyawa ke
langit dan hidup di sana..."
Download
file CHM > (97 Kb)
|